Senin, 18 April 2016

Fatwa Kehidupan

Fatwa Kehidupan
---------------
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. 
Perumpamaan cahaya-Nya adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, 
yang di dalamnya ada pelita besar. 
Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) 
seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) 
dan tidak pula di sebelah barat(nya), 
yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, 
walaupun tidak disentuh api. 
Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), 
Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, 
dan Allah memperbuat per­umpamaan-perumpamaan bagi manusia, 
dan Allah Mahamengetahui segala sesuatu. (QS. 24:35).

Nurullah atau cahaya Allah, 
dalam diri insan itulah cahaya petunjukNYA, 
itulah yang disebut iman sejati, 
itu pula yang disebut sbg cahaya Muhammad. 
yaitu cahaya insan kamil, insan yg sempurna.

pelita itu terdapat dalam misykaat (lubang yg tak tembus), 
yang dimaksud miskat itu adalah jasad ragawi, 
yg menjadi dinding pembatas bagi cahaya itu dgn dunia luar, 
dinding dari sifat keagungan Allah, dinding Al-Jalal.

pelita itu didalam kaca yg seakan bintang seperti mutiara. 
yang dimaksud kaca itu adalah cermin hati (qolbu), cermin diri. 
keindahan dari qolbu orang yang benar2 beriman, 
itu diibaratkan mengkilap laksana mutiara. 
ia menjadi cermin yang memantulkan wajah Ketuhanan.

yg dinyalakan dgn minyak zaitun terbaik, 
seakan sudah bercahaya meski belum dibakar api. 
minyak zaitun itu maksudnya adalah sifat-sifat keelokan dalam qolbu 
sbg pancaran dari keindahan cahaya Allah. 
dimana sifat-sifat itu saja sudah seolah-olah menerangi, 
meski belum lagi dinyalakan/dinampakkan.

Pelita/nyala api sbg sumber dari cahaya Allah itulah cahaya petunjukNYA, 
cahaya iman sejati, 
cahaya Muhammad dalam diri seorang hamba yang benar-benar beriman. 
pelita itu menyala tegak seolah seperti huruf alif, 
sebagai simbol Ketuhanan, 
yang berdiri sendiri, tiada bersekutu, 
memberi suluh terang di seluruh alam semesta. 
dibalik alif itulah hayat, adanya hidup, 
dibalik hayat itulah Dzat Laisa kamislihi syai'un, Dzat Allah, 
yg tiada ada umpamanya lagi, tak terjabarkan lagi.

Itulah cahaya Allah, cahaya diatas cahaya, 
Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki.
 beruntunglah orang-orang yang dibimbingNYA kepada cahayaNYA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar