Ragamu ada disini
bersama orang-orang lain,
tapi qalb-mu mengembara
ke padang-padang perburuan.
Engkau menjelajah
bersama para pemburu
walau sesungguhnya dirimu:
jiwamu itu lah,
yang mereka buru.
Bagai sebatang seruling bambu,
ragamu adalah sebuah selubung;
dari dalam sana terdengar suaramu
yang berdesir gelisah.
Semestinya
kau itu bagai seorang penyelam:
ragamu bagai pakaian;
yang kadang dilepaskan
dan ditinggal di tepi pantai.
Pada laut itu terdapat banyak jalur
bagai nadi pada tubuhmu,
ada yang berwarna terang ada pula yang gelap.
Qalb menerima cahaya
dari nadi yang terang.
Bahkan jika kau angkat selubungmu
dapat kutunjukkan padamu hal itu.
Dirimu yang sebenarnya tersembunyi
bagai darah di dalam nadi,
dan engkau menghindar karena malu,
bila kusentuh.
Nadi-nadi itu bagai seruling
yang perdengarkan nada manis nan pilu:
musik dari lautan tak berpantai,
yang gelombangnya menggemuruh
dari ke-tak-terhingga-an.
Sumber:
Rumi: Divan-i Syamsi Tabriz, ghazal (no belum diketahui).
Berdasarkan terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Kabir Helminski.
Dalam The Pocket Rumi, --1st ed. Shambhala, 2008.
http://ngrumi.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar