Jumat, 26 Februari 2016

Perbedaan antara Ilmu dan Ma’rifat Menurut Imam Al-Ghazali

> Perbedaan antara Ilmu dan Ma’rifat Menurut Imam Al-Ghazali

Ma’rifat adalah maqam kedekatan (qurb) itu sendiri yakni 
maqam yang memiliki daya tarik dan yang memberi pengaruh pada kalbu, 
yang lantas berpengaruh pada seluruh aktivitas jasmani (jawarih). `

Ilm (ilmu) tentang sesuatu adalah seperti “melihat api” sebagai contoh, 
sedangkan ma`rifat adalah “menghangatkan diri dengan api”.

Menurut bahasa, 
ma`rifat adalah pengetahuan yang tidak ada lagi keraguan di dalamnya. 

Adapun menurut istilah yang sering dipakai 
menunjukkan ilmu pengetahuan tentang apa saja (nakirah). 

Menurut istilah Sufi, 
ma`rifat adalah pengetahuan yang tidak ada lagi keraguan, 
apabila yang berkaitan dengan objek pengetahuan itu 
adalah Dzat Allah swt. dan Sifat-sifat-Nya. 

Jika ditanya, 
`Apa yang disebut ma`rifat Dzat dan apa pula ma’rifat Sifat?” 

Maka dijawab bahwa 
ma’rifat Dzat adalah mengetahui bahwa 
sesungguhnya Allah swt. adalah Wujud Yang Esa, Tunggal, Dzat dan 
“sesuatu” Yang Mahaagung, Mandiri dengan Sendiri-Nya 
dan tidak satu pun yang menyerupai-Nya.

Sedangkan ma’rifat Sifat adalah 
mengetahui sesungguhnya Allah swt. Mahahidup, Maha Mengetahui, Mahakuasa, 
Maha Mendengar dan Maha Melihat, dan seluruh Sifat-sifat Keparipurnaan lainnya.

Kalau ditanya,
 `Apa rahasia ma`ri fat?” 
Rahasia dan ruhnya adalah tauhid. 

Yaitu, 
jika anda telah menyucikan 
sifat-sifat Mahahidup, Ilm (Ilmu), Qudrah, Iradah, Sama ; Bashar dan Kalam Allah 
dari segala keserupaan dengan sifat-sifat makhluk 
[dengan penegasan bahwa tiada satu pun yang menyamai-Nya].

Lalu, 
apa tanda-tanda ma`rifat? 

Tanda-tandanya adalah hidupnya kalbu bersama Allah swt. 

Allah swt. mewahyukan kepada Nabi Dawud a.s., 

“Mengertikah engkau, apakah ma’rifat-Ku itu?” 

Dawud menjawab, “Tldak.”

Allah berfirman, 
“Hidupnya kalbu dalam musyahadah kepada-Ku. “

Kalau ditanya, 
“Tahap atau maqam manakah yang dapat disahkan sebagai ma `rifat yang hakiki?” 

[Jawabnya] adalah 
tahap musyahadah (penyaksian) dan ru’yat (melihat) dengan sirr qalbu. 

Hamba melihat untuk mencapai ma’rifat. 
Karena ma’rifat yang hakiki ada dalam dimensi batin pada iradah, 
kemudian Allah swt. menghilangkan sebagian tirai (hijab), 
lantas kepada mereka diperlihatkan nur Dzat-Nya dan Sifat-sifat-Nya 
dari balik hijab itu agar mereka sampai pada ma’rifat kepada Allah swt. 

Hijab itu tidak dibukakan seluruhnya, 
agar yang melihat-Nya tidak terbakar.
Sang Sufi bersyair 
dengan ungkapan pencapaian pada tahap spiritual tertentu :

Seandainya Aku tampak tanpa hijab
Pastilah seluruh makhluk sempurna 
Namun hijab itu amat halus
Agar merevitalisasi kalbu para hamba yang `asyiq.

Ketahuilah, 
bahwa manifestasi (tajalli) keagungan 
melahirkan rasa takut (khauf) dan keterpesonaan (haibah). 

Sedangkan 
manifestasi keelokan (al-Hasan) dan Keindahan (al-Jamal) melahirkan keasyikan. 

Sementara 
manifestasi Sifat-sifat Allah melahirkan mahabbah. 

Dan manifestasi Dzat 
meniscayakan lahirnya penegasan keesaan (tauhid).

Sebagian ahli ma’rifat berkata, 
“Demi Allah, 
tidak seorang pun yang mencari dunia, 
selain orang itu dibutakan kalbunya oleh Allah, 
dan dibatalkan amalnya. 

Sesungguhnya Allah menciptakan dunia sebagai kegelapan, 
dan menjadikan matahari sebagai cahaya.
 Allah menjadikan kalbu juga gelap, 
lalu dijadikan ma’rifat sebagai cahayanya. 

Apabila awan telah tiba, 
cahaya matahari akan terhalang. 
Begitupun ketika kecintaan dunia tiba,
 cahaya ma’rifat akan terhalang dari kalbu.”

Ada pula yang mengatakan,

“Hakikat ma’rifat adalah 
cahaya yang dikaruniakan di dalam kalbu Mukmin, 
dan tiada yang lebih mulia dalam khazanah kecuali ma’rifat.”

Sebagian Sufi berkata, 
“Matahari kalbu Sang `Arif lebih terang dan bercahaya 
dibandingkan matahari di siang hari. 
Karena matahari pada siang hari kemungkinan menjadi gelap 
karena gerhana, 
sedangkan matahari kalbu 
tiada pernah mengalami peristiwa gerhana (kusuf). 

Matahari siang tenggelam ketika malam, 
namun tidak demikian pada matahari kalbu.

WALLAHU AGLAM BOSOWAP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar