Selasa, 26 April 2016

MATA HATI HAKIKI

MATA HATI HAKIKI.

TERBUKA MATA HATI 
hanya memberikan AKAN HAMPIRNYA ALLAH SWT 

Penyaksian MATA HATI 
hanya memberikan akan ketiadaan KAMU DI SAMPING WUJUD ALLAH SWT 

Penyaksian HAKIKI MATA HATI hanya memberikan HANYA ALLAH YANG WUJUD, 
TIDAK TERLIHAT LAGI ketiadaan KAMU DAN WUJUD KAMU.

Bila hati sudah menjadi bersih maka hati akan menyinarkan cahayanya. 
Cahaya hati ini dinamakan Nur Kalbu. 
Ia akan menerangi akal 
lalu akal dapat memikirkan dan merenungi tentang hal-hal ketuhanan 
yang menguasai alam dan juga dirinya sendiri. 

Renungan akal terhadap dirinya sendiri membuatnya menyedari 
akan perjalanan hal-hal ketuhanan yang menguasai dirinya. 

Kesedaran ini membuatnya merasakan dengan mendalam 
betapa hampirnya Allah dengannya. 
Lahirlah di dalam hati Nuraninya perasaan bahwa 
Allah selalu mengawasinya. 
Allah melihat segala gerak-gerinya, 
mendengarkan pertuturannya dan mengetahui bisikan hatinya. 

Jadilah dia seorang Mukmin yang cermat dan waspada.

Di antara sifat yang dimiliki oleh orang yang sampai ke martabat Mukmin adalah:

1: Cermat dalam pelaksanaan hukum Allah s.w.t.
2: Hati tidak cenderung kepada harta, 
   merasa cukup dengan apa yang ada 
  dan tidak sayang membantu orang lain dengan harta yang dimilikinya.
3: Bertaubat dengan sebenarnya (taubat nasuha) dan 
    tidak kembali lagi ke kejahatan.
4: Rohaninya cukup kuat untuk menanggung kesulitan dengan sabar 
   dan bertawakal kepada Allah
5: Kehalusan kerohaniannya 
    membuatnya merasa malu kepada Allah 
    dan merendah diri kepada-Nya.

Orang Mukmin yang taat kepada Allah swt, 
kuat melakukan ibadat, 
akan meningkatlah kekuatan rohaninya. 

Dia akan kuat melakukan tajrid yaitu 
menyerahkan urusan kehidupannya kepada Allah 
Dia tidak lagi khuwatir terhadap sesuatu yang menimpanya, 
walaupun bala yang besar. 
Dia tidak lagi menempatkan ketergantungan kepada sesama makhluk. 
Hatinya tetap teguh dengan perasaan reda 
terhadap apa yang ditentukan Allah untuknya. 
Bala tidak lagi menggugat imannya dan 
nikmat tidak lagi menggelincirkannya. 

Baginya bala dan nikmat adalah sama yaitu 
takdir yang Allah tentukan untuknya. 
Apa yang Allah takdirkan itulah yang paling baik. 
Orang yang seperti ini selalu di dalam penjagaan Allah 
kerana dia telah menyerahkan dirinya kepada Allah swt 
Allah kurniakan kepadanya kemampuan 
untuk melihat dengan mata hati dan 
bertindak melalui Petunjuk Laduni, 
tidak lagi melalui fikiran, kehendak diri sendiri atau angan-angan. 

Pandangan mata hati kepada hal ketuhanan mempengaruhi hatinya (kalbu). 
Dia mengalami suasana yang menyebabkan dia menyangkal keberadaan dirinya dan diisbatkannya kepada Wujud Allah 

Suasana ini timbul akibat hakikat ketuhanan yang dialami oleh hati .. 
Dia merasa benar-benar akan keesaan Allah bukan sekedar mempercayainya.

Pengalaman tentang hakikat 
dikatakan memandang dengan mata hati. 
Mata hati melihat atau menyaksikan keesaan Allah dan 
hati merasakan akan keadaan keesaan itu. 

Mata hati hanya melihat kepada Wujud Allah, 
tidak lagi melihat ke wujud dirinya. 

Orang yang di dalam suasana seperti ini 
telah berpisah dari sifat-sifat kemanusiaan. 
Dalam keadaan demikian 
dia tidak lagi mengindahkan aturan masyarakat. 
Dia hanya mementingkan soal perhubungannya dengan Allah 

Soal duniawi seperti makan, minum, pakaian dan pergaulan 
tidak lagi mendapat perhatiannya. 
Kelakuannya boleh menyebabkan orang mengira dia sudah gila. 
Orang yang mencapai tingkat ini dikatakan mencapai makam tauhid sifat. 
Hatinya jelas merasakan bahwa 
tidak ada yang berkuasa melainkan Allah dan 
segala sesuatu datangnya dari Allah

Rohani manusia melalui beberapa peningkatan 
dalam proses mengenal ALLAH. 

Pada tahap pertama terbuka mata hati dan 
Nur Kalbu memancar menerangi akalnya. 
Seorang Mukmin yang akalnya diterangi Nur Kalbu akan melihat 
betapa hampirnya Allah 
Dia melihat dengan ilmunya dan 
mendapat keyakinan yang dinamakan ilmul yaqin. 
Ilmu berhenti di situ. 

Pada tahap keduanya 
mata hati yang terbuka sudah boleh melihat. 
Dia tidak lagi melihat dengan mata ilmu 
tetapi melihat dengan mata hati. 
Kemampuan mata hati memandang itu dinamakan kasyaf. 

Kasyaf melahirkan Makrifat. 

Seseorang yang berada di dalam makam makrifat dan 
mendapat keyakinan melalui kasyaf 
dikatakan memperoleh keyakinan yang dinamakan ainul yaqin. 

Pada tahap ainul yaqin makrifatnya ghaib dan 
dia juga ghaib dari dirinya sendiri. 
Maksud ghaib di sini adalah 
hilang perhatian dan kesedaran terhadap sesuatu hal .. 
Beginilah hukum makrifat yang terjadi.

Makrifat lebih tinggi nilainya dari ilmu pengetahuan. 

Ilmu pengetahuan adalah 
pencapaian terhadap persoalan yang terpecah-pecah bidangnya. 

Makrifat pula adalah 
hasil pencapaian terhadap hakikat-hakikat yang menyeluruh yaitu 
hakikat kepada hakikat-hakikat. 

Tetapi, 
penyaksian mata hati jauh lebih tinggi dari ilmu dan 
makrifat kerana penyaksian itu adalah 
hasil dari kemauan keras dan perjuangan yang gigih 
disertai dengan upaya hati dan pengalaman. 

Penyaksian (shahadul Haq) adalah setinggi-tinggi keyakinan. 

Penyaksian yang paling tinggi adalah penyaksian hakiki oleh mata hati atau 
penyaksian yang haq. 

Ia merupakan keyakinan yang paling tinggi dan dinamakan haqqul yaqin. 

Pada tahap penyaksian hakiki mata hati, 
mata hati tidak lagi melihat 
ke ketiadaan dirinya atau keberadaan dirinya, 
tetapi Allah dilihat 
dalam segala sesuatu, segala kejadian, dalam diam dan dalam tutur-kata. 

Penyaksian hakiki mata hati 
melihat-Nya tanpa dinding penutup 
antara kita dengan-Nya. 
Tidak ada lagi antara atau ruang 
antara kita dengan ALLAH.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar