ALLAH...ALLAH...ALLAH...
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan:
“Matilah sebelum engkau mati!
Matilah dari dirimu dan dari mereka,
niscaya engkau akan dihidupkan dengan-Nya.
Engkau menjadi seperti mayat
dan tangan takdir akan menyuapimu
dan menuntun tanganmu untuk mengambil bagianmu tanpa susah payah.
Jika keadaan ini telah sempurna,
maka akan datang kehidupan yang dekat dengan Allah Azza wa Jalla
dan mengenal-Nya.
Ruh ini akan terus terbang,
tidak peduli apakah kiamat terjadi atau tidak.
Ia hanya akan sibuk berhubungan dengan Allah.
Dan, ia tetap menjaga hukum-hukum itu.
Mahasuci Allah yang menjalankan kalian dengan hukum
dan membuat fasih kalian dengan ilmu.
Ada orang yang berpakaian seperti pakaian orang-orang saleh,
atau pakaian yang biasa dipakai para sufi,
padahal menurutku (bisa jadi) dia orang yang kafir.
Maka, perbanyaklah mengingat mati dan apa yang terjadi sesudahnya,
mengingat jembatan Shirat dan apa yang ada di baliknya,
mengingat akhirat dengan segala kenikmatan dan kedahsyatan azabnya.
Kosongkan perhatianmu dari dunia
dengan kesibukan bersama Allah Azza wa Jalla
dengan menyucikan hati dan batin,
melawan hawa nafsu dan memerangi setan.
Bebaskan dirimu dari makhluk
dan keluar dari penguasaan tabiatmu menuju tabiat malaikat,
kemudian sirna dari tabiat malaikat dan mendatangi Tuhanmu,
niscaya Dia akan memberimu minum dengan minuman-Nya
dan mengkhususkanmu dengan amal-amal dari sisi-Nya
sebagai tambahan atas amalan-amalan lahir.
Islam adalah lahiriahnya dan iman adalah maknanya,
kemudian setelah itu diperoleh makrifatullah sebagai wujud
dari ketaatan kepada Allah.
Jika wujudmu telah ada dengan-Nya, maka semua itu menjadi milik-Nya.”
--Ceramah Syekh Abdul Qadir A-Jailani,
Jumat pagi di Madrasah, 12 Dzulhijjah 545 H.
Dikutip dari kitab Al-Fath Ar-Rabbani wa Al-Faidh Ar-Rahmani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar