Senin, 29 Februari 2016

Kalimah La ilaha illAlah Maha Agong, Maha Tinggi, Maha Mulia

Kalimah La ilaha illAlah Maha Agong, Maha Tinggi, Maha Mulia
=================================================
Alhamdulillah, Allah memberi kesempatan berharga buat kami 
untuk sama-sama berkampung di Madrasah Akademi Darul Syahadah 
untuk mendengar santapan rohani dari mursyid kesayangan, 
Sheikh Dr Ismail Hj Kassim.

Kali ini Sheikh berkongsi ilmu berharga- sambungan tentang 13 musuh-musuh Allah. Mengenal dan tahu akan adanya 13 musuh adalah suatu ilmu. 
Membezakan diantara 13 musuh itu adalah suatu ilmu yang lain. 
Kemudian, 
setelah kita mengenal dan boleh membezakan,
 baru kita tahu ‘senjata’ apa yang paling efektif 
untuk menumpaskan musuh-musuh itu. 

Wallahi sungguh besar hikmah ilmu ini bagi yang ikhlas mencari. 
Ketahuilah musuh musuh Allah itu tidak mempunyai haul dan qudrah 
untuk menyesatkan kita melainkan dengan bisik-bisik nya yang halus.

Sesungguhnya Syaitan itu tidak mempunyai sebarang pengaruh 
terhadap orang-orang yang beriman dan yang berserah bulat-bulat 
kepada Rabb mereka. 

Sesungguhnya pengaruh Syaitan itu 
hanyalah terhadap orang-orang yang menjadikan dia pemimpin mereka, 
dan orang-orang yang dengan sebab hasutannya 
melakukan syirik kepada Allah.
(An Nahl 99-100)

Sudah arifkah kita mengenal bisikan ini?

Apakah sebenar-benar amalan 
yang boleh meningkatkan iman dan menggugurkan syirik?

FIKIR!

Berpesan Sheikh lagi dengan penuh hikmah,
 agar kami sentiasa bersabar dalam menuntut ilmu La ilaha ilAllah, 
kerana kesemua Guru-Guru Mulia kami mempunyai khazanah lautan ilmu yang tinggi -tetapi boleh bersabar untuk mengtarbiah kami yang ibarat kanak-kanak tadika . 

Bersabarlah dalam menuntut ilmu 
kerana Allah bersama-sama-sama orang yang sabar 
(QS 2:153)
Alhamdulillah ‘ala kulli hal.

Semoga Allah sampaikan kami lagi ke majlis ilmu berikutnya.
-Madrasah Akademi Darul Syahadah, 27 & 28 Februari 2016

BACA AL-QUR'AN DAN KESEHATAN

Sebagai umat Muslim membaca Al-Quran sudah menjadi keharusan. 
Sebab, 
di dalam Al-Quran terdapat petunjuk ke jalan kebenaran, 
dan kita tidak akan mengetahuinya jika tidak membacanya. 
Tahukah Anda, 
membaca Al-Quran selain bernilai pahala, 
juga mengandunG kesehatan yang baik bagi diri kita lho!

Banyak penelitian yang sudah dilakukan untuk membuktikannya. 
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, 
membaca Al-Quran dapat menurunkan tingkat kesedihan 
dan menghindarkan depresi serta memberikan ketenangan jiwa.

Selain itu, 
membaca Al-Quran dengan cara yang benar (tartil), 
ternyata memberikan pengaruh yang signifikan 
terhadap fungsi paru-paru dan tekanan darah. 

Membaca Al-Quran mempunyai aturan main tersendiri (ilmu tajwid) 
yang melibatkan pengaturan pernapasan 
sehingga berpotensi untuk meningkatkan nilai fungsi paru 
dan mencegah peningkatan tekanan darah arteri rata-rata 
(MAP/ Mean Arterial Pressure).

ANTARA TAKUT DAN HARAP

ANTARA TAKUT DAN HARAP
Syekh Ibnu Atha'illah menuturkan, 
"Luqman Al-Hakim berkata: 
'Seorang Mukmin memiliki dua hati. 

Dengan salah satunya ia berharap dan 
dengan hati yang lainnya ia merasa takut. 

Ia berharap amalnya diterima dan takut amalnya tidak diterima.' 
Andaikan rasa takut (khauf) dan rasa harap (raja') orang Mukmin ditimbang, 
tentu hasilnya seimbang. 
Karena itu, 
siapa yang ingin bertemu dengan Allah, 
hendaklah ia menjalankan perintah-Nya." (Kitab Taj Al-'Arus)

Dalam kitab Riyadhus-Shalihin, Imam Nawawi menjelaskan,
 "Ketahuilah bahwa 
yang terbaik bagi seorang hamba ketika dalam keadaan sehat adalah 
selalu memelihara rasa takut dan rasa harapnya.
 Takut dan harapnya mesti seimbang. 
Lalu, di saat sakit, rasa harapnya menjadi lebih jelas."

Menurut Imam Al-Ghazali, 
ada empat perkara yang mendahului munculnya rasa takut, yakni:

Pertama, 
mengingat banyaknya dosa yang telah dilakukan, 
banyaknya musuh terkait dengan hak orang yang kauambil 
sementara kau tak tahu apakah dapat mengembalikan hak mereka atau tidak.

Kedua, 
kerasnya siksa Allah yang tak mampu kau hadapi.

Ketiga, 
mengingat lemahnya diri dalam hal tersebut.

Keempat, 
mengingat kekuasaan Allah atasmu kapan dan bagaimana pun kau menghendaki." (Minhajul-'Abidin)

Pikir-pikirkanlah...Renung-renungkanlah!
Semoga bermanfaat!

Minggu, 28 Februari 2016

Bagaimana Mengenal Allah Melalui Roh Rukun Islam Mengikut Ilmu Makrifat.

Bagaimana Mengenal Allah Melalui Roh Rukun Islam Mengikut Ilmu Makrifat.
__________________________________________
Mengenal Allah melalui roh rukun islam itu, 
adalah dengan cara 
mengenal roh syahadah, roh sembahyang, dua kalimah syahadah 
(rukun islam yang pertama), 
ia bukan sahaja terletak pada pergerakan kedua bibir 
atau bunyi suara yang keluar dari halkum. 
Roh atau jiwa islam itu, 
terkandung dan tersirat disebalik ucapan dan 
tersirat disebalik pergerakan bibir, yaitu 
dengan mengetahui maksudnya yang tersirat disebalik lafaz.

Dengan memahami maksud kalimah nafi di dalam perkataan "la", 
memahami kalimah itsbat dalam perkataan " illa ha", 
memahami kalimah sabit dalam perkataan "illa" dan kalimah "Allah". 

Jangan hanya sekadar tahu sebut atau lafaz saja, 
tanpa mengetahui buah butir, 
hujung pangkal dan 
tanpa mengetahui roh atau jiwa syahadah itu sendiri. 

Untuk menghayati roh kalimah syahadah, 
kita hendaklah memahami sifat dua puluh. 
Seumpama 
dalam kalimah nafi " la" ada mengandung sifat dua puluh 
yang bernama wujud.

(Salam Diri Sebenar Diri).

DO'A

Mari berdoa agar terhindar 
dari kemiskinan, fitnah, bencana dan kesengsaraan dunia dan akhirat.

"Ya Allah, 
aku berlindung kepada-Mu 
dari kemalasan 
dan usia tua renta yang papa, 
perbuatan dosa dan hutang, 
fitnah kubur dan azab kubur, 
fitnah neraka dan azab neraka, 
keburukan fitnah kekayaan; 

aku berlindung kepada-Mu 
dari fitnah kemiskinan dan 

aku berlindung kepada-Mu 
dari fitnah Masih Dajjal

."(HR. Bukhari)
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الكَسَلِ وَالهَرَمِ، وَالمَأْثَمِ وَالمَغْرَمِ، وَمِنْ فِتْنَةِ القَبْرِ، وَعَذَابِ القَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ النَّارِ وَعَذَابِ النَّارِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الغِنَى، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الفَقْرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الَمسِيحِ الدَّجَّال

HATI YANG SAKIT

"Orang yang hatinya sakit 
tidak akan dapat mengenakan baju ketakwaan. 
Jika hatimu terbebas dari segala penyakit nafsu dan syahwat, 
kau dapat memikul beban takwa. 

Orang yang tidak merasakan manisnya taat, 
berarti hatinya sedang sakit akibat syahwat. 

Dalam Al-Quran, 
Allah menyebut syahwat sebagai penyakit. 
Dia berfirman,
 "sehingga bangkit nafsu orang yang di dalam hatinya ada penyakit 
dan ucapkanlah perkataan yang baik." (QS Al-Ahzab (33): 32)

---Syekh Ibnu Atha'illah dalam Taj Al-'Arus

TAUHID

Pentingnya menpelajari dan mengetahui hakikatnya 
ilmu LA ILAHA ILLALLAH.tauhid tertinggi.
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ(QS:47:19)
====================================
Bagaimana pandangan Imam al-Ghazali berkenaan dengan hakikat tauhid?

Dalam kitab al-Ihya’, 
Imam al-Ghazali telah menghuraikan hakikat tauhid (Ibid. Jil. 4, hal. 212) 
dan telah mengemukakan pendapatnya dalam masalah ini. 

Beliau telah membahagikan tauhid kepada empat peringkat:

1. Mengucapkan “Lailahaillallah” dengan lidahnya, 
tetapi hatinya lalai daripada memahami maknanya. 
Ini adalah tauhid orang munafik.

2. Ia mempercayai makna lafaz seperti yang dipercayai oleh orang Islam. 
Ini adalah kepercayaan orang awam.

3. Menyaksikan yang demikian itu dengan cara kasyaf 
dengan perantaraan cahaya kebenaran. 
Ini adalah maqam orang yang hampir (muqarrabun), iaitu 
ia melihat perkara yang banyak itu adalah lahir daripada yang satu.

4. Ia tidak melihat yang wujud ini kecuali satu sahaja. 
Ini adalah penyaksian siddiqin 
yang dinamakan oleh ahli tasawwuf 
dengan fana dalam tauhid.

Imam al-Ghazali berpendapat bahawa 
martabat yang keempat ini adalah yang paling tinggi, 
kerana 
orang itu tidak melihat dalam syuhudnya kecuali satu, 
ia tidak melihat semua yang wujud itu banyak 
bahkan ia adalah satu. 

Ini adalah martabat yang paling tinggi dalam tauhid.

-Syekh Ibnu Atha'illah dalam kitab Taj Al-'Arus

"Amal yang banyak tetapi tidak baik bagaikan baju yang banyak 
tetapi harganya murah. 
Sebaliknya, 
amal sedikit yang dilakukan dengan baik bagaikan baju yang sedikit 
tetapi harganya mahal. 

Amal seperti itu bagaikan permata, 
yang kecil bentuknya tetapi tinggi nilainya. 
Orang yang hatinya sibuk mengingat Allah 
serta berupaya mengobati nafsu yang mempengaruhi hatinya adalah 
lebih baik daripada orang yang memperbanyak shalat dan puasa 
tanpa kehadiran kalbunya."

--Syekh Ibnu Atha'illah dalam kitab Taj Al-'Arus

INGATLAH ALLAH DISETIAP DETAK GETAR JANTUNG HEMBUSAN NAFAS HIDUP

INGATLAH ALLAH DISETIAP DETAK GETAR JANTUNG HEMBUSAN NAFAS HIDUP.

* Jangan mencintai keindahan kenikmatan duniawi hingga melupakan keagungan Allah 
* Jangan mencintai manusia hingga melupakan cinta kepada Allah 
* Jangan melebihi cinta duniawi harta Tahta jabatan hingga melebihi rasa cinta hambanya kepada Allah sebab itu Syirik Khofi artinya mendekati Syirik dengan menduakan Allah memuja sesuatu dengan berlebihan selain Allah
( TAUHID - MUSLIM )

Fatwa Kehidupan

Fatwa Kehidupan
"'mata ada pelita tubuh, 
jikalau matamu tunggal maka teranglah seluruh tubuhmu"
mata yang tunggal adalah 
mata yang memandang hanya pada satu titik pandangan, 
tak memandang hal2 lain dan tak banyak berfikir, 
tetapi hanya melakukan setiap denyut2 kehidupannya 
dgn memandang Tuhannya semata. 
maka teranglah seluruh tubuh, 
maka menjadi terang pikiran dan perasaan hati, 
berbuat dan bertindak bukan dari suatu dorongan nafsu, 
tetapi dari hati nurani yang bersih dan jernih.

Fatwa Kehidupan

Fatwa Kehidupan
----------------------------
Sebuah dilema dalam ilmu keruhanian, 
adalah ketika seseorang mengosongkan dirinya, 
ia mulai kehilangan hasrat-hasrat duniawinya dan rasa suka atau cintanya 
kepada perempuan dan harta benda berangsur menjadi lenyap. 

Tetapi hidupnya menjadi berat sebab tekanan hidup memang tinggi, 
karena qodratnya manusia membutuhkan sarana-sarana hidup. 
Kelebihannya dalam keadaan tersebut 
batinnya selalu terang dan mampu menahan semua penderitaan sampai tingkat tinggi.

Dalam keadaan biasa /tidak dalam pengosongan (isi), 
hasrat2 duniawi kembali timbul, 
mulai mengejar harta sbg sarana hidup dan mulai jatuh cinta kepada wanita. 
batin bisa menjadi keruh karena hal tersebut.

Bagi yang sudah berusia lanjut, 
mungkin lebih mudah utk masuk dalam ilmu keruhanian dan olah rasa, 
sbb hajat duniawinya sdh tak terlalu besar.
dia tak perlu lg cinta-cintaan dan menjalin asmara dgn wanita 
sbb jg sudah tua dan bau tanah. 
jg tak perlu lg harta selain utk mencukupi jasadnya saja,
 krn umumnya tanggung jawabnya sdh selesai, anak2 sdh besar2 dan mandiri.

yang terberat adalah 
ketika memasuki dunia ilmu keruhanian dan olah rasa 
diusia yg masih muda. terlalu kosong, 
malah gak doyan perempuan dan harta lagi, 
terlalu isi malah bernafsu keduniawi dan keruh lagi. 
mau gak nikah kata nabi "bukan umatku!", 
mau nikah kata wanita "cari harta sana!". 
spt makan buah simalakama, 
ngejar dunia, jadi binatang lagi,
 gak ngejar dunia, dikecam orang. yah, 
mending ketawa ketiwi aja deh..... heuheuheuheu

AMALAN MAKRIFAT

AMALAN MAKRIFAT
Anda hendaklah menganggap pelbagai objek ( benda ) sebagai ZAT ALLAH. 
Sifat Sifat benda sebagai Sifat Sifat Allah. 
Perbuatan benda sebagai Af’al Allah. 
Yang lainnya hilang dari pandangan (ini dinamakan wahdah). 

Cara Caranya saperti dibawah :

CARA MENURUN / NUZUL
Anggaplah diri anda sebagai HAKIKAT ZAT
Zat Aku adalah Zat Allah
Sifat aku adalah Sifat Allah
Perbuatanku adalah Af’al Allah

CARA MENAIK / URUJ
Zat Allah adalah Zat Aku
Sifat Allah adalah Sifat Aku
Af’al Allah adalah Perbuatan Aku
=============================================

NUZUL DENGAN ALLAH
Zat Aku dengan Zat Allah
Sifat Aku dengan Sifat Allah
Perbuatan aku dengan Af’al Allah

QS. Al-Khasas : 88.
 "Tiap tiap sesuatu ( ghayr ) adalah kosong semata mata kecuali Zat-Nya".

TUJUAN HIDUPMU UNTUK BERIBADAH

TUJUAN HIDUPMU UNTUK BERIBADAH.
Hadits Qudsi: Wahai anak Adam..! Luangkan waktumu untuk beribadah kepadaKu niscaya Aku jadikan jiwamu kaya dan Aku tutup pintu kefakiran atasmu. Jika engkau tidak berbuat demikian, sibuk terus menerus tidak menentu nescaya Aku tidak akan menutup pintu kefakiran atasmu. (HR.Tirmizi)
Wahai anak Adam! Sebenarnya engkau sudah cukup bahagia memiliki apa yang perlu bagimu tetapi engkau masih menuntut yang berlebihan. Engkau tidak merasa cukup dengan yang sedikit dan tidak merasa puas dengan yang banyak. Sesungguhnya bila engkau bangun pagi dalam keadaan sihat dan jiwamu tenang tenteram serta punya persediaan makanan pada hari itu maka tak perlu engkau memusingkan dunia ini lagi.
(HR.Baihaqi dari Ibnu Umar)
UJIAN KEKAYAAN
Hadits Qudsi: Aku memperlindungkan fakir miskin kepada orang kaya bukan kerana gudangKu sempit, bukan pula kerana rahmatKu tidak meluas kepada mereka. Tetapi kerana Aku ingin menguji orang-orang kaya seberapa segera mereka melaksanakan apa yang telah Aku perintahkan tentang harta mereka buat kaum fakir miskin. Jika mereka melaksanakannya nescaya aku sempurnakan nikmatKu bagi mereka dan Aku lipat gandakan nikmat itu didunia ini sepuluh kali lipat. (HR.Ibnu Najjar)
Siapakah yang mahu memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya dijalan Allah), maka Allah akan memperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (QS.2:245)
[ Ust Iqbal ]

Sabtu, 27 Februari 2016

---Syekh Ibnu Atha'illah dalam kitab Taj al-'Arus

"Sungguh aneh, 
bagaimana mungkin kau berharap hati menjadi baik 
sedangkan tubuhmu melakukan berbagai larangan 
seperti melihat yang terlarang, mengadu domba, dan sebagainya?!

Kau bagai orang yang berobat dengan racun 
atau seperti orang yang ingin membersihkan pakaian dengan celupan hitam. 
Karena itu, 
kau harus berkhalwat dan beruzlah. 
Siapa yang terbiasa beruzlah, ia akan menjadi mulia. 
Siapa yang uzlahnya benar, ia akan mendapat anugerah Tuhan. 
Tandanya adalah tersingkapnya tirai, hidupnya hati, dan terwujudnya cinta. 
Kau harus memperindah, bukan hanya memperbanyak amal."

---Syekh Ibnu Atha'illah dalam kitab Taj al-'Arus

"BAGAIMANA YANG DIKATAKAN ILMU YANG PUTUS"

"BAGAIMANA YANG DIKATAKAN ILMU YANG PUTUS"

JAWAPAN
----------------

Ilmu yang Putus/ putusnya segala ilmu!!

Setelah wujud itu, WUJUD ALLAH atau NYATA ALLAH.

Biar,..biarlah hanya ALLAH jangan ada lg bukan ALLAH..

Nyatakanlah ALLAH itu sebenar-benar NYATA..
penuh, bulat menyeluruh jangan lagi ada separuh masak separuh mentah.

Barulah terungkai wujud Allah di dlm sifat 20 itu benar² nampak, Terang, 
Jelas tanpa Ragu².

Tatkala ilmu sdh menjadi buntuh, 
Di kala ilmu sudah melanggar dinding keterbatasannya.

Di sinilah seluruh panca indera bathin akhirnya diselubungi makrifat bahawa hanya;

"Allah mengenal Allah" 
hanya "Allah melihat Allah" 
hanya " Allah berkasih² kepada Allah", 
hanya "Allah bersama Allah". 
Hanya " Allah berserta Allah".

Dari Allah Kepada Allah untuk Allah..
Allah..Allah..Allah dan Allah
Tidak ada hujungnya Allah ini 
sehingga Habis air dilautan jika dijadikan tinta menulisnya...

HURAIAN
---------------------

Allah itu Esa/Tunggal..
Kenyataan Allah itu pada bathin dan lahiriah meliputi jiwa raga, 
sehingga ke-Esaan itu merata-rata ke pelosok alam maya.
Dengan kata lain ke-Esaan Allah itu adalah alam ini sendiri.

Tidak ada sebarang keberadaan pun bukan Allah. 
Apa sahaja yang dilihat,
 apa sahaja yang difikirkan, 
apa sahaja yang didengar, 
apa sahaja yang ditenung, 
apa sahaja yang dikhayalkan dan 
apa sahaja pun keadaan 
tidak ada lagi selain Allah..Allah..Allah..

PERSOALAN
-------------------

"Bagaimana dapat dinyatakan ke-Esaan ALLAH seluruhnya 
Bilamana Diri ini pun belum NYATA ALLAH lagi"....

####

Sesudah sifat kita itu bukan lg sifat kita, tapi sifat ALLAH..
Sifat mendengar, sifat melihat, sifat berkata, sifat hidup, hayat 
bahkan sifat wujud bukan kita, 
maka pecah lah keakuan yg tidak benar, 
Teramat jelasnya Nyata ALLAH pd kita sehinggakan ke-EsaanNya 
yg terbentang luas terpampang dipersada alam maya ini
 kin barulah sah dalam PERSAKSIAN-NYA sendiri..

KERANA HANYA ALLAH SAHAJA YANG TAHU MEMPERSAKSIKAN KE-ESAAN-NYA SENDIRI....

KESIMPULAN
-----------------

Nyatakan Allah itu sebenar²nya jangan ada lagi kesangsian.
Capailah kesejatian makrifat yg bersambung dgn guru2 terdahulu..
Maka benarlah ....

"AKU MENGENAL ALLAH DENGAN ALLAH"..

"KENAL DIRI, KENALLAH ALLAH"..

Sesungguhnya ALLAH tidak berlaku zalim kepada ALLAH.
ALLAH tidak mengkhiati ALLAH.
ALLAH tidak menyakiti ALLAH.
ALLAH lah yang telus ikhlas kepada ALLAH.

Akhir kalam...

"LAA HURUFFIN WALA SHAUTIN"..

Salam AHAD☝🏻

aamiin
Fatwa SiFakir

SUSAH BANGUN MALAM UNTUK SHALAT TAHAJUD?

SUSAH BANGUN MALAM UNTUK SHALAT TAHAJUD? 

LAKUKAN 5 HAL INI
Aduh...
Baru saja alarm berdering sudah segera dimatikan.
Bagaimana jika saat itu malaikat maut sudah ada di hadapan ?
he..ja di serem yaa...
Sahabat Setia,
ternyata untuk bisa shalat Tahajud atau bisa juga disebut Qiyamul Lail itu 
ada rahasianya lo.
Yang pasti tak setiap orang bisa dengan mudah melakukannya. 

Kita simak yuu...

1. Harus memahami bahwa 
awalnya Allah memerintahkan shalat sunnah 
di sepanjang malam,
namun dalam QS.Al Muzammil ayat 2 diberi keringanan 
untuk sedikit tidur.

2.Harus mengetahui keutamaan shalat malam yaitu 
Allah menurunkan rahmat Nya 
dan mengabulkan setiap do'a yang dipanjatkan.

3.Jagalah pola hidup sehat 
seperti makan minum yang halal dan thayyib (baik untuk kesehatan),
olahraga teratur,manajemen waktu yang rapi. 
Semua itu agar tubuh kita fit dan tak kelelahan saat bangun malam.

4.Mulai niatkan sejak bangun tidur hingga menjelang malam 
untuk shalat malam.

5.Meminta pada Allah agar dibangunkan, 
bisa juga meminta teman,saudara,suami/istri 
untuk dibangunkan atau pasang alarm.

Selamat menjalankan rahasia bangun malam untuk shalat Tahajud. 
Semoga Allah memudahkan langkahnya. 
Ada yang mau dibangunkan malam ini?

Setia Furqon Kholid
‪#‎SpiritualPower‬

Pembagian Tauhid dalam Al Qur’an

Pembagian Tauhid dalam Al Qur’an.

Pembagian yang populer di kalangan ulama adalah 
pembagian tauhid menjadi tiga yaitu 
tauhid rububiyah, 
uluhiyah, dan 
asma’ wa shifat. 

Pembagian ini terkumpul dalam firman Allah dalam Al Qur’an:
رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا فَاعْبُدْهُ وَاصْطَبِرْ لِعِبَادَتِهِ هَلْ تَعْلَمُ لَهُ سَمِيّاً

“Rabb (yang menguasai) langit dan bumi 
dan segala sesuatu yang ada di antara keduanya, 
maka sembahlah Dia 
dan berteguh hatilah dalam beribadah kepada-Nya. 
Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia 
(yang patut disembah)?” (Maryam: 65).

Perhatikan ayat di atas:

(1). Dalam firman-Nya (رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ) 
(Rabb (yang menguasai) langit dan bumi) 
merupakan penetapan tauhid rububiyah.

(2). Dalam firman-Nya (فَاعْبُدْهُ وَاصْطَبِرْ لِعِبَادَتِهِ) 
(maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah kepada-Nya) 
merupakan penetapan tauhid uluhiyah.

(3). Dan dalam firman-Nya (هَلْ تَعْلَمُ لَهُ سَمِيّاً) 
(Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia?) 
merupakan penetapan tauhid asma’ wa shifat.


Berikut penjelasan ringkas tentang tiga jenis tauhid tersebut:

[1] Tauhid rububiyah.
Maknanya adalah mengesakan Allah 
dalam hal penciptaan, kepemilikan, dan pengurusan. 
Di antara dalil yang menunjukkan hal ini adalah firman Allah:
أَلاَلَهُ الْخَلْقُ وَاْلأَمْرُ تَبَارَكَ اللهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
“Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah” 
(Al- A’raf: 54).

[2] Tauhid uluhiyah atau tauhid ibadah.
Disebut tauhid uluhiyah karena penisbatanya kepada Allah 
dan disebut tauhid ibadah karena penisbatannya kepada makhluk (hamba). 
Adapun maksudnya ialah pengesaan Allah dalam ibadah, 
yakni bahwasanya hanya Allah satu-satunya yang berhak diibadahi. 

Allah Ta’ala berfirman:
ذَلِكَ بِأَنَّ اللهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَايَدْعُونَ مِن دُونِهِ الْبَاطِلُ
”Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, 
Dialah yang hak dan sesungguhnya yang mereka seru selain Allah adalah batil” 
(Luqman: 30).

[3] Tauhid asma’ wa shifat.
Maksudnya adalah pengesaan Allah ‘Azza wa Jalla 
dengan nama-nama dan sifat-sifat yang menjadi milik-Nya. 

Tauhid ini mencakup dua hal yaitu penetapan dan penafian. 

Artinya kita harus menetapkan seluruh nama dan sifat bagi Allah 
sebagaimana yang Dia tetapkan bagi diri-Nya dalam kitab-Nya atau sunnah nabi-Nya, 
dan tidak menjadikan sesuatu yang semisal dengan Allah dalam nama dan sifat-Nya. 

Dalam menetapkan sifat bagi Allah 
tidak boleh melakukan ta’thil, tahrif, tamtsil, maupun takyif. 

Hal ini ditegaskan Allah dalam firman-Nya:
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ
”Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan-Nya, 
dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” 
(Asy-Syuura: 11) (Lihat Al-Qaulul Mufiiid I/7-10).

Sebagian ulama membagi tauhid menjadi dua saja yaitu 
tauhid dalam ma’rifat wal itsbat (pengenalan dan penetapan) dan 
tauhid fii thalab wal qasd (tauhid dalam tujuan ibadah). 

Jika dengan pembagian seperti ini 
maka tauhid rububiyah dan tauhid asma’ wa shifat 
termasuk golongan yang pertama 
sedangkan tauhid uluhiyah adalah golongan yang kedua 
(Lihat Fathul Majid 18).

Pembagian tauhid dengan pembagian seperti di atas 
merupakan hasil penelitian para ulama 
terhadap seluruh dalil-dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah.
 Sehingga pembagian tersebut bukan termasuk bid’ah 
karena memiliki landasan dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Judul: Mutiara Faidah Kitab Tauhid 
Kode : MFKT
Penulis: Ustadz Abu Isa Abdullah bin Salam
Penerbit: Pustaka Muslim Yogyakarta
Dimensi: 16 cm x 23,5 cm
Harga: Rp. 65.000.

Pemesanan dapat menghubungi kami 
melalui email pustaka_muslim@yahoo.com atau melalui nomor 085290888668 
(CALL / SMS / WA) PIN BBM: 522C270A 
| kunjungi situs kami di http://pustaka.muslim.or.id/

KAF- HA'- YAA- 'AIN- SHOD

KAF- HA'- YAA- 'AIN- SHOD
-----------------------------------
Huruf-huruf nuranniyyah ialah huruf-huruf yang terdapat pada awal surah di dalam Al-Qur’an dan mengandungi berbagai khasiat atau rahasia yang tidak terhingga banyaknya
_________________________________
Kata Imam Ad-Dairaby ”kebanyakan ulama’ ahli hikmah berpendapat bahwa huruf-huruf Nuraniyyah ini mengandungi berbagai khasiat"
_________________________________
Abdurrahman bin ‘Auf ra bila ingin agar harta bendanya tidak hilang tentu beliau tuliskan huruf-huruf Nuraniyyah di atasnya
_________________________________
Sebagian salaful shalih jika tengah mengendarai kapal laut senantiasa membaca huruf-huruf Nuraniyyah terlebih dahulu katanya, Jika huruf-huruf ini dibaca baik di daratan maupun di lautan, niscaya pembacanya selalu dijaga oleh Allah S.W.T. dari kerusakan
_________________________________
Imam Al-Ghazali pula dalam kitabnya ”Khaawaashul-Qur’an” menyebutkan bahwa huruf-huruf Nuraniyyah ini sering digunakan oleh para ‘arifiin untuk berbagai kesulitan di laut yaitu untuk menenangkan gelombang dan badai
_________________________________
KAF- HA'- YAA- 'AIN- SHOD, Sebenarnya tidak cukup dengan membaca huruf-huruf itu saja tanpa amalan yang bisa menyatukanNya dengan diri mu, dari menyatu tadi maka timbulLah keyakinan, inilah huraian dari huruf-huruf tersebut :
_________________________________
KAF : Kamaa in anzalna huminassamaa i fakhtalatobihi nabaatul ar. Paasbaha hasiman tazru huriyyah. Ya haf koliza i.
_________________________________
HA : Huallah hullazi la ilaha illa huwal 'azi mulghaib. Wassahaadati warrahmanirrahim. Ya kapaslia i.
_________________________________
YAA : Yaumal 'azi mipati izil kulub. Ladalhanaazi rokalzimi namalizzolimin. Namil hamimin wala shafie yuuto-'u naya darza i.
_________________________________
'AIN : 'Alimat nafsomma ahdorot kala uqsimubil khomsijawa rilqunnas wallaili iza asaa'asa wassubhi iza tanappas. Ya waghrila iz.
_________________________________
SHOD : Shod, Walquranizizikri balillazi nakafaru piizzati wasiqoh yada' sa' ya i tawakkaltu ya qoddam haazihil aatisharif ta'iinu alayya kodoo hawaa iji. Ajali Ajali AlWahab AlWahab assi'al bihaqqitaurat walinjil walzabur walfurqan warhurni warammiyyi nasromminallah wafathom koribon wabashiril mukminin.
_________________________________
Ini adalah salah satu dari amalan 
yang menggunakan huruf Nuraniyyah TATA CARANYA ialah 
setiap niat atau perbuatan hendaklah dimulai dengan Bismillaahirrahmaanirrahiim, 
lalu bacalah ”Kaaf Haa’ Yaa ‘Ain Shood” satu persatu 
setiap jari tangan kanan mu 
lalu kemudian genggamlah dan lihat ringkasan di bawah ini :
_________________________________
Kaaf : jari kelingking
Haa’ : jari manis
Yaa : jari tengah
‘Ain : jari telunjuk
Shood : ibu jari
_________________________________
Genggamlah erat-erat jari jemarimu seraya bathin mu berkata : "Bismillaahirrahmaanirrahiim Kaaf Haa’ Yaa ‘Ain Shood 
tertutup 9 lobang ditubuhku, 
terkunci 9 nafsu diriku, 
tiada aku-ku bersifat qudrat, 
lemah seluruh urat-urat sendiku, 
hancurlah tulang belulangku, 
lenyaplah seluruh tubuh zahirku, 
masuk dalam kandungan kalimah laa ilaaha illallaah"
_________________________________
CATATAN: 
Kuasamu tergantung kepada daya kekuatan ilmu ma’krifat dari tuhan mu, 
manakala efeknya pula terserah pada sekeras mana 
niat dirimu terhadap apa yang tuhan engkau lakukan
_________________________________
Didalam kajian mengenal diri huraian pada Kaf-Ha-Ya-'Ain-Shod 
sangat jelas bagi yang mengetahui nya, 
ia bukan hanya sekedar bacaan tauhidul Af'al saja, 
tapi ia adalah pembuka kepada pegangan ilmu makrifat
_________________________________
KAF : Terbukanya tabir diri
HA' : Jiwa ke ilahian yang keluar dari tiupan ruhul kudus
YAA : Hati
'AIN : Hakikat wujud diri
SHOD : Kekentalan Ilmu yang ada pada diri
_________________________________
Maka adapun hakikatnya itu 
ialah orang yang tiada memandang bagi dirinya amal perbuatan lagi, 
Hanya memandang kelakuan Allah Taala yang berlaku pada dirinya
 yang ditakdirkan pada azali sebelum dijadikan dirinya, 
Yang dipandangnya ialah 
segala amalnya daripada Allah dengan Allah bagi Allah, 
inilah yang sebenarnya ahli hakikat, 
Jadi hakikat yang dikehendaki di sini ialah 
hakikat yang meliputi tubuh dan nyawa atau jasad dan roh
_________________________________
Seandainya seorang itu tiada bernyawa, 
bukan manusia namanya dan sudah pasti dia tiada dapat beramal, 
Sedangkan sebenarnya dia tiada dapat memandang yang beramal 
dan yang empunya amal, 
Karna dengan adanya roh baru jasad dapat beramal
_________________________________
Sedangkan roh itu ialah Sifatullah atau Sirrullah dan roh itu 
tiada akan dapat beramal sekiranya tiada serta dengan Zatullah, 
maka barulah benar yang beramal itu Sifat bagi Dzat, 
dan yang empunya amal itu adalah Dzat, 
Oleh karna itulah hakikatnya orang syariat itu dihukumkan syirik, 
KARNA DIA MERASA DIRINYALAH YANG BERAMAL DAN BERBUAT TERSEBUT
_________________________________
Setelah nyata kezahiran kalimah tersebut, 
barulah didatangkan nyawa, 
maka bersuaralah ia dengan nama kebesaran Zat tuhannya “ALLAHU AKBAR” 
tatkala ini karamlah dia didalam kebesarannya, 
Kemudian di ikuti dengan tujuh kesempurnaan Takbir yaitu :

La Hayun, 
La Alimun, 
La Samiun, 
La Kadirun, 
La Basirun, 
LaMuridun, 
La Mutakalimun 
bilhaqi Ilallah
_________________________________
Maka bersuaralah dia dengan nama kebesaran Zat tuhannya “Allahu Akbar” 
bergetarlah dirinya, 
karam didalam kebesarannya, 
Sungguh cantik dan indah 
bagi mereka yang mengetahui rahasia dan perbuatan gerak diri itu, 
Segala-galanya tersirat disebalik firman Allah yang bermaksud : 

”Jika Engkau mengasihi Aku, 
ikutilah Aku, 
Niscaya Aku akan mengasihi mu”.
_________________________________
Bila dilihat dari uraian tersebut, 
jelas banyak orang yang salah 
dalam memahami ilmu hakikat dan marifat, 
bila MA'RIFAT belum tergabung dengan kalimah lain 
maka mengandung kemurnian Ma'rifat, 
Tapi bila kalimat ma"rifat sudah bersanding dengan kalimat lain 
maka artinya juga perlu penjelasan yang LEBIH kongkrit
--------------
(Tuak ilahi)

TAUHID

BAGAIMANA CARA MENGENAL ALLAH MELALUI ILMU TAUHID.
__________________________________________
Cara mengenal Allah melalui ilmu tauhid itu, 
adalah dengan mengembalikan dan memulangkan semua 
segala sifat, af'al, asma' dan zat kita kepada Allah. 
Jangan lagi ada benda atau sesuatu 
yang menjadi hak milik kita secara peribadi. 

Segala sifat makhluk alam ini 
akan binasa dan menjadi milik dan kepunyaan Allah. 
Dengan binasanya sifat alam, 
ianya akan menjadikan berkekalanlah sifat alam dalam wajah Allah. 

Segala sifat, segala af'al dan segala nama 
hendaklah dibinasa, dipulang dan dikembalikan semula 
kepada yang empunya, 
itulah yang dikatakan tauhid (berserah kepada Allah).

Berserah dengan tidak lagi memandang pada sifat makhluk, alam atau diri, 
melainkan yang dipandang itu, semuanya telah kembali menjadi hak Allah. 

Setelah sekalian makhluk 
sudah hilang, lenyap, binasa, kembali, pulang 
dan diserahkan semula kepada Allah Taala, 
itulah yang dikatakan cara mengenal Allah melalui ilmu tauhid yang sebenar.

(Salam Diri Sebenar Diri).

SYARAT TOBAT MENURUT SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI

SYARAT TOBAT MENURUT SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI.

Menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, tobat memiliki pilar utama. 

Pertama, 
menyesali perbuatan dosa. 
Nabi SAW bersabda, 
"Menyesal adalah bagian dari tobat."(HR Ibnu Majah, Ahmad dan Baihaqi)

Ciri-ciri seorang telah benar-benar menyesal adalah 
hatinya menjadi lembut dan airmatanya deras mengucur. 

Rasulullah SAW bersabda, 
"Bertemanlah dengan para ahli tobat.
 Mereka adalah orang-orang yang paling lembut hatinya." 
(Terdapat dln kitab Al-Ithaf: 8/574)

Kedua, 
menjauhkan diri semua dosa, kapan pun dan dimana pun.

Ketiga, 
setelah semua itu,
 bertekad kuat untuk tidak mengulangi dosa yang pernah dilakukan.

Abu Bakar Al-Wasithi pernah ditanya tentang tobat nasuha. 

Beliau menjawab, 
"Tobat yang tidak menyisakan bekas maksiat sedikit pun dalam diri pelakunya, 
baik secara rahasia maupun terang-terangan. 
Barangsiapa bertobat nasuha, 
dia tak peduli lagi apa yang dilakukannya siang ataupun malam."

Penyesalan melahirkan tekad untuk tidak mengulangi maksiat, 
karena sadar bahwa 
maksiat adalah penghalang antara dirinya dengan Rabb. 

Sebagaimana sabda Rasulullah,

 "Sesungguhnya seorang hamba 
akan terhalang mendapatkan banyak rezeki 
karena dosanya."( HR Ahmad)

---Syekh Abdul Qadir Al Jailani 
dalam Majalis fi Mawa'izh Al Quran wa al Alfazh An-Nubuwwah
Rasulullah SAW bersabda, 
"Barangsiapa mencari dunia (harta kekayaan) dengan cara-cara yang halal 
demi menjaga harkat diri dari meminta-minta, 
menghidupi keluarganya, dan 
mengasihi tetangganya,
 maka di Hari Kiamat kelak Allah akan membangkitkannya 
dengan wajah bagaikan bulan purnama.
 Sebaliknya, 
barangsiapa mencari dunia dengan cara-cara halal, 
namun demi memperkaya diri,
 menyombongkan diri, dan untuk riya, 
maka kelak di Hari Kiamat Allah SWT akan membangkitkannya 
dengan kemurkaan kepadanya." (HR Ibnu Abi Syaibah)

MERAIH REZEKI YANG SEMPURNA

"Di antara bentuk kesempurnaan nikmat atas dirimu adalah 
ketika Dia memberi sesuatu yang mencukupimu 
dan menahan sesuatu yang akan mencelakakanmu."
---Syekh Ibnu Atha'illah dalam Al-Hikam

Sahabatku, 
ingatlah bahwa kesempurnaan nikmat dan karunia Allah SWT itu 
ketika Dia memberimu sesuatu yang dapat mencukupi kebutuhanmu 
dan menahan sesuatu yang akan mencelakakanmu atau menjerumuskanmu 
ke dalam tindakan berlebihan (thughyan), terutama dalam urusan harta.

Allah SWT berfirman,
 "Ketahuilah! 
Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas
 karena dia melihat dirinya serba cukup." (QS Al-'Alaq (96): 6-7)

Dalam hadis disebutkan,
 "Apa yang sedikit dan cukup lebih baik daripada yang banyak, tetapi melenakan."

Pemberian yang tidak mencukupi kebutuhan, 
biasanya, akan membuat seseorang sibuk dan melalaikan ketaatan kepada Allah. Pemberian semacam itu tidak disebut sebagai kesempurnaan nikmat. 
Demikian penjelasan Al-Hikam dari Syekh Abdullah Asy-Syarqawi.


Semoga bermanfaat!

MENDIDIK ANAK DENGAN KESHALIHAN ORANG TUA

MENDIDIK ANAK DENGAN KESHALIHAN ORANG TUA
Tentu Sobat masih ingat kisah ‘petualangan’ Nabi Khidir as dengan Nabi Musa as. Ya, di antara penggalan kisahnya adalah apa yang Allah sebutkan dalam Al Qur’an surat Al-Kahfi. Manakala mereka berdua memasuki suatu kampung yang penduduknya enggan untuk sekadar menjamu mereka berdua.
Sebelum meninggalkan kampung tersebut, mereka menemukan rumah yang hampir rubuh. Dengan ringan tangan Nabi Khidir as memperbaiki tembok rumah tersebut tanpa meminta upah dari penduduk kampung.
Nabi Musa as terheran-heran melihat tindakannya. Nabi Khidir as beralasan bahwa rumah tersebut milik dua anak yatim yang di bawahnya terpendam harta peninggalan orang tua mereka yang shalih. Allah Swt berkehendak menjaga harta tersebut hingga kedua anak tersebut dewasa dan mengambil manfaat dari harta itu. Para ahli tafsir menyebutkan bahwa di antara pelajaran yang bisa dipetik dari kisah di atas adalah Allah Swt akan menjaga keturunan seseorang manakala ia shalih walaupun ia telah meninggal dunia sekalipun.
Subhanallah, begitulah dampak positif keshalihan orang tua. Sekalipun telah meninggal dunia masih tetap dirasakan oleh keturunannya. Bagaimana halnya ketika ia masih hidup? Tentu lebih besar dan lebih besar lagi dampak positifnya.
Maka, mari Sobat tingkatkan keshalihan kita agar keturunan kita menjadi anak yang shalih dan shalihah. Mengapa orang tua? sebab ketika si anak membuka matanya di muka bumi ini, yang pertama kali ia lihat adalah ayah dan bundanya. Manakala ia melihat orang tuanya shalih/shalihah, niscaya itulah yang akan terekam dengan kuat dibenaknya dan insyaallah itu juga yang akan ia praktikkan dalam kesehariannya.
Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keshalihan Sobat dan anak:
1. Rajinlah beribadah terutama shalat lima waktu secara tepat waktu dan ajaklah anak beribadah bersama. Jangan sampai kita hanya berteriak memerintahkan anak shalat, sedangkan kita asyik menonton televisi.
2. Ramaikanlah rumah dengan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang keluar dari lisan.
3. Hindari berbohong sekecil apapun. Tanpa disadari, ternyata sebagai orang tua kita sering membohongi anak untuk menghindari keinginannya. Salah satu contoh pada saat kita terburu-buru pergi ke kantor di pagi hari dan anak kita meminta ikut atau mengajak jalan-jalan mengelilingi perumahan, kita malah memilih berbohong dan pergi diam-diam tanpa dia ketahui.
Berkatalah dengan jujur kepada anak. Ungkapkan dengan lembut dan penuh kasih serta pengertian bahwa kita akan pergi. Tak perlu merasa khawatir. Anak menangis karena ia belum memahami keadaan mengapa orang tuanya harus selalu pergi di pagi hari. Kita hanya perlu bersabar dan melakukan pengertian kepada mereka secara terus menerus. Perlahan anak akan memahami mengapa orang tuanya selalu pergi di pagi hari dan mengapa anak tidak bisa ikut.
Itulah tiga hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesalihan kita, para orang tua. Semoga bermanfaat!
‪#‎RZKeilmuan‬ ‪#‎SharingHappiness‬ ‪#‎Zakat‬ ‪#‎Sedekah‬ ‪#‎Sharing‬ ‪#‎Happiness‬ ‪#‎Berbagi‬ ‪#‎Donasi‬ ‪#‎DonasiOnline‬ ‪#‎KemudahanDonasi‬
sumber: ummi.online.com

Jumat, 26 Februari 2016

TUJUAN HIDUPMU UNTUK BERIBADAH

TUJUAN HIDUPMU UNTUK BERIBADAH

Hadits Qudsi: Wahai anak Adam..! 
Luangkan waktumu untuk beribadah kepadaKu 
niscaya Aku jadikan jiwamu kaya dan Aku tutup pintu kefakiran atasmu. 
Jika engkau tidak berbuat demikian, 
sibuk terus menerus tidak menentu 
nescaya Aku tidak akan menutup pintu kefakiran atasmu. (HR.Tirmizi)

Wahai anak Adam! 
Sebenarnya engkau sudah cukup bahagia memiliki apa yang perlu bagimu 
tetapi engkau masih menuntut yang berlebihan.
 Engkau tidak merasa cukup dengan yang sedikit 
dan tidak merasa puas dengan yang banyak. 

Sesungguhnya bila engkau bangun pagi 
dalam keadaan sihat dan jiwamu tenang tenteram 
serta punya persediaan makanan pada hari itu 
maka tak perlu engkau memusingkan dunia ini lagi.
(HR.Baihaqi dari Ibnu Umar)

UJIAN KEKAYAAN

Hadits Qudsi: 
Aku memperlindungkan fakir miskin kepada orang kaya 
bukan kerana gudangKu sempit, 
bukan pula kerana rahmatKu tidak meluas kepada mereka. 

Tetapi kerana Aku ingin menguji orang-orang kaya 
seberapa segera mereka melaksanakan apa yang telah Aku perintahkan
 tentang harta mereka buat kaum fakir miskin. 
Jika mereka melaksanakannya 
nescaya aku sempurnakan nikmatKu bagi mereka 
dan Aku lipat gandakan nikmat itu didunia ini sepuluh kali lipat. 
(HR.Ibnu Najjar)

Siapakah yang mahu memberi pinjaman kepada Allah, 
pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya dijalan Allah), 
maka Allah akan memperlipat gandakan pembayaran kepadanya 
dengan lipat ganda yang banyak. 
Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) 
dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (QS.2:245)
[ Ust Iqbal ]
MENGAPA KITA MENGUCAP DUA KALIMAH SYAHADAT
9 KALI DALAM 5 WAKTU SEMBAHYANG

Sebab diri bathin manusia mempunyai 9 wajah.
Dua kalimah syahadat pada :

1. Sembahyang SUBUH 1 kali itu memberi kesaksian pada wajah kita 
pada martabat SIRUSIR (Rahasia didalam Rahasia)

2. Sembahyang ZOHOR 2 kali memberi kesaksian p
ada wajah kita 
pada martabat SIR dan AHDAH

3. Sembahyang ASAR 2 kali memberi kesaksian pada wajah kita 
pada martabat WAHDAH dan WAHIDIAH

4. Sembahyang MAGHRIB 2 kali memberi kesaksian pada wajah kita 
pada martabat AHAD dan MUHAMMAD
5. Sembahyang ISYA 2 kali memberi kesaksian pada wajah kita 
pada martabat MUSTAFA dan MUHAMMAD

MENGAPA KITA HARUS BERNIAT DALAM SEMBAHYANG

Karena : niat itu merupakan kepala sembahyang.
Hakekat niat letaknya pada martabat alif dan ataupun kalbu manusia 
didalam sembahyang itu kita lapazkan didalam hati :

Niat sbb :
 “aku hendak sembahyang menyaksikan diriku karena Allah semata-mata.”

Dalilnya :

1. LA SHALATAN ILLA BI HUDURIL QALBI
Artinya : Tidak Sah Sholat Nya Kalau Tidak Hadir Hatinya (Qalbunya) 

2. LAYASUL SHALAT ILLA BIN MA’RIFATULLAH
Artinya : Tidak Syah Sholat Tanpa Mengenal Allah

3. WAKALBUL MU’MININ BAITULLAH
Artinya : Jiwa Orang Mu’min Itu Rumahnya Allah 

4. WANAHNU AKRABI MIN HABIL WARIZ
Artinya : Aku (Allah) Lebih Dekat Dari Urat Nadi Lehermu

5. IN NAMAS SHALATU TAMAS KUNU TAWADU’U
Artinya : Hubungan Antara Manusia Dengan Tuhannya Adalah Cinta. 
Cintailah Allah Yang Karena Allah Engkau Hidup 
Dan Kepada Allah Engkau Kembali. (H.R. Tarmizi)

6. AKI MIS SHALATA LI ZIKRI
Artinya : Dirikan Shalat Untuk Mengingat Allah (QS. Taha : 145)

UZLAH ADALAH PINTU TAFAKUR.

UZLAH ADALAH PINTU TAFAKUR.
TIADA SESUATU YANG SANGAT BERGUNA BAGI HATI 
SEBAGAIMANA UZLAH UNTUK MASUK KE MEDAN TAFAKUR.

Kalam-kalam Hikmat pertama hingga ke sebelas 
telah memberi gambaran tentang keperibadian tauhid yang halus-halus. 
Seseorang yang mencintai Allah s.w.t dan mahu berada di sisi-Nya 
sangat ingin untuk mencapai keperibadian yang demikian. 

Dalam membentuk keperibadian itu dia gemar mengikuti landasan syariat, 
kuat beribadat dan menjauhkan diri dari perbuatan maksiat dan dosa. 
Dia sering bangun pada malam hari untuk melakukan sembahyang tahajud 
dan selalu pula melakukan puasa sunat. 
Dia menjaga tingkah-laku dan akhlak 
dengan mencontohi apa yang ditunjukkan oleh Nabi s.a.w. 
Hasil daripada kesungguhannya itu terbentuklah padanya 
keperibadian seorang muslim yang baik. 

Walaupun demikian dia masih tidak mencapai kepuasan dan kedamaian. 
Dia masih tidak mengerti tentang Allah s.w.t. 
Banyak persoalan yang timbul di dalam kepalanya 
yang tidak mampu dihuraikannya. 

Dia telah bertanya kepada mereka yang alim, 
tetapi dia tidak mendapat jawapan yang memuaskan hatinya. 
Jika ada pun jawapan yang baik disampaikan kepadanya 
dia tidak dapat menghayati apa yang telah diterangkan itu. 
Dia mengkaji kitab-kitab tasauf yang besar-besar. 
Ulama tasauf telah memberikan penjelasan yang mampu diterima oleh akalnya 
namun, 
dia masih merasakan kekosongan di satu sudut di dalam dirinya. 
Bolehlah dikatakan yang dia sampai kepada perbatasan akalnya.

Hikmat 12 ini memberi petunjuk 
kepada orang yang gagal mencari jawapan dengan kekuatan akalnya. 
Jalan yang disarankan ialah uzlah atau mengasingkan diri dari orang ramai. 

Jika dalam suasana biasa akal tidak mampu memecahkan kubu kebuntuan, 
dalam suasana uzlah hati mampu membantu akal secara tafakur, 
merenungi perkara-perkara yang tidak boleh difikirkan oleh akal biasa.

 Uzlah yang disarankan oleh Hikmat 12 ini 
bukanlah uzlah sebagai satu cara hidup yang berterusan
 tetapi ia adalah satu bentuk latihan kerohanian 
bagi memantapkan rohani 
agar akalnya dapat menerima pancaran Nur Kalbu
 kerana tanpa sinaran Nur Kalbu 
tidak mungkin akal dapat memahami 
hal-hal ketuhanan yang halus-halus, dan 
tidak akan diperolehi iman dan tauhid yang hakiki.

Hati adalah bangsa rohani atau nurani iaitu 
hati berkemampuan mengeluarkan nur 
jika ia berada di dalam keadaan suci bersih. 

Nur yang dikeluarkan oleh hati yang suci bersih itu 
akan menerangi otak yang bertempat di kepala 
yang menjadi kenderaan akal. 

Akal yang diterangi oleh nur akan dapat mengimani perkara-perkara ghaib 
yang tidak dapat diterima oleh hukum logik. 
Beriman kepada perkara ghaib 
menjadi jalan untuk mencapai tauhid yang hakiki.

Nabi Muhammad s.a.w sebelum diutus sebagai Rasul 
pernah juga mengalami kebuntuan akal tentang hal ketuhanan. 
Pada masa itu ramai pendeta Nasrani dan Yahudi yang arif tentang hal tersebut, 
tetapi Nabi Muhammad s.a.w tidak pergi kepada mereka 
untuk mendapatkan jawapan yang mengganggu fikiran baginda s.a.w, 
sebaliknya baginda s.a.w telah memilih jalan uzlah. 

Ketika umur baginda s.a.w 36 tahun baginda s.a.w melakukan uzlah di Gua Hiraa. 
Baginda s.a.w tinggal sendirian di dalam gua yang sempit lagi gelap, 
terpisah dari isteri, anak-anak, keluarga, masyarakat 
hinggakan cahaya matahari pun tidak menghampiri baginda s.a.w. 

Amalan uzlah yang demikian baginda s.a.w lakukan secara berulang-ulang 
sehingga umur baginda s.a.w mencapai 40 tahun. 
Masa yang paling baginda s.a.w gemar beruzlah di Gua Hiraa’ ialah pada bulan Ramadan.

Latihan uzlah yang baginda lakukan dari umur 36 hingga 40 tahun itu 
telah memantapkan rohani baginda s.a.w 
sehingga berupaya menerima tanggungjawab sebagai Rasul. 

Latihan semasa uzlah telah menyucikan hati baginda s.a.w 
dan meneguhkannya sehingga hati itu mampu menerangi akal 
untuk mentafsir wahyu secara halus dan lengkap. 

Wahyu yang dibacakan oleh Jibrail a.s 
hanyalah singkat tetapi Rasulullah s.a.w dapat menghayatinya, 
memahaminya dengan tepat, 
mengamalkannya dengan tepat dan 
menyampaikannya kepada umatnya dengan tepat 
meskipun baginda s.a.w tidak tahu membaca dan menulis.

Begitulah kekuatan dan kebijaksanaan yang lahir dari latihan semasa uzlah. 

Tanpa latihan dan persiapan yang cukup 
seseorang tidak dapat masuk ke dalam medan tafakur tentang ketuhanan. 
Orang yang masuk ke dalam medan ini 
tanpa persediaan dan kekuatan akan menemui kebuntuan. 
Jika dia masih juga merempuh tembok kebuntuan itu 
dia akan jatuh ke dalam jurang gila.

Orang awam hidup dalam suasana:
 “Tugas utama adalah menguruskan kehidupan harian 
dan tugas sambilan pula menghubungkan diri dengan Allah s.w.t”. 

Orang yang di dalam suasana ini 
sentiasa ada masa untuk apa juga aktiviti 
tetapi sukar mencari kesempatan untuk bersama-sama Allah s.w.t. 
Orang yang seperti ini jika diperingatkan 
supaya mengurangkan aktiviti kehidupannya 
dan memperbanyakkan aktiviti perhubungan dengan Allah s.w.t 
mereka memberi alasan bahawa Rasulullah s.a.w dan sahabat-sahabat baginda s.a.w 
tidak meninggalkan dunia lantaran sibuk dengan Allah s.w.t. 

Mereka ini lupa atau tidak mengerti bahawa 
Rasulullah s.a.w dan para sahabat telah mendapat wisal 
atau penyerapan hal yang berkekalan. 
Hati mereka tidak berpisah lagi dengan Allah s.w.t. 
Kesibukan menguruskan urusan harian 
tidak membuat mereka lupa kepada Allah s.w.t walau satu detik pun. 

Orang yang mata hatinya masih tertutup 
dan cermin hatinya tidak menerima pancaran Nur Sir, 
tidak mungkin hatinya berhadap kepada Allah s.w.t 
ketika sedang sibuk melayani makhluk Allah s.w.t. 

Orang yang insaf akan kelemahan dirinya 
akan mengikuti jalan yang dipelopori oleh Rasulullah s.a.w 
dan diikuti oleh para sahabat iaitu 
memisahkan diri dengan semua jenis kesibukan 
terutamanya pada satu pertiga malam yang akhir. 

Tidak ada hubungan dengan orang ramai. 
Tidak dikunjung dan tidak mengunjungi. 
Tidak ada surat khabar, radio dan televisyen. 
Tidak ada perhubungan dengan segala sesuatu 
kecuali perhubungan dengan Allah s.w.t.

Dalam perjalanan tarekat tasauf 
amalan uzlah dilakukan dengan bersistematik 
dan latihan yang demikian dinamakan suluk. 

Orang yang menjalani suluk dinamakan murid atau salik. 
Si salik menghabiskan kebanyakan daripada masanya 
di dalam bilik khalwat dengan diawasi dan dibimbing oleh gurunya. 

Latihan bersuluk memisahkan salik dengan hijab yang paling besar 
bagi orang yang baharu menjalani jalan kerohanian iaitu 
pergaulan dengan orang ramai. 

Imannya belum cukup teguh dan 
mudah menerima rangsangan daripada luar 
yang boleh menggelincirkannya untuk melakukan maksiat 
dan melalaikan hatinya daripada mengingati Allah s.w.t. 

Apabila dia dipisahkan dari dunia luar 
jiwanya lebih aman dan tenteram 
mengadakan perhubungan dengan Allah s.w.t.

Semasa beruzlah, bersuluk atau berkhalwat, 
si murid bersungguh-sungguh di dalam bermujahadah 
memerangi hawa nafsu dan tarikan duniawi. 

Dia memperbanyakkan sembahyang, puasa dan berzikir. 
Dia mengurangkan tidur kerana memanjangkan masa beribadat. 
Kegiatan beribadat dan pelepasan ikatan nafsu dan duniawi 
menjernihkan cermin hatinya. 

Hati yang suci bersih menghala ke alam ghaib iaitu Alam Malakut. 
Hati mampu menerima isyarat-isyarat dari alam ghaib. 
Isyarat yang diterimanya hanyalah sebentar 
tetapi cukup untuk menarik minatnya bagi mengkaji
 apa yang ditangkap oleh hatinya itu. 

Terjadilah perbahasan di antara fikirannya dengan dirinya sendiri. 
Pada masa yang sama dia menjadi penanya dan penjawab, 
murid dan pengajar. 

Perbahasan dengan diri sendiri itu dinamakan tafakur.

Pertanyaan timbul dalam fikirannya 
namun, fikirannya tidak dapat memberi jawapan. 
Ketika fikirannya meraba-raba mencari jawapan, 
dia mendapat bantuan daripada hatinya yang sudah suci bersih. 

Hati yang berkeadaan begini mengeluarkan nur yang menerangi akal, l
alu jalan fikirannya terus menjadi terang. 
Sesuatu persoalan yang pada mulanya difikirkan rumit dan mengelirukan, 
tiba-tiba menjadi mudah dan terang. 
Dia mendapat jawapan yang memuaskan hatinya 
kepada persoalan yang dahulunya mengacau fikiran dan jiwanya. 

Dia menjadi bertambah berminat 
untuk bertafakur menghuraikan segala kekusutan 
yang tidak dapat dihuraikannya selama ini. 
Dia gemar merenung segala perkara dan berbahas dengan dirinya, 
menghubungkannya dengan Tuhan 
sehingga dia mendapat jawapan yang memuaskan hatinya. 

Semakin dia bertafakur semakin terbuka kegelapan yang menutupi fikirannya. 

Dia mula memahami tentang hakikat, 
hubung-kait antara makhluk dengan Tuhan, 
rahsia Tenaga Ilahi dalam perjalanan alam dan sebagainya.

Isyarat-isyarat tauhid yang diterima oleh hatinya 
membuat mata hatinya melihat bekas-bekas Tangan Allah s.w.t 
dalam alam maya ini. 
Dia dapat melihat bahawa 
semuanya adalah ciptaan Allah s.w.t, 
gubahan-Nya, 
lukisan-Nya dan peraturan-Nya. 

Hasil dari kegiatan bertafakur tentang Tuhan 
membawa dia bermakrifat kepada Allah s.w.t melalui akalnya. 
Makrifat secara akal menjadi kemudi baginya 
untuk mencapai makrifat secara zauk.

Dalam pengajian ketuhanan 
akal hendaklah tunduk mengakui kelemahannya. 
Akal hendaklah sedar bahawa 
ia tidak mampu memahami perkara ghaib. 
Oleh itu akal perlu meminta bantuan hati. 
Hati perlu digilap supaya bercahaya. 
Dalam proses menggilap hati itu 
akal tidak perlu banyak mengadakan hujah. 

Hujah akal melambatkan proses penggilapan hati. 
Sebab itulah Hikmat 12 menganjurkan supaya mengasingkan diri. 
Di dalam suasana pengasingan nafsu menjadi lemah 
dan akal tidak lagi mengikut telunjuk nafsu. 
Baharulah hati dapat mengeluarkan cahayanya. 
Cahaya hati menyuluh kepada alam ghaib. 
Apabila alam ghaib sudah terang benderang 
baharulah akal mampu memahami hal ketuhanan 
yang tidak mampu dihuraikannya sebelum itu.‪#‎syarah_hikam‬
[ sufinasirin ]