APAKAH MASIH ADA MANISNYA DOSA DI HATIMU?
Menurut Imam Al-Ghazali,
taubat adalah ungkapan penyesalan yang mendalam,
yang menimbulkan tekad kuat dan tujuan untuk memperbaiki.
Sedangkan penyesalan lahir dari adanya pengetahuan dan kesadaran (ilm) bahwa
segala kemaksiatan itu adalah dinding penghalang antara seseorang dan Sang Kekasih.
Agar kesadaran,
penyesalan dan tekad itu berjalan dengan baik,
maka diperlukan kelestarian dan kesempurnaan.
Sesungguhnya kesadaran adalah pendorong utama untuk bertobat bagi seseorang. Sementara penyesalan adalah rasa perih di hati
akibat hilangnya Sang Kekasih dari dirinya.
Tanda-tandanya adalah dengan kesedihan, duka, tetes air mata,
sering merenung dan melamun.
Semakin besar rasa pedih akibat penyesalan,
maka besar pula harapan untuk menebus dosa-dosanya di masa lalu.
Dan, di antara tanda-tanda penyesalan yang paling tampak adalah
hati yang menjadi sangat lembut dan mata yang mudah meneteskan air mata.
Seorang alim berkata,
“Bergaullah dengan orang-orang yang suka bertaubat,
karena sesungguhnya mereka itu sangat lembut hatinya.”
Termasuk ciri penyesalan adalah bercokolnya rasa pahit karena dosa di dalam hati,
bukan rasa manis.
Sehingga muncul kecenderungan untuk membenci dosa dan menghindari darinya.
Dalam sebuah riwayat israiliyat dikisahkan,
Allah berfirman kepada nabi-Nya yang bertanya tentang taubat seorang
yang sudah bertahun-tahun tapi belum diterima-Nya,
padahal pendosa itu sudah mulai beribadah dengan baik.
Allah berfirman, “Demi kemuliaan dan kebesaran-Ku,
jika seluruh penghuni langit dan bumi memohon syafaat untuknya,
Aku tetap tidak menerima taubatnya,
karena manisnya perbuatan dosa yang ia lakukan masih tersisa di hatinya.”
--Imam Al-Ghazali dalam Kitab At-Tawbah, Ihya ‘Ulumuddin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar