Rabu, 20 April 2016

Fihi Ma Fihi: Kata-Kata Bijak dari Negeri Rum (3)

Iman lebih baik daripada shalat. 
Karena shalat harus dikerjakan lima waktu dalam sehari, 
sementara iman tak mengenal waktu, terus berkelanjutan. 
Shalat boleh jadi tidak dijalankan karena udzur, juga bisa ditunda pelaksanaannya. 
Namun keutamaan iman ialah ia tidak dapat ditiadakan meski karena udzur, 
dan tidak bisa ditunda. 
Iman tanpa shalat, tetap bermanfaat, 
tetapi tiada manfaat bagi shalat yang tanpa iman. 
Contohnya, pada masalah infaq. 
Lebih dari itu, 
setiap ajaran Nabi dalam melaksanakan ritual shalat 
mempunyai beberapa perbedaan, 
tetapi dalam iman yang diajarkan 
tidak ada perubahan.
 Makna shalat, dan tujuannya sama. (45)

Suatu ketika kau memainkan rebana dan kau tahu bahwa aku berada di balik dinding. Karena kau yakin aku terus mendengarkannya maka kau tidak akan berhenti, 
sebab kau ingin menunjukkan kemampuanmu bermain rebana.
Maka, 
tujuan dari shalat bukanlah berdiri dan menunduk lalu bersujud sepanjang hari. Tujuannya adalah, 
agar engkau memiliki kelanggengan situasi batin 
yang senantiasa muncul dalam shalat. 
Baik waktu tidur maupun terjaga, 
di kala menulis maupun membaca, 
dan dalam setiap keadaan 
hendaknya kau tidak pernah lepas dari berdzikir pada Tuhan; 
hendaknya engkau menjadi salah satu dari yang mereka itu 
tetap mengerjakan shalatnya. (46)

Apabila kalajengking muncul dengan peyengatnya 
bertengger pada tubuhmudan berkata, 
“Aku pernah mendengar bahwa engkau orang yang humoris. 
Meluculah agar aku mampu melihat bagaimana engkau melucu!”

Maka engkau akan menjawab, 
“Disebabkan kedatanganmu, aku tidak lagi memiliki canda dan keriangan. 
Apa yang telah engkau katakan menjadi tidak benar. 
Seluruh energi yang biasa kugunakan untuk melucu 
sekarang tengah berkonsentrasi dengan harapan engkau pergi.” (48)

Setiap orang menentukan jalannya sendiri dalam menjalankan suatu hal. 

Al-Qur’an adalah kain brokat yang memiliki dua sisi. 
Meskipun sejumlah orang memperoleh manfaat dari satu sisi 
dan sejumlah lain mengambil manfaat dari sisi yang lain, 
tetap saja keduanya benar. 
Sebab Tuhan menginginkan keduanya memperoleh manfaat. 
Keadaan itu bagaikan perempuan 
yang memiliki suami dan juga merawat anak kecil. 
Anak kecil bergembira mendapat susu dari payudaranya,
dan demikian pula suaminya memperoleh kenikmatan
karena menjadi pasangannya. (49)

Apabila engkau memiliki minyak wangi
 dalam kotak dengan leher pendek, 
engkau letakkan jemarimu ke dalamnya. 
Engkau tidak dapat mengeluarkan minyak wangi itu. 
Tetapi dengan demikian 
setidaknya jemarimu menjadi wangi dan 
karenanya indera penciumanmu terpuaskan. 
Mengingat Tuhan adalah seperti hal itu. 
Meskipun engkau tidak mampu mencapai hakikat-Nya, 
mengingat Dia akan berdampak banyak, 
dan kemanfaatannya yang agung akan berlipat ganda. (57)

Sekarang orang lebih memilih buah-buahan lain 
dibanding gula sambil menyatakan,
 “Kami telah berpengalaman dengan rasa pahit yang amat banyak
 agar bisa mencapai derajat kemanisan.”

Apa yang engkau ketahui tentang nikmatnya rasa manis
 ketika engkau belum pernah mengalami kerasnya rasa pahit? (59)

Engkau tidak mau memohon, 
sedangkan seekor anjing, 
yang tidak memiliki kecerdasan akal 
ataupun pemahaman manusia, 
akan datang kepadamu ketika lapar 
dan mengibaskan ekornya seolah berkata,
 “Beri aku sesuatu untuk dimakan. 
Aku tidak memiliki sesuatupun untuk dimakan 
tetapi engkau memilikinya.” 
Kearifan seperti itulah yang dimilikinya. (63)

“Apakah engkau memiliki orang yang engkau percaya atau tidak?”
“Ya, demi Tuhan. 
Aku memiliki orang yang kupercayai dan ia aku cintai.”

“Apakah kepercayaanmu itu berdasarkan pada nalar yang benar, 
atau engkau sekadar menutup matamu dan mempercayainya?”

“Kepercayaan yang aku miliki tentu dengan nalar!”
“Lantas kenapa engkau mengatakan bahwa
menjadi beriman itu harus meninggalkan nalar? 

Itu berarti engkau mengatakan sesuatu yang bertentangan.” (64)

Seorang yang mencuri digantung karena kejahatannya. 
Dia sesungguhnya adalah penyuluh bagi orang-orang muslim. 
Seolah dia berkata, 
“Siapapun yang mencuri akan dihukum seperti ini.” 
Demikian juga dengan orang lain yang dihadiahi oleh raja 
karena keadilan dan keberhasilannya dalam menjalankan tugas. 
Dia juga merupakan penyuluh bagi kaum muslim. 
Namun begitu, 
meskipun sama-sama penyuluh 
keduanya menggunakan bahasa yang berbeda. 
Lihatlah, betapa beda keduanya! (65)

Dunia ini ibarat busa di lautan. 
Tuhan Yang Maha Kuasa telah menciptakan busa 
pada keadaan yang sebaik-baiknya, 
sehingga Dia menjadikan orang-orang tertentu 
kembali ke lautan agar mempertahankan busa. (67)

Seorang Nabi bukan dilihat dari bentuknya. 
Sebab bentuk hanyalah tunggangan. 
Nabi adalah cinta dan kasih sayang, 
dan itulah yang tetap bertahan selamanya. (68)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar