Minggu, 19 Juni 2016

KEMURNIAN HATI

Sultan ul Awliya Mawlana Syaikh Muhammad Nazim al Haqqani (RA)
Kemurnian Hati: Untuk Memaafkan dan melupakan dan 
menjadi Kebal terhadap kesombongan 1987/01/01

Satu saat Nabi Muhammad alaihis shalatu wasalam, sedang duduk bersama sahabatnya, nampak dari jauh seorang pria yang mendekati, dan beliau berkata: " wahai sahabat ku, jika kalian ingin melihat salah satu penghuni surga, lihat lah ia yang sekarang mendekat ". Saat Pria itu tiba ia pun mengambil tempat di antara jemaah.
Keesokan harinya, pada hari berikutnya setelah itu, Nabi menyampaikan pada sahabatnya kabar baik dari kebahagiaan abadi orang itu (tanpa berkata apa-apa, namun, untuk orang itu sendiri).

Jadi sering saya mendengar orang mengklaim memiliki hati yang murni. Terutama orang-orang yang menolak agama dan praktik tassawuf lalu membuat klaim seperti itu. Kita tidak meng klaim seperti itu, tapi kita percaya bahwa jalan kita adalah jalan pemurnian, dan kita berupaya mengatur diri kita selalu ke arah yang benar. Siapa pun yang berpikir dirinya sebagai orang yang berhati murni harus memperhatikan peringatan ini dan menguji kembali klaimnya dalam cahaya itu.
Kisah di atas adalah kisah seorang yang sangat pemaaf, yang sebelum tidur senantiasa memaafkan orang yang telah berbuat salah padanya, ia tidak akan mengajukan gugatan pada orang tersebut ataupun kepada Allah.
Sekarang saya ingin bertanya kepada mereka yang meng klaim memiliki hati yang bersih
Andai saja ada seseorang mencemarkan nama baiknya, menampar pipinya, apakah dia akan dengan tulus memaafkan seperti kisah sahabat di atas ? Ataukan ia menghubungi polisi , menyeretnya ke pengadilan hingga sidang berkali kali ? Apakah masih menyimpan dendam dengan waktu yang lama ?
Jika kalian bereaksi dan terprovokasi oleh hal ini ketahuilah bahwa kalian membudidaya penyakit dan kotoran dalam hati kalian . Bukan pemilik hati yang bersih. !! Jangan menyimpan dendam yang berbuah kebencian dan permusuhan .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar