Zikir Nama Zat Allah.
Nama Zat, yakni Allah,
juga diucapkan dengan keras dengan salah satu cara berikut ini :
1. Dzikir dengan satu dharb (atau ketukan).
Sang dzakir mestilah mengucapkan nama maha pengasih Allah
dengan kekuatan hati dan tenggorokan
dengan cara yang tegas , keras, serta memanjangkannya.
Kemudian,
ia boleh berhenti mengambil nafas,
dan kemudian,
melanjutkan dzikr selama mungkin.
Inilah dzikr yang sangat sederhana,
tetapi efektif dan indah.
2. Dzikr dengan dua dharb,
Sang dzakir duduk dalam posisi salat (vajraan istilah yoga),
menghadap kiblat , dan mengucapkan nama Allah,
ambil menoleh ke kiri sekali, dan
kedua kalinya mencamkan nya pada hati.
Ia mesti terus menerus mengulanginya tanpa henti.
Ketukan mestilah dilakukan dengan sekuat-kuatnya
agar hati terkena pengaruh nya ,
dan kemudian menjadi tenang
serta agar bisikan-bisikan jahat bisa dihilangkan,
3.Dzikr dengan tiga dharb .
Sang dzakir mesti duduk bersila.
Ia mengenakan ketukan ini sekali
pada lutut kaki kanannya,
lalu pada lutut kaki kirinya
dan terakhir pada hati.
Ketukan ini mesti lebih kuat dan lebih keras.
4. Dzikr dengan empat dharb,
Sang dzakir mesti duduk bersila.
Ia mengenakan ketukan pertama
pada lutut kaki kanannya,
kemudian pada lutut kaki kirinya,
lalu pada hatinya
dan terakhir pada yang ada di depannya.
Dharb terakhir ini mestilah dilakukan
dengan suara kuat dan dipanjangkan.
Perlu disebutkan di sini bahwa berbagai posisi dan metode dzikr
yang berbeda , yang digunakan oleh para Syaikh tarekat,
berpijak pada interpretasi-interpretasi mereka.
Melalui berbagai interpretasi ini,
mereka ingin mengembangkan dalam diri sang dzakir ,
perasaan untuk tidak mementingkan diri sendiri,
kerendah-hatian, ketundukan, kedamaian jiwa, dan kebahagiaan.
Selanjutnya,
mereka memperhatikan kebenaran psikologis juga,
bahwa manusia secara tidak sengaja
memperhatikan berbagai arah yang berbeda pula.
Dengan demikian,
dengan berbagai posisi berbeda ,
mereka bermaksud
mencegah sang dzakir memperhatikan
segala sesuatu selain Allah semata.
Nabi Muhammad juga melarang orang-orang Muslim
berdiri berkacak pinggang , sebagaimana
dilakukan orang-orang yang kasar yang tidak sopan.
Berdiri dengan cara seperti ini ,
sering kali menyebabkan kelemahan
dan tidak sesuai dengan semangat dalam melakukan ibadah.
Para Syaikh dari berbagai tarekat
telah menciptakan berbagai posisi yang berbeda
untuk membangun konsentrasi mereka pada Allah
dengan sama sekali mengabaikan yang lainnya.
Ini dilakukan untuk mencapai tujuan akhir ,
yakni merasakan kehadiran Allah dan hadir bersama Allah.
Karena nya,
kesemuanya ini tidak berentangan dengan syari'at Islam.
Akan tetapi,
ketika efek-efek atau zikir keras timbul
dalam diri sang dzakir ,
yakni api kerinduan pada Allah tersulut
dan nama Allah membuat hatinya bahagia
serta bisikan-bisikan jahat dan perasaan munafik sepenuhnya
menjadi hilang atau berkurang sama sekali ,
dan ketika ia lebih mencintai Allah
ketimbang segala sesuatu selain-Nya,
maka ia pun diperintahkan untuk melakukan dzikr khafi
atau "zikir diam".
Konon,
jika seseorang hamba mengulang-ngulang nama Allah
sebanyak empat ribu kali siang-malam,
sesuai dengan metode-metode dzikr keras
yang dipaparkan diatas selama dua bulan,
maka bakal lahir efek-efek ini,
entah sang dzakir itu jahil atau pandai.
"Allah, Allah adalah nama Zat Kekasih murni,
Nama agung ini dimaksudkan untuk mendekati-Nya.
Allah, Allah , betapa indah cita-rasa
yang dituangkannya,
Setiap huruf kata ini memabukkan kehidupan
dengan anggur cinta".
Dr. Mir Valiuddin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar