Rabu, 10 Februari 2016

TAQARRUB DAN MUNAJAT.

APA KAU MERASA HAUS?

Syekh Ibn Atha'illah mengatakan,
 "Engkau berada di tengah sungai, tetapi kau merasa kehausan. 
Engkau berada di hadapan-Nya, tetapi mengharapkan hubungan. 

Seolah-olah manusia hanya bersambung ke akhirat 
dengan makan dan minum atau 
ada yang berkata kepada mereka, 
"Ini semua dapat menghantarmu menuju akhirat." 

Betapa murah dirimu dalam pandanganmu. 
Kalau tidak, 
tentu kau tidak membiarkannya jatuh dalam siksa Allah. 
Sebaliknya, 
betapa mahal ia dalam mencari dan mengumpul dunia. 

Sungguh mengherankan, 
banyak yang menanyakan keadaannya kepada dukun, 
tetapi ia tak pernah bertanya kepada Al-Quran dan Sunnah."

---Syekh Ibnu Atha'illah dalam Taj al-'Arus.

Syekh Muhammad Najdat menjelaskan bahwa 
ketika seorang hamba taat kepada Allah, 
ia akan semakin dekat kepada Allah dan berada di hadapan-Nya. 
Shalat, dzikr, doa, membaca Al-Quran, dan ibadah lainnta 
merupakan wujud keberadaan hamba di hadapan Allah. 
Bagaimana mingkin ia lalai terhadap semua itu?

Orang yang lalai berdzikir kepada Allah dan beribadah kepada-Nya 
berarti tidak diberi nikmat taqarrub dan munajat. 
Dia seperti orang yang berada di tengah lautan 
tetapi terus merasa kehausan. 
Orang yang menghabiskan waktunya mengurusi makan dan minum 
akan dibuat terhijab dari Allah, 
karena dia telah membiarkan dirinya terkena siksa dan murka Allah.

Hamba yang taat memahami kalam Allah 
dan melaksanakan Sunah Rasulullah. 

Sebaliknya, 
orang yang mengikuti hawa nafsu dan terus disubukkan urusan dunia 
berarti tidak mengetahui apa yang diperbuatnya. 
Dia seperti orang bingung yang menanyakan nasibnya kepada dukun. 
Padahal, dari 100 ucapan dukun hanya 1 yang benar, 
karena selebihnya adalah dusta.

Maka, sesuaikanlah dirimu dengan Al-Quran dan sunnah. 
Ikutilah perintah Allah dan jauhi larangan-Nya. 
Inilah jalan yang benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar