Al Alim Al Allamah Al Arifbillah Maulana Al Habib Muhammad Luthfi bin Yahya
(Yang Lebih Tawadlu dan Bersih Hatinya Lebih diunggulkan daripada Yang Lebih Alim)
------------------------------
Al Habib Muhammad Luthfi bin Yahya menerangkan bahwa
yang lebih lebih alim belum tentu yang diunggulkan:
Imam Nawawi berumur lebih muda dari Imam Rafi’I,
namun tidak lantas membuat pendapat (qoul) Imam Rafi’I lebih unggul (rajih)
daripada pendapat Imam Nawawi yang lebih muda.
Ibnu Hajr Al-Haitamy berkata:
“Jika terdapat pendapat yang berbeda antara Imam Nawawi dan Imam Rafi’I,
maka pendapat yang dipegang (al-‘ibrah) adalah yang disahihkan Imam Nawawi.”
Kenapa?
Karena Imam Nawawi
memiliki qulb (hati) yang spiritualitasnya lebih tinggi dibanding Imam Rafi’i.
Imam Nawawi menjadi wali quthb (pemimpin para wali) selama 3 tahun 4 bulan,
jadi batin syariahnya lebih luar biasa.
Sampai pada di sini kita dapat melihat bahwa para ulama jaman dahulu
memiliki pandangan yang jauh lebih dalam
untuk menggolongkan mana yang qoul rajah, arjah, shahih, ashah, dan mu’tamad.
Tidak hanya mengelompokkannya sesuai tingkat kealiman
(karena para ulama alimhya sudah luar biasa),
namun sampai pada mempertimbangkan tingkat spiritualnya.
Di kalangan para ulama,
Imam Suyuthi bertemu dengan Baginda Rasulullah 70 kali yaqodzhoh (mata telanjang). Semua itu karena tingkat martabat kewalian beliau yang agung di hadapan Allah. Sebenarnya Imam Suyuthi sudah pada tingkat mujtahid muthlak s
eperti Imam Syafi’I yang kita kenal dengan bapak Madzhab Syafi’I,
tapi beliau lebih memilih bermadzhab Syafi’i.
Imam Suyuthi lebih memilih ittiba’ (mengikuti) madzhab Imam Syafi’I
daripada mendirikan madzhab baru,
karena lebih baik mengikuti dan mengembangkan yang sudah ada
daripada membuat yang baru.
Sikap rendah hati (tawadlu’) seperti ini sudah jarang di jaman sekarang.
Seperti ketika di seminar/muktamar, kita malah rebutan:
“Pendapat saya yang ini lebih benar”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar