Senin, 22 Februari 2016

- Al Futuhat Al Makkiyyah -

Betapa banyak mereka yang bersuci namun tiada bersifat dengan kesucian.

Jika mereka menjauh dari lautan ladunnī dan berpantang terhadapnya.

Biarpun mereka menyelam dalam lautan air asin seumur hidup mereka,
namun belum berfana dalam lautan  hakikat, tak akan mereka menjadi suci.

Taharah ada dua: indrawi dan maknawi.

Taharah indrawi adalah 
taharah dari hal-hal yang dianggap kotor 
dan dapat mengotori anggota tubuh dan diri manusia 
baik menurut tabiat maupun adat.

Taharah maknawi adalah 
taharah jiwa dari akhlak yang buruk dan tercela, 
taharah akal dari noda-noda pikiran dan keraguan, 
serta taharah sirr dari memandang kepada selain Allah.

Taharah dapat dicapai dengan dua hal, 
dengan air sebagai rahasia kehidupan atau 
dengan debu dan tanah 
sebagai asal usul konfigurasi tabiati unsuri manusia. 

Wudlu dengan rahasia kehidupan adalah 
melalui penyaksian akan “Sang Maha Hidup dan Maha Lestari”, 
sedangkan wudlu dengan asal-usul nasy’ah adalah 
melalui perenungan dan tafakur 
tentang zat diri agar kita tahu siapa yang mewujudkan kita.

- Al Futuhat Al Makkiyyah -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar