Minggu, 21 Februari 2016

SAKSI DAN PENYAKSIAN.

SAKSI DAN PENYAKSIAN.

Yang dinamakan kesaksian ialah 
sebab diwaktu menyampaikan kewejangan atau ajaran, 
supaya disaksikan oleh sanak saudara kita sesama muslim. 

Yaitu semua titah yang dititahkan didalam alam dunia ini 
diantaranya seperti bumi, langit, bulan, bintang, matahari, api, angin, air, 
hawa dan udara dan lain-lainnya. 
Semuanya menjadi saksi dan menyaksikan bahwa 
kita sekarang ini mengakui 
berdirinya dan adanya tuhan dan jadinya hamba Tuhan. 

Didalam hadist qudsyi, 
Tuhan berfirman artinya aku menyaksikan hidupku sendiri 
sebenarnya tiada Tuhan melainkan aku.
Dan aku naik saksi bahwa Muhammad itu urusanku.
Dan sebenarnya yang bernama Allah itu akidahku.
Rasul itu rasaku. 
Muhammad itu cahayaku.
Akulah yang hidup yang tiada pernah mati. 
Yang ingat yang tidak Lupa, 
kekal tiada berubah, 
pada kenyataan zat, 
akulah yang hawas lagi tahu, 
dan tiada samar dan dari segala sesuatu.
Akulah yang kuasa dan menguasai, 
dan akulah yang maha bijaksana, 
maha suci aku, 
dan sungguh besar kuasaku, 
dan sembahlah aku.
Di hadist qudsyi ini tadi, 
bukan saja kita baca saja tetapi yang utama sekali ialah 
untuk pribadi kita sendiri dan 
untuk akidah kita sendiri.
Jadi inti dari semua itu adalah 
Tiada Tuhan melainkan Allah, 
dan Muhammad itu utusan Allah.
Jadi yang disebut Allah itu adalah af’alnya.
Dan disebut rasul itu ya Muhammad.
Muhammad itu adalah cahaya kita jua.
Jadi hakikat kita yang sebenarnya adalah, 
hidup kita ini adalah hidupnya Tuhan Allah (Rahasia)
Buktinya Tuhan kuasa menghidupkan yang mati 
dan adanya mati dari hidup. 
Justru hidup kita ini berasal dari yang mati.
Dan akhirnya tiada yang mati, 
dan hidup didunia dan akhirat 
tiada akan pernah lupa akan hidup kita, 
tanpa perbuatan, tanpa bergeser dalam kenyataan yang sejati.

Jadi dasar kenyataan yang sampai kepada pusat yakin. 
Itulah dia kesempurnaan hidup.
Dan tiada merasa apa-apa yang dimaksud asal kita mati ialah, 
mati MA’NAWI, bukan mati HISYI.

Adapun kehidupan ini atau kehidupan dunia ini, 
itulah dia zat yang maha suci, 
yang tiada huruf, 
dan tiada suara, 
tiada kata-kata dan tiada nama, 
tiada warna-warni,
 tiada roh, 
tiada jasad, dan 
tiada apa-apa itulah dia JIBU.

(Salam Diri Sebenar Diri).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar