Sabtu, 02 April 2016

IMAJINASI ADALAH JALAN MASUK MENUJU YANG NYATA

IMAJINASI ADALAH JALAN MASUK MENUJU YANG NYATA

Imajinasi dan pekerjaan batin manusia 
seperti jalan masuk tempat seseorang datang pertama kali sebelum memasuki rumah. Seluruh dunia ini seperti rumah, 
dan segala yang datang ke dalamnya niscaya akan nampak di dalam rumah itu. 
Apabila contoh rumah yang kita tempati. 
Bentuk pertamanya muncul di dalam pikiran arsitek, lalu jadilah rumah. 
Oleh karena itu 
kita katakan bahwa seluruh dunia ini satu rumah. 

Imajinasi, pikiran, gagasan, adalah jalan masuk menuju rumah. 
Ketahuilah dengan pasti 
apa pun yang engkau lihat di jalan masuk ada di dalam rumah. 
Dan segala sesuatunya baik atau buruk yang ada di dunia 
muncul pertama-tama di jalan masuk, lalu kemudian ada di dalam rumah.

Ketika Tuhan menghendaki beragam benda ada di dunia ini
 – seperti keajaiban dan mukzijat, atau kebun, taman, padang rumput, 
atau ilmu pengetahuan dan keahlian – Dia menempatkan 
hasrat, tuntutan, untuk memiliki berbagai hal itu 
dalam struktur mekanisme pekerjaan batin manusia. 


Karena hal itulah berbagai hal itu muncul. 
Apa pun yang kau lihat di dunia ini ada di dunia lainnya. 
Umpamanya, 
segala yang engkau lihat pada titik embun 
dan bagaikan di lautan karena titik embun berasal dari lautan. 
Secara bersamaan ciptaan langit dan bumi, 
Selubung dan Singgasana Tuhan dan keajaiban lainnya, 
Tuhan menempatkan hasrat untuk mereka di dalam jiwa orang suci, 
dan dari sanalah dunia ada.

Bagaimana bisa engkau mendengarkan seseorang yang berkata bahwa 
dunia tidak diciptakan? 
Orang suci dan Nabi yang lebih tua dari dunia berkata bahwa 
dunia ini diciptakan secara fana. 

Tuhan menempatkan hasrat untuk menciptakan dunia 
ke dalam jiwa mereka dan hanya karena itulah dunia ada. 
Karena itulah, 
nabi dan orang-orang suci mengetahui bahwa 
dunia tercipta secara fana. 
Mereka menyampaikannya dari tempat yang menguntungkan.
Umpamanya, 
kita duduk di rumah dan berusia enampuluh atau tujuh puluh. 
Karena rumah ini dibangun hanya beberapa tahun lalu, 
kita melihat pada suatu masa ketika rumah itu belum ada. 
Hewan seperti kalajengking, tikus, ular, dan binatang kecil lain yang lahir 
dan menjalani segenap kehidupannya di dalam dinding rumah ini melihat bahwa 
rumah itu sudah dibangun ketika mereka lahir. 
Apabila mereka mengatakan bahwa rumah ini ada dari keabadian, 
mereka tak bisa menyodorkan bukti, 
padahal kita sendiri telah melihat rumah ini dibangun pertama kali.

Tepat seperti halnya hewan keluar dari dinding rumah ini, 
ada orang yang berasal dari rumah bernama dunia 
dan tidak memiliki hakikat. 
Dari tempat tersebut mereka tumbuh 
dan ke dalam tempat yang sama juga itu mereka akan tenggelam. 
Jika mereka menyebut dunia abadi, tidak ada bukti bagi nabi dan orang suci yang ada sebelum dunia diciptakan ribuan tahun yang lalu. 
Mengapa kita bicara tahun? 
Mengapa bicara jumlah? 
Itu melampaui batasan, melampaui perhitungan. 
Nabi dan orang-orang suci melihat bahwa 
dunia muncul menjadi keberadaan yang temporal. 
Seperti engkau melihat penciptaan rumah ini pada awalnya.

- Fihi ma Fihi - Jalaluddin Rumi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar