Sabtu, 04 Juni 2016

Mengapa orang baik bisa berbuat jahat?

Why do people change?
Mengapa orang baik bisa berbuat jahat?
@bagusriyono
@inaberadab
Gerakan ‪#‎IndonesiaBeradab‬

Sering kita berkesimpulan bahwa semua orang pasti ada kurangnya dan tidak sempurna. Kesimpulan itu seolah bijak tapi keliru.
Jika kesimpulan itu benar maka kita menganggap perbuatan buruk itu wajar karena pasti semua orang pernah melakukannya sehingga kita pun seolah gak apa-apa kalau berbuat buruk.
Ke dua. Kesimpulan itu statis dan detrrministik sehingga tidak memberi pelajaran apapun pada kita kecuali menerima keadaan yang tidak sempurna itu. Tidak ada solusi dan tidak ada pesan untuk prevensi.
Kadang ada yang mengkaitkan kesimpulan itu dengan surah Asy Syams yang salah satu ayatnya berbunyi "maka Kami ilhamkan kepada manusia keburukan dan ketaqwaan". Dengan itu kita menganggap wajar jika dalam diri manusia ada kebaikan dan keburukan.
Tafsir itu tidak tepat dan tidak lengkap.
Kalau kita hayati ayat sebelumnya dan sesudahnya kita akan menemukan jawaban dan penjelasan yang benar.
Ayat sebelumnya menyebutkan "Demi Jiwa yang sempurna penciptaannya".
Dua ayat sesudahnya menyatakan "Beruntunglah mereka yang mensucikan diri dan merugilah mereka yang mengotori hatinya".
So the conclusion is......
Jiwa manusia itu sempurna dalam arti memiliki kemampuan luar biasa dalam menentukan pilihan. Memiliki kebebasan untuk memilih dan dalam setiap detik kehidupannya selalu melakukan pilihan-pilihan yang sangat dinamis.
Inilah sebabnya "people change". Every second in their life they always make choices.
Hidup adalah pilihan dan secara garis besar pilihan itu dikategorikan menjadi dua yaitu fujuur atau taqwa.
Orang berbuat salah ketika memilih fujuur. Dan pilihan ini harus dipertanggungjawabkannya di dunia dan akherat.
Kesalahan dalam memilih bisa karena ketidaktahuan atau kebodohan. Tapi juga bisa karena dorongan hawa nafsu sehingga melupakan akherat.
Hanya berorientasi "here and now".
Didorong oleh impuls, sentimen atau kepentingan jangka pendek.
Setelah itu manusia dihadapkan pada pilihan lagi, mau menyesali dan bertobat atau mau jaga gengsi dan buat apologi supaya tidak disalahkan.
Tentu saja yang taqwa adalah yang bertobat.
Untuk kesalahan pilih yang dikarenakan ketidaktahuan maka kita diajarkan untuk selalu beristighfar.
Kita tidak perlu bertanya apakah perlu beristighfar karena seringkali kita secara tidak sadar memilih untuk melakukan hal yang salah.
Beristighfar lah terus supaya hati bersih dan kita menjadi orang yang beruntung.
Selain itu, adalah suatu kebaikan ketika kita membiasakan diri untuk meminta maaf pada orang lain karena mungkin kesalahan pilih kata atau perbuatan yang tidak sengaja atau impulsif telah melukai hati orang lain.
Untuk itu saya sekeluarga mohon maaf pada teman-teman semua jika ada khilaf atau impuls yang pernah saya lakukan.
Adapun ke depannya marilah kita lebih berhati hati dalam memilih sikap, kata-kata dan perbuatan supaya yang kita pilih lebih condong pada ketaqwaan.
Dan taqwa itu artinya adalah kehati-hatian.
Adapun bagi mereka yang telah berbuat salah dalam memilih perilaku, kita doakan supaya segera bertobat. Dan setelah bertobat haram bagi kita untuk membicarakan kesalahannya di masa lalu.
Jadi jangan pernah menganggap bahwa orang berbuat salah itu wajar. Orang berbuat salah itu harus diingatkan supaya istighfar dan bertobat.
Bulan Ramadhan adalah momentum untuk kita memperbanyak istighfar dan bertobat.
اِن شَآءَ الله
Idul Fitri betul betul akan membuat kita suci kembali dan membuat kita masuk dalam golongan orang-orang yang beruntung. Amiiin Yaa Robbal Alamiin.

Mohon maaf lahir dan batin.
Marhaban Yaa Ramadhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar