Metode - Metode Membersihkan Hati.
Ketika memuji orang-orang yang menunaikan salat malam,
Al-Qur'an mengatakan,
"Lambung mereka jauh dari tempat tidur ,
sedang mereka berdo'a kepada Tuhannya
dengan rasa takut dan harap ,
dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki
yang Kami berikan kepada mereka.
Seorang pun tidak mengetahui
apa yang disembunyikan untuk mereka ,
yaitu (bermacam-macam nikmat)
yang menyedapkan pandangan mata
sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan".
Q.S. 32. 16;17.
Menurut Tirmidzi ,
Nabi Muhammad sering berkata kepada sahabat-sahabatnya,
"Hendaknya kalian bangun malam dan menunaikan salat malam.
Sebab , saat malam sudah biasa dilakukan
orang-orang saleh sebelummu.
Ini bisa mendekatkan diri pada Kedekatan Allah dan Rahmat-Nya.
Inilah yang menyebabkan dosa diampuni
serta menyelamatkan kita dari berbagai dosa".
Dalam hadis lain dituturkan :
"Saat terdekat seorang hamba kepada Allah
ialah di malam hari sebelum fajar menyingsing .
Jika memungkinkan bagimu,
jadilah termasuk di antara orang-orang
yang mengingat Allah pada saat itu".
Dan seorang sufi agung , Abu Sa'id ibn Abi al-Khair
mengungkapkan pentingnya salat malam dalam sajak berikut ini :
"Bangun malam
bagi orang-orang yang dimabuk cinta
punya rahasia di malam hari,
Mereka terbang
di seputar pintu dan teras kekasih.
Di manapun ada pintu ,
ia pasti tertutup di malam hari,
Kecuali pintu sang Kekasih,
tetap terbuka di malam hari".
Ketika bangun di waktu malam ,
mula-mula Nabi Muhammad saw ,
menggosok giginya dengan miswak,
dan - sesudah melakukan wuduk -
membaca ayat ini berikut ini :
"Sungguh,
dalam penciptaan langit dan bumi ,
dan dalam pergantian malam dan siang ,
ada tanda-tanda (kekuaaan Tuhan)
bagi orang-orang yang menggunakan pikiran ,
Yakni, orang-orang yang berzikir memuji Allah
sambil berdiri , duduk, dan berbaring,
berpikir tentang penciptaan langit dan bumi ,
"Tuhan kami,
tiada sia-sia Engkau menciptakan ini semua !
Mahasuci Engkau !
Lindungilah kami dari azab api (neraka).
Tuhan kami,
Barangsiapa Engkau masukkan ke dalam apai (neraka)
sungguh Engkau telah menghinakannya !
Dan tiada penolong bagi orang-orang zalim !
Tuhan kami !
Sungguh, telah kami dengar seorang pemanggil
menyeru kami agar beriman,
'Berimanlah kepada Tuhanmu !
Dan kami pun beriman.
Tuhan kami !
Ampunilah kami atas dosa-dosa kami
dan hapuskanlah dari kami
perbuatan-perbuatan kami yang buruk.
Wafatkanlah kami bersama orang-orang yang berbakti.
Tuhan kami !
Berilah kami apa yang telah engkau janjikan kepada kami
melalui rasul-rasul - Mu,
dan jangan hinakan kami pada Hari Kiamat.
Sungguh,
Engkau tiada akan mengingkari janji".
Q.S. 3 :190;194.
Kemudian , Nabi mengucapkan do'a berikut ini :
"Ya Allah,
Hanya Engkaulah yang berhak atas segala puja-puji.
Pemelihara langit dan bumi
dan segala sesuatu yang ada di antara keduanya.
Hanya Engkau sajalah yang pantas dan layak dipuji.
Engkaulah Penguasa langit dan bumi
dan segala sesuatu yang ada di antara keduanya.
Segala puji bagi - Mu semata.
Hanya Engkau sajalah yang menerangi segala apa
yang ada diantara langit dan bumi .
Hanya Engkau sajalah yang pantas dan layak dipuji.
Engkaulah kebenaran.
Benarlah janji-Mu.
Melihat-Mu adalah benar. dan
Kitab-Mu adalah benar.
Surga adalah benar, dan
Neraka adalah juga benar .
Semua Nabi adalah benar,
Muhammad adalah benar, dan
Hari kiamat adalah benar.
Ya Allah !
Aku patuh dan taat kepada-Mu , dan
bertobat kepada-Mu.
Aku perangi orang-orang yang berdiri
memerangi agama-Mu dengan batuan Mu semata,
dan kupasrahkan kedukaan dan kesedihanku
di haribaan - Mu
Ampunilah dosa-dosa ku
yang telah lalu maupun yang akan datang,
yang kulakukan
dengan sembunyi-sembunyi atau terang-terangan,
dosa-dosa yang Engkau lebih mengetahui
ketimbang diriku.
Hanya Engkaulah
yang bisa membuatku bergerak maju
dan hanya Engkau sajalah
yang bisa membuatmu tetap berada dibelakang.
Hanya Engkau sajalah
Zat yang berhak dan pantas disembah".
Kemudian,
ia mesti menunaikan salat dua rakaat .
Menurut Kwaja 'Ubaidillah Ahrar ,
ia mesti mengucapkan doa ini tiga kali
dengan keyakinan dan kerendah-hatian :
"Ya Allah !
Aku bertobat kepada-Mu dari setiap kejahatan dan dosa
yang pernah kulakukan,
baik kusengaja maupun yang tidak kusengaja.
Aku bersaksi bahwa tidak ada zat yang berhak disembah
selain Allah,
dan aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya".
Sesudah itu ,
ia mesti mengucapkan istighfar seratus kali
dengan penuh kerendahan hati dan keimanan :
"Aku memohon ampunan kepada Tuhanku
atas seluruh dosaku yang telah kulakukan ,
baik yang kusengaja maupun yang tak kusengaja,
sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan.
dan aku bertobat kepada-Nya semata
dari dosa yang kuketahui,
dan dosa yang tidak kuketahui.
Sungguh,
Engkau Maha Mengetahui
segala sesuatu yang tersembunyi."
Sesudah ini,
ia mesti menunaikan salat malam,
yang terdiri atas dua belas rakaat dan
masing-masing dilakukan dua rakaat .
Dalam dua rakaat pertama,
sesudah surah al-Fatihah,
haruslah dibaca ayat Al-Kursi,Q.S 2;255
dan pada rakaat kedua dibaca ayat
yang dimulai dengan Amana ar-Rasulu.
Dalam delapan rakaat selebihnya,
dibacakanlah surah Ya-Sin,Q.S. 36.
sepuluh ayatnya dalam setiap rakaat.
(Beberapa orang membaca seluruh surah Ya-Sin
dalam setiap rakaat).
Dalam rakaat terakhir ,
dibacakan surat Al-Ikhlas tiga kali.
Yang demikian ini telah dipraktikkan oleh
Khwaja Yusuf Abu Ayyub Hamadzani (535 - H/1140 M)
yang adalah guru pembimbing para Khwaja
dalam tarekat Sufi Naqsyabandiyyah .
Sesudah itu,
ia melakukan salat dua rakaat lagi sambil duduk
sehingga jumlah seluruh nya adalah tiga belas rakaat.
Alasannya ialah bahwa jumlah rakaatnya haruslah ganjil ,
sebab Allah adalah ganjil dan
angka ganjil mengisyaratkan ketunggalan ini.
Dr. Mir Valiuddin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar