Jumat, 22 April 2016

Posisi Tariqat Naqsybandiyya Nazhimiyya

Posisi Tariqat Naqsybandiyya Nazhimiyya



Syaikh Muhammad Nazim Adil al Haqqani an Naqshbandi 

Insya Allah kita akan berbicara mengenai suatu hal yang sangat penting. 
Mengenai aliran Tariqat. 
Begitu banyak orang datang ke Damaskus dari berbagai negeri asalnya 
untuk mengunjungi kami. 
Beberapa di antara mereka sudah terikat dengan seorang Syaikh 
dan mengikuti tariqat tertentu. 
Mereka meminta bay’at yang baru. 
Salah satu dari mereka, Syaikh Salahuddin 
mengalami konflik mengenai hal ini dalam batinnya. 
Kami harus memperjelas hal ini bagi setiap orang di seluruh dunia 
agar mereka mengetahui 
apa itu tariqat, 
apa itu Syaikh, 
berapa banyak jumlah mereka dan 
bagaimana hubungan mereka satu sama lain. 



Bay'at President Abdurahman Wahid



Bay'at President Islam Karimov Uzbekistan

Allah swt akan bertanya kepada setiap orang di Hari Akhir nanti,
 "Apa yang kamu bawa hari ini, wahai hamba-Ku?" 
Apakah kamu membawa Qalb-us-Saliim, 
hati yang murni, hati emas yang mulia?" 

Allah swt meminta setiap orang agar mempunyai hati yang bersih. 
Kalian hanya bisa mendapatkannya melalui tariqat. 
Mereka yang tidak menjalani tariqat 
hanya memenuhi hidupnya dengan kehidupan luar, 
meninggalkan hatinya. 





Bay'at Abah Anom di Tasikmalaya April 2001

Ada 41 aliran tariqat, 
40 di antaranya diturunkan melalui hati Imam ‘Ali ra dan satu lagi, 
tariqat Naqshbandi berasal dari Abu Bakar as-Shiddiq ra. 
Rasulullah mempunyai 124.000 sahabat. 
Siapa sahabat terdekatnya? 
Beliau adalah Abu Bakar ra. 
Rasulullah saw bersabda, 
"Seluruh hal yang Allah percayakan kepadaku di malam Isra, 
Aku telah tanamkan dalam hati Abu Bakar." 
Sayyidina Ali ra dihubungkan dengan Abu Bakar ra 
sedemikian rupa sehingga Sayyidina Ali mendapat gelar Kota Pengetahuan. 



Bay'at di Masjid Taskent, Rusia

Hal ini dikenal sangat baik di antara para Syaikh pemegang tariqat yang sebenarnya. Mereka semua menghormati tariqat Naqshbandi sebagai yang pertama. 

Syaikh sejati, 
bukan mereka yang menyebut dirinya sendiri Syaikh, 
seluruh Syaikh yang termahsyur, 
seperti: Abdul Qadir Jailani, Rumi, Darqawi, Rifa’i 
mereka semua mengetahui posisi sebenarnya dari tariqat Naqshbandi. 
Sekarang jika seseorang berada dalam satu aliran tariqat, 
mereka bisa saja mengambil tariqat Naqshbandi
dan tetap bebas menjalankan amalan-amalan seperti biasanya 
atau menjalankan amalan tariqat Naqshbandi saja. 

Jika hanya melakukan amalan tariqat Naqshbandi saja itu sudah cukup. 
Tidak menjadi masalah apabila kalian berasal dari tariqat lain 
kemudian mengikuti tariqat Naqshbandi. 
Beberapa orang merasa takut kalau Syaikhnya mendengar bahwa 
dia telah menganut tariqat kedua lalu dia akan marah. 

Jika dia adalah Syaikh sejati bagaimana mungkin dia bisa marah? 
Seorang Syaikh sejati harus mengetahui 
apakah muridnya bersama dia 
di Hari Perjanjian (pada awal penciptaan) atau tidak. 
Seorang penggembala mengetahui keadaan biri-birinya, satu dalam seribu, 
bahkan jika mereka semuanya berwarna putih. 
Dia memiliki cahaya di matanya 
dan mengenal mereka tanpa membuat kesalahan. 

Dalam tariqat 
tidak ada kepiluan bila seorang murid pergi ke Syaikh yang lainnya. 
Kami berterima kasih kepada Syaikh pertama 
yang telah melatihnya sampai dia bertemu Syaikh yang sesungguhnya. 

Abu Yazid Bistami q berkata, 
"Selama melakukan pencarian, Aku bertemu 99 Syaikh 
sebelum Aku bertemu 
Grandsyaikh Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar as-Shiddiq q." 

Kalian bisa bertemu dengan banyak Syaikh 
dan melakukan suatu amalan, 
tetapi tidak akan menemukan kepuasan 
sampai akhirnya kalian menemui Grandsyaikh kalian, 
lalu seperti sungai yang bertemu samudra. 

Begitu banyak Syaikh yang hanya menjadi pelatih, 
sampai akhirnya Grandsyaikh memanggilmu. 

Bukan melalui surat, dari hati ke hati, di sana banyak sekali jalan. 
Jika seorang Naqshbandi Syaikh memberi tariqat, 
beliau harus memberitahu muridnya 
siapa Grandsyaikh di tariqat Naqshbandi saat itu 
dan beliau harus mengarahkan kepadanya. 
Begitu banyak orang dari Barat yang berdatangan sekarang, 
diundang melalui hatinya untuk menemui Grandsyaikh. 
Mata rantai Masyaikh berakhir pada satu titik. 



Mawlana Syaikh Nazim Adil al Haqqani dan GrandSyaikh Abdullah Faiz Daghestani

Grandsyaikh Mawlana Syaikh Nazim Adil adalah 
mata rantai terakhir dalam Mata Rantai Emas dan beliau memegang posisi itu, 
Saya hanyalah hambanya. 

Untuk Masyaikh Naqshbandi, 
kita semua menunggu mereka untuk memperbarui bay’at-nya dengan kita, 
jika tidak mereka hanya menyematkan gelar di diri mereka sendiri. 
Imam Mahdi as dan ketujuh wazir besarnya, 
40 kalifa, 
99 termasuk 
40 orang yang berada di sisi wazir dan 
313 Mursyid besar semua berada di tariqat Naqshbandi. 

Di masa ini tidak ada kekuatan bagi tariqat lain 
untuk membawa seluruh orang mencapai tujuan akhirnya. 
Oleh sebab itu semuanya diundang untuk memperbarui bay’at-nya 
dari Grandsyaikh dan semua akan merasakan adanya kemajuan pada dirinya. 
Di masa kita, 
ada sekitar 1000 Syaikh Naqshbandi, tetapi hanya satu Grandsyaikh. 
Membawa mereka semua, siapa yang akan menjadi Imam? 
Jika 124.000 sahabat dibawa, siapa yang akan menjadi Imam? 
Abu Bakar ra. 
Dan Naqshbandi berasal dari silsilahnya. 

Setiap Syaikh harus menunjuk satu orang deputi. 
Maulana Khalid al-Baghdadi menunjuk Syaikh Ismail, 
tetapi banyak sekali cabang tariqat Naqshbandi 
yang menghilangkan namanya dari silsilah 
dan dengan demikian juga kehilangan rahasia Grandsyaikh. 

Sekarang banyak sekali Syaikh Naqshbandi 
yang berada di Damaskus, Aleppo, dan Homs 
tidak dapat menemukan penerusnya. 
Kecuali bagi Grandsyaikh kita, 
tidak ada seorang pun yang ditunjuk sebagai deputi. 
Hal ini karena kita mempunyai Syaikh Ismail dalam silsilah kita. 


Wa min Allah at Tawfiq 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar