Senin, 20 Juni 2016

TAREKAT NAQSYABANDIYYAH

  • Jalaluddin Rumi mengungkapkan hal serupa 
  • ketika mengatakan ,
  • "Di sini,
  •  akal tetap diam atau malah tersesat
  •  Sebab,
  •  hati bersama- Nya (Allah) atau 
  •  Dia sendiri adalah hati !" 
  • Sekalipun diabstaraksikan , hati hakiki 
  • memiliki hubungan yang sama dengan hati kasat-mata
  • persis seperti seekor burung liar dengan sarangnya,
  • dan burung liar hanya bisa ditangkap di sarangnya.
  • Pada mulanya, 
  • sifat dan manusia cinta kepada al-hal yang menyenangkan.
  • Karena alasan inilah , merenung dalam hati 
  • (yakni, sepotong daging berbentuk runcing)
  • dan konsepsi nama diri Allah,
  • yang terbentuk atas berbagai kata yang berbeda,
  • diperlukan pada awalnya.
  • Hanya sesudah itu, merasakan Kehadiran Allah 
  • beranjak  dari hati kasat mata menuju hati hakiki,
  • dari nama  menuju Realitas 
  • yang dilambangkan oleh yang dinamai,
  • sebagaimana dikatakan Jalaluddin Rumi,
  • "Tahukah engkau nama tanpa sesuatu yang menjawabnya ?
  •  Pernahkah engkau memetik mawar dari M.A.W.A.R ?
  •  Nama mu adalah nama-Nya,
  •  carilah realitas yang dinamai oleh nama itu !
  •  Carilah rembulan di  langit , jangan di air !
  •  Jika engkau ingin mendaki 
  •   lebih dari sekedar nama-nama dan huruf-huruf semata.
  •   Bebaskan dirimu dari nafsu sekaligus.
  •   Suci dan murni  dari segenap sifat nafsu.
  •   Agar engkau bisa melihat wujud - cemerlangnya sendiri.
  •   Ya, lihat dalam hatimu sendiri pengetahuan Nabi,
  •   Tanpa buku, tanpa guru, tanpa pembimbing."
  • Jelaslah bahwa Zat Allah ,
  • sesungguhnya , adalah makna dari hati "hakiki", sehingga 
  • hati "hakiki" ini sejatinya seperti makna dari  hati kasat-mata.,
  • dan hati  hakiki -- dalam dirinya sendiri --mengandung 
  • kekuatan dan potensialiatas dalam segenap lathifah
  • dan bagi suluk (perjalanan spiritual-nya) .
  • Kendatipun sang hamba 
  • tidak memiliki pengetahuan terinci,
  • titik tolaknya adalah hati itu sendiri, 
  • dan tujuannya tercapai di sana juga.
  • Inilah makna ucapan terkenal Junaid al-Baghdadi .
  • Ketika menjawab seseorang bertanya  ,
  • ia mengatakan
  • "Akhir ialah kembali kepada permulaan."
  • Yang demikian berarti bahwa
  • perjalanan spiritual atau suluk dimulai dengan hati kasat - mata,
  • dengan melakukan dzikr nama Zat , 
  • dan suluk berakhir juga dengan esensi hati, yakni hati hakiki.
  • Inilah kontemplasi atas nama Zat,yakni
  • Hakikat yang dinamai dengannya, Allah.
  •  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar