YANG MEREKA ITU TETAP MENGERJAKAN SHOLAT (Al-Makrij:23).
Di dalam sholat tugas kita adalah menumpukan sepenuh perhatian dengan mata batin kita menilik diri batin kita dan telinga batin menumpukan sepenuh perhatian kepada setiap bacaan oleh angota dzahir dan batin kita disepanjang “acara” sholat tanpa menolehkan perhatian kearah lain.
Sholat adalah merupakan latihan diperingkat awal untuk melatih diri kita supaya menyaksikan diri batin kita yang menjadi rahsia Allah Taala
Tetapi setelah berhasil membuat penyaksian diri diwaktu kita menunaikan sholat, maka haruslah pula melatih diri kita supaya dapat menyaksikan diri batin kita pada setiap saat dalam waktu 24 jam, sebab itulah kita mengucapkan syahadah:
“Asyhaduanlla Ilaaha Illallah Wa Asyahadu Anna Muhammadar Rasulullah”
Maka berarti kita berikrar dengan diri kita sendiri untuk menyaksikan diri rahsia Allah itu pada setiap saat di dalam 24jam sehari semalam.
Oleh kerana itu untuk mempraktikkan penyaksian tersebut, maka kita haruslah mengamalkan Sholatul Da’im dalam kehidupan kita sehari-hari sebagaiimana yang pernah dikerjakan dan diamalkan oleh Rasulullah saw, Nabi-nabi dan Wali-wali Allah yang Agung.
Syarat mendapatkan Maqam Sholahudda’im :
1- Hendaklah memahami betul dan berpegang teguh dengan hakikat ZIKIR NAFAS
2- Haruslah terlebih dahulu mampu mendapatkan pancaran NUR QALBU.
3- Telah mengalami proses pemecahan wajah KHAWAS FI AL KHAWAS.
4- Memahami dan berpegang dengan penyaksian sebenarnya SYUHUD AL-HAQ.
Untuk mengamalkan dan mendapatkan maqam sholat da’im maka sesorang itu haruslah memahami pada peringkat awalnya tentang hakikat perlakuan zikir nafas yaitu tentang gerak-geriknya.. zikirnya.. lafadz zikirnya…letaknya.. dan sebagainya, hal ini telah di-urai dalam bab-bab yang lalu,oleh karena itu amalkanlah zikir nafas itu bersungguh sungguh supaya kita mendapat QALBU yaitu pancaran Nur di dalam jantung kita yang menjadi kuasa pemancar kepada makrifat untuk makrifat diri kita dengan Allah Taala.
Sesungguhnya dengan zikir nafas sajalah gumpalan darah hitam yang menjadi istana iblis di dalam jantung kita akan hancur dan terpancarlah “NUR QALBU” dan kemudian terpancar pula makrifat yang membolehkan seseorang itu memakrifatkan dirinya dengan Allah Ta’ala dan dapatlah diri rahsia Allah yang menjadi diri batin kita membuat hubungan dengan diri “DZATUL HAQ” Tuhan semesta alam.
Selama proses penyaksian diri berlangsung maka orang itu akan mengalami satu proses membebaskan diri batin “KHAWAS FI KHAWAS” dari jasad dan dengan itu maka seseorang akan dapat melihat wajah kesatu wajah kedua seterusnya sampailah kepada wajah kesembilan yaitu martabat yang paling tinggi di dalam ilmu ghaib… dengan mendapat pecahan wajah maka akan dapatlah orang itu membuat suatu penyaksian yang sebenar pada setiap saat dimasa hidupnya pada waktu “acara” ibadah ataupun keadaan biasa.
Pada tahapan seperti ini dinamakan martabat “BAQA BILLAH” yaitu suatu keadaan yang kekal pada setiap pendengaran, penglihatan, perasaan dan sebagainya, dan pada tahap ini ia adalah seperti orang awam biasa-biasa saja, tidak nampak dan sulit untuk mengetahui derajat dirinya disisi Allah Ta’ala..
Biasanya orang yang berhasil mencapai maqam Sholahud Da’im maka dapatlah ia kembali kehadrat Allah Ta’ala dengan diri batin dan diri dzahir tanpa terpisahkan diantara satu sama lain, ia dapat memilih hendak mati atau hendak gaib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar