TEKNIK MUJAHADAH BAGI PARA SALIK.
Menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani,
prinsip dasar mujahadah adalah
menentang hawa nafsu
dengan menghindarkan diri dari kesenangan dan kenikmatan duniawi, dan memaksakannya untuk menentang hawa nafsu di setiap waktu,
mengekang gejolak syahwat
dengan tali kekang takwa dan rasa takut kepada Allah.
Kemudian,
jika nafsu memberontak
saat kita menjalankan amal-amal ketaatan
maka kita harus menyeretnya
dengan cambuk takut, perlawanan terhadap nafsu,
dan menahan pemberian bagian-bagian kesenangan diri.
Mujahadah tak akan berhasil kecuali dengan laku muraqabah.
Inilah yang pernah diisyaratkan oleh Rasulullah SAW
ketika ditanya oleh Jibril a.s. tentang apa itu ihsan.
Beliau menjawab,
"Ihsan adalah menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya,
dan jika kau tak dapat melihat-Nya,
maka sesungguhnya Dia selalu melihatmu."
Muraqabah adalah
kesadaran seorang hamba terhadap pengawasan Allah kepada dirinya.
Ini adalah laku batin yang mengandung kebaikan,
dan tingkatan ini hanya dapat dicapai
setelah melalui proses muhasabah,
memperbaiki keadaan diri,
komitmen di jalan kebenaran,
peningkatan kualitas penjagaan kalbu antara dirinya dan Allah,
serta penjagaan diri bersama Allah.
Dari sini kemudian muncul kesadaran bahwa
Allah senantiasa mengawasinya
dan sangat dekat dengan kalbunya,
mengetahui segala geraknya,
melihat segala tindakannya, dan
mendengar segala perkataannya.
Mujahadah juga meniscayakan empat pengetahuan:
Pertama,
makrifat terhadap Allah.
Kedua,
pengetahuan terhadap musuh Allah, yakni iblis.
Ketiga,
pengetahuan tentang nafsu
diri yang selalu mendorong pada keburukan.
Keempat,
pengetahuan tentang amal perbuatan demi Allah.
Jika seseorang hidup dan rajin dalam beribadah sepanjang masa,
tapi dia tak mengenal dan tak mengetahui keempat hal tersebut
serta tak pula mengamalkannya,
maka ibadahnya tidak akan berguna,
sebab dia melakukannya tanpa ilmu,
sehingga nasibnya berakhir di neraka,
kecuali jika memang Allah berkenan memberinya karunia
dengan rahmat dan belas kasih-Nya.
---Syekh Abdul Qadir Al-Jailani
dalam kitab Al-Ghunyah Lithalibi Thariq Al-Haqq
Tidak ada komentar:
Posting Komentar