Kamis, 09 Juni 2016

Maiyyatullah.

Kesendirianku 
membawa kepada suatu keasyikan tersembunyi diantara bilik keramaian.
Wujud essensi dalam diri selalu melengkapi diri 
dg melihat keindahan" di kesendiriannya.

Bercengkrama, memadu kasih penuh cinta dan harmoni kemesraan
Seperti halnya Sang Muhammad yang menjadi essensi jamal kamalnya sang tuhan, 

selalu menyatu"AHAD" dan dipersatukan "MAWAHID".

Tatkala Muhammad ibnu Abdillah 
menjadi wadah ruhaniyyah dari nur kerasulan merasa kesepian 
dan ditinggalkan oleh pujaan hati dan penyangga kehidupannya, 
maka ruhaniyyahnya pun bergerak dan menghibur dan merayu bilik hatinya 
"hai muhammad,
 janganlah kau merasa sepi, 
 sungguh aku adalah dzat yang terpuji dan termulia 
yang akan selalu berada dalam dirimu tuk menjadi pelipur kesendirianmu. 
Dan essensial itu tak pernah meninggalkan sedetikpun 
sehingga melahirkan best attitude dg ketenangan jiwa 
yang selalu dalam kebersatuan-Ku denganMu.

Ya nabiyyullah Ya rasulullah,……
Kuhaturkan tahiyyatan, salamatan warahmatan. 

Pribadimu telah mengajarkanku 
bagaimana cara bersikap menghadapi kesendirianku.

Mencairkanku sebagai embun yang tersinari hangat surya 
dan melebur menjadi nafas kehidupan ke alam semesta. 
Sehingga aku berkekalan dalam kecintaanku 
dan fana dalam berMaiyyatullah.

Barakallah, fi umriika wa Amriika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar