Selasa, 23 Februari 2016

LANGKAH PERTAMA MENGENAL DIRI

LANGKAH PERTAMA MENGENAL DIRI
Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa 
mengenal diri adalah kunci mengenal Allah, 
hal ini sesuai dengan ungkapan "Man 'arafa nafsahu 'arafa rabbahu' 
(Barangsiapa mengenal dirinya, ia mengenal Rabbnya). 
Dan, 
Allah berfirman, 
"Akan Kami tunjukkan 
ayat-ayat Kami di dunia ini dan dalam diri mereka 
agar kebenaran tampak bagi mereka."(QS 41: 53)

Sungguh, 
tak ada yang lebih dekat kepadamu kecuali dirimu sendiri. 
Jika kau tidak mengetahui dirimu sendiri, 
bagaimana dapat mengetahui yang lain. 
Pengetahuanmu tentang diri sendiri, 
dari sisi lahir seperti bentuk muka, badan, anggota tubuh, 
dan lainnya sama sekali tak mengantarmu mengenal Rabb. 
Begitu juga pengetahuanmu tentang karakter fisik, 
seperti pengetahuanmu; 
jika kau lapar, kau makan, 
jika sedih kau menangis, dan 
jika kau marah kau menyerang. 
Itu bukanlah kunci mengenal Rabb. 
Sebab, 
bagaimana bisa kau mencapai kemajuan 
dalam perjalanan batin 
jika kau mengandalkan insting hewani seperti itu?

Jadi, 
pengetahuan yang benar tentang diri meliputi hal berikut ini:

Siapa aku dan dari mana aku.datang? 
Kemana aku pergi, 
apa tujuan kedatangan dan persinggahanku di dunia ini? 
Dimanakah kebahagiaan sejati dapat kutemukan?

Maka, 
ketahuilah, 
ada 3 sifat yang bersemayam dalam dirimu: 
sifat hewan, sifat setan dan sifat malaikat. 

Kau harus temukan, 
mana di antara ketiganya aksidental dan mana yang esensial? 

Tanpa mengungkap rahasia ini tak akan kau temukan kebahagiaan sejati.

Langkah pertama untuk mengenal diri adalah 
menyadari bahwa dirimu terdiri atas bentuk luar yang disebut jasad, 
dan wujud dalam yang disebut kalbu atau ruh. 

Kalbu yang saya maksud 
bukanlah segumpal daging yang terletak di dada kiri, 
melainkan tuan yang mengendalikan semua fakultas lainnya dalam diri, 
serta mempergunakannya sebagai alat dan pelayannya.

Pada hakikatnya, 
ia bukan sesuatu yang indrawi, melainkan sesuatu yang gaib. 
Ia muncul ke dunia ini sebagai pelancong 
dari negeri asing untuk berdagang, 
dan kelak akan kembali ke negeri asalnya. 

Pengetahuan tentang wujud dan sifat-sifatnya inilah 
yang menjadi kunci mengenal Allah.
Sebagai pemahaman mengenai hakikat kalbu atau ruh 
dapat diperoleh seseorang dengan menutup matanya 
dan melupakan segala sesuatu di sekitarnya 
selain dirinya sendiri.

 Dengan begitu ia akan mengetahui keterbatasan sifat dirinya itu.
--Imam Al-Ghazali dalam kitab Kimiya As-Sa'adah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar