Minggu, 21 Februari 2016

Sebutir Kurma Penjegal Doa

Sebutir Kurma Penjegal Doa

Usai menunaikan ibadah haji, 
Ibrahim bin Adham berniat ziarah ke Masjidil Aqsa. 
Untuk bekal di perjalanan, 
ia membeli 1 kg kurma dari pedagang tua didekat Masjidil Haram. 
Setelah kurma ditimbang dan dibungkus, 
Ibrahim melihat sebutir kurma teletak dekat timbangan. 
Menyangka kurma itu bagian dari yang ia beli, 
Ibrahim memungut dan memakannya.
 Setelah itu ia langsung berangkat menuju Al Aqsa.

Empat (4) Bulan kemudian, Ibrahim tiba di Al Aqsa. 
Seperti biasa, 
ia suka memilih sebuah tempat beribadah 
pada sebuah ruangan dibawah kubah Sakhra. 
Ia shalat dan berdoa khusuk sekali. 
Tiba-tiba ia mendengar percakapan dua Malaikat tentang dirinya, 
“Itu, Ibrahim bin Adham, 
ahli ibadah yang zuhud dan wara 
yang doanya selalu dikabulkan Allah SWT,” kata Malaikat yang satu. 
“Tetapi sekarang tidak lagi, 
doanya ditolak karena 4 bulan yang lalu 
ia memakan sebutir kurma 
yang jatuh dari meja seorang pedagang tua di dekat Masjidil Haram,” 
jawab Malaikat yang satu lagi. 

Ibrahim bin Adham terkejut sekali, ia terhenyak, 
jadi selama 4 bulan ini ibadahnya, shalatnya, doanya 
dan mungkin amalan-amalan lainnya tidak diterima oleh Allah SWT 
gara-gara memakan sebutir kurma yang bukan haknya. 
“Astaghfirullahal Adzim”, Ibrahim beristighfar. 
Ia langsung berkemas untuk berangkat lagi ke Mekkah
menemui pedagang tua penjual kurma 
untuk meminta dihalalkan sebutir kurma yang telah ditelannya.

Begitu sampai di Mekkah ia langsung menuju tempat penjual kurma itu, 
tetapi ia tidak menemukan pedagang tua itu melainkan seorang anak muda, 
“4 bulan yang lalu saya membeli kurma disini dari seorang pedagang tua, 
kemana ia sekarang ?” Tanya Ibrahim.
“Sudah meninggal sebulan yang lalu, 
saya sekarang meneruskan pekerjaannya berdagang kurma” jawab anak muda itu. “Innalillahi wa innaillaihi rojiuun, 
kalau begitu kepada siapa saya mmeminta penghalalan?”. 
Lantas Ibrahim menceritakan peristiwa yang dialaminya, 
anak muda itu mendengarkan penuh minat. 
“Nah, begitulah” kata Ibrahim setelah bercerita. 
“Engkau sebagai ahli waris orang tua itu, 
maukah engkau menghalalkan sebutir kurma milik ayahmu 
yang terlanjur kumakan tanpa izinnya?”, 
“Bagi saya tidak masalah, Insya Allah saya halalkan. 
Tapi entah dengan saudara-saudara saya yang jumlahnya 11 orang. 
Saya tidak berani mengatas namakan mereka 
karena mereka mempunyai hak yang sama dengan saya”, 
“Dimana alamat saudara-saudaramu ? 
biar saya temui mereka satu persatu”.

Setelah menerima alamat, Ibrahim bin Adham pergi menemui. 
Biar berjauhan akhirnya selesai juga. 
Semua setuju menghalalkan sebutir kurma milik ayah mereka 
yang termakan oleh Ibrahim, 
4 bulan kemudian Ibrahim bin Adham 
sudah berada dibawah kubah Sakhra. 
Tiba-tiba ia mendengar dua Malaikat yang dulu terdengar lagi bercakap-cakap, 
“Itulah Ibrahim bin Adham yang doanya tertolak 
gara-gara makan sebutir kurma milik orang lain,” 
“O, tidak.., sekarang doanya sudah makbul lagi,
 ia telah mendapat penghalalan dan ahli waris pemilik kurma itu. 
Diri dan jiwa Ibrahim kini telah bersih kembali 
dari kotoran sebutir kurma yang haram karena masih milik orang lain. 
Sekarang ia sudah bebas.

””Oleh sebab itu berhati-hatilah 
dengan makanan yang masuk ke tubuh kita, sudah halalkah ? 
lebih baik tinggalkan bila ragu-ragu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar