Minggu, 21 Februari 2016

SUDAHKAH KITA RIDHA?

SUDAHKAH KITA RIDHA?

Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda, 
"Manisnya rasa iman 
hanya bisa dicicipi oleh orang yang ridha menerima Allah sebagai Rabb," 
(HR Muslim)
Allah SWT berfirman, 
"Allah meridhai mereka dan mereka pun meridhai Allah."
(QS Al-Maidah (5): 119)

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani menjelaskan bahwa 
Allah SWT memang sengaja menyembunyikan 
apa-apa yang maslahat dari para hamba-Nya 
ketika Dia membebani mereka 
untuk menjalankan perintah dan menjauh larangan-Nya 
sebagai wujud penghambaan kepada-Nya.

Dia hanya memerintahkan 
untuk menerima takdir, ridha menghadapi qadha secara total, 
baik pada hal yang positif atau negatif baginya. 
Allah sengaja menyimpan sendiri 
pengetahuan tentang maslahat dan nasib akhir seseorang 
agar sang hamba senantiasa taat kepada-Nya dan ridha 
menerima apa yang Dia bagikan kepadanya 
tanpa mengeluh ataupun menyalahkan-Nya.

Ketahuilah bahwa 
kelalaian setiap orang terpulang pada kadar penolakannya 
terhadap takdir, pilihannya untuk menuruti hawa nafsunya, 
dan keengganan untuk bersikap ridha menerima qadha.

Orang yang ridha 
menerima ketetapan Allah akan hidup dengan tenang, 
sedangkan orang yang tidak ridha 
akan hidup berlarut-larut dalam kemalangan dan kelelahan, 
padahal ia tidak memperoleh materi duniawi 
kecuali apa yang memang telah ditentukan sebagai rezekinya.

Selama seseorang menuruti hawa nafsunya 
dan dikendalikan olehnya, 
ia tak akan mampu bersikap ridha terhada qadha, 
sebab tabiat hawa nafsu memang menentang Al-Haqq, 
sehingga kelalaiannya pun kian bertambah. 

Karena itu, 
jika ingin hidup tenang, 
lawanlah hawa nafsu!

--Syekh Abdul Qadir Al-Jailani 
dalam kitab Al-Ghunyah Lithalibi Thariq Al-Haqq

Tidak ada komentar:

Posting Komentar