Cerahnya hari muncul dari matahari.
Namun apabila ada seseorang yang menghabiskan waktunya
hanya untuk melihat bola matahari,
dia tidak akan mendapat manfaat.
Bahkan jika dia melakukan itu, matanya akan merasa silau. (96)
Manusia menganggap bahwa
dirinya dapat bertumpu pada pengetahuan dan daya kemampuannya sendiri
untuk berjihad.
Namun setelah berjuang sekuat tenaga dan mengerahkan segala usaha
serta menggunakan segala perangkat,
dia hanya akan terjatuh ke dalam jurang keputusasaan.
Lalu Tuhan berfirman kepadanya,
“Kau anggap dirimu mampu melakukan amanah ini
hanya bermodal kekuatanmu dan dengan amal dan usahamu sendiri.
Sesungguhnya inilah takdir yang telah Aku tetapkan.
Berusahalah dengan segala kemampuan untuk menempuh jalan Kami.
Lalu karunia-Ku akan menghampirimu.” (100)
Beberapa orang mengejek Nabi Muhammad saw, seraya berkata,
“Kenapa Al-Qur’an diwahyukan kepadamu kata demi kata,
dan tidak bab per bab?”
Nabi menjawab,
“Alangkah bodohnya pertanyaanmu itu.
Andaikata Al-Qur’an diwahyukan semuanya kepadaku secara serentak,
tentu aku segera meleleh hancur binasa.”
Orang yang mengabarkan sesuatu,
memahami lebih banyak dari sesuatu yang hanya sedikit.
Dari satu hal ia mampu memahami banyak hal.
Dari satu baris, ia mampu memahami seluruh buku.
Persis seperti sekumpulan orang yang tengah duduk menyimak sebuah pementasan.
Satu dari mereka telah mengetahui seluruh cerita, ketika ceritanya dimulai.
Dari satu kiasan dia bisa memahami sebanyak yang orang lain telah dengar.
Hal itu terjadi karena orang lain tidak menyadari seluruh situasi yang terjadi.
Orang yang mengetahui semuanya,
memahami lebih banyak dari sedikit saja yang diceritakan. (106)
Suatu saat gandum harganya senilai dengan emas,
dan pada saat yang lain harganya senilai dengan kotoran.
Meskipun nilainya berbeda,
sesungguhnya bentuk gandum itu tetap sama.
Nilai dan harga bentuk gandum
disebabkan adanya rasa cinta terhadapnya.
Demikian juga,
keahlian yang engkau cari
berangkat dan dihargai karena cinta.
Boleh jadi ia sekarang mempunyai nilai besar bagimu.
Namun pada suatu masa ketika
tidak ada tuntutan kebutuhan atas hal itu,
tak seorang pun akan mempelajari atau melatihnya. (111)
Seseorang berkata,
“Kita tidak sempurna.”
Sering seseorang memikirkan dan mencela dirinya sambil berkata,
“Sial, apa sebenarnya aku ini?
Mengapa aku berlaku seperti ini?”
Itu merupakan bukti cinta dan kebaikan Tuhan.
“Cinta ada selama celaan masih ada.”
Karena seseorang akan memarahi yang dicintainya,
bukan orang yang asing dengan dirinya.
Ada berbagai jenis celaan.
Menderita dalam kesakitan merupakan bukti cinta dan kebaikan Tuhan. (112)
Shalat, puasa dan bersedekah
akan dibawa pada hari kebangkitan
dan ditempatkan pada timbangan.
Tetapi ketika cinta dibawa, ia tidak bisa ditimbang,
dan timbangan takkan muat.
Maka hal yang paling utama adalah cinta.
Sekarang,
ketika melihat cinta di dalam dirimu sendiri,
buatlah ia meningkat dan tumbuh besar. (116)
Ketika Tuhan ingin menyempurnakan manusia
dan mengubahnya menjadi manusia yang sempurna,
Dia akan membuatnya mampu memasuki keadaan penyatuan
dalam keesaan yang sempurna.
Suatu wilayah
di mana tidak ada dualitas maupun pemisahan.
Segala penderitaan muncul
karena menginginkan sesuatu yang tidak dapat diperoleh.
Ketika engkau berhenti menginginkan sesuatu,
maka tidak akan ada lagi penderitaan. (119)
Aku bagaikan taman kebahagiaan
yang dikelilingi dinding terselimuti najis dan duri.
Orang lewat yang hanya bisa melihat dinding dan najisnya
mengapresiasikan buruk tentang taman.
Kenapa mesti menyalahkan taman?
Pendapat buruk tentang taman itu
hanya akan merugikan orang lewat itu sendiri.
Sebab ia takkan bisa masuk ke dalam taman kebahagiaan.
Orang mesti menerima dinding untuk bisa masuk ke taman itu.
Dan ketika orang mengkritik dinding,
ia akan tetap berada di luar taman. (122)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar