Kamis, 11 Februari 2016

ZIKIR DAN KONTEMPLASI DALAM TASAWUF.

ZIKIR DAN DO'A.

"Jika kau pusatkan perhatianmu pada Sahabatmu,
 Engkau akan mulai mencintai-Nya 
 dan beroleh tanggapan dari-Nya".

Dengan membersihkan hati , 
kita mampu meretas keterikatan dari segala sesuatu selain Allah
dengan cara mengosongkan hati dari kecintaan pada dunia
serta menghilangkan segenap pikiran buruk dan tidak baik.

Inilah buah dan hasil mengingat-Nya masuk ke dalam hati,
maka hati pun kosong dari kesedihan dan kedukaan dunia
serta dipenuhi dengan kecintaan pada Allah saja.

Cahaya dari mengingat-Nya ,
mengubah hati menjadi lampu yang bersinar terang.
JIka tidak demikian,
menurut ungkapan Jalaluddin Rumi , 
hati ini tak lain  dan tak bukan ,
hanyalah sekadar "sebuah botol berisi air seni".

"Hati yang kosong dari cahaya...
 sama sekali bukan hati,
 Jika tidak ada ruh,
 maka tak ada bagian menjadi keseluruhan ,
 Botol yang tidak mengandung cahaya kehidupan,
 Jangan menyebutnya lampu....,
 ia hanyalah sebuah botol 
 berisi air seni".

Hati seseorang yang lalai kepada Allah 
hanyalah sekedar tembok atau dinding 
dari sebuah ruangan,
dan hati seorang yang mengingat Allah
adalah objek pencerahan Allah.

Itulah sebabnya para Sufi terkemuka,
memandang zikir atau mengingat Allah 
sangat penting untuk membersihkan hati.
Yang demikian ini,
bukanlah pendapat personal mereka,
melainkan ditandaskan oleh Al-Qur'an dan hadis Nabi.
Petama-tama, mari kita lihat  
bagaimana Al-Qur'an menekankan pentingnya zikir
atau mengingat Allah ini.
Orang-orang Mukmin dianjurkan ,

"Wahai orang-orang yang beriman !
 Berzikirlah...
 dan ingatlah nama Allah 
 dengan zikir sebanyak-banyaknya.
 Dan bertasbihlah kepada-Nya 
 di waktu pagi dan petang"..
 Q.S. 33;41'42.

Menurut Mujahid ,
makna "mengingat" Allah adalah
"apa saja yang tidak bisa dilupakan 
 dalam keadaan bagaimanapun".
Ini sama dengan yad-dasyt atau
 "terus-menerus mengingat",
sebagaimana kaum Sufi besar menyebut kebiasaan ini.
Al-Qur'an mengatakan,

"Orang-orang yang mengingat Allah
 sambil  berdiri,duduk, dan dalam keadaan berbaring".
 Q.S.3;191.

Menjelaskan ayat di atas,
Ibn 'Abbas mengatakan, 
"Mengingat Allah  diperintahkan dalam setiap keadaan -
 siang dan malam , di darat dan di lautan ,
 selama dalam perjalanan,
di saat dalam kelapangan dan kesempitan,
di saat  sakit dan  sehat,
secara lahiriah dan batiniah".

Ayat Al-Qur'an ,

"...Sungguh,
 mengingat Allah adalah yang paling penting
 (dalam kehidupan)".  Q.S.29;45

Ayat ini sudah cukup untuk menunjukkan pentingnya 
"mengingat Allah".
Selanjutnya ,Al-Qur'an mengatakan :
"Maka , ingatlah Aku,
 pasti Aku akan mengingatmu..."
 Q.S.2;152

Ampunan dan pahala dijanjikan buat mereka --
pria dan wanita - yang mengingat Allah;

"...Bagi  orang laki-laki dan perempuan
yang banyak mengingat Allah - bagi mereka itu 
Allah menyediakan  ampunan dan  pahala yang besar".
Q.S.  33'35.

Hasan al-Basri ,  mengatakan,

"Carilah kegembiraan dalam tiga hal;
 salat,mengingat Allah (dzikr)  dan membaca Al-Qur'an.
 Jika engkau tak melakukannya , ketahuilah...
 bahwa engkau adalah budak belenggu-belenggu dunia  .
 Hanya saja,
 jelas bahwa hal-hal ini bukanlah tiga jumlahnya, 
 melainkan satu,
 sebab salat dan membaca Al-Qur'an merupakan zikir.
 Kemudian,
 zikir adalah nama Al-Qur'an itu sendiri (yakni,  adz-dzikr),
 dan salat dimaksudkan untuk mengingat Allah,
 "Tegakkan salat untuk mengingat-Ku". Q.S. 20;14

Syaikh 'Abdul-'Aziz mengatakan ,
"Menurut makna  ayat ini ,
 barangsiapa mengingat Allah dengan segenap  anggota tubuh,
 hati dan lidahnya serta pada saat yang sama 
 bekerja mencari nafkah kehidupan ,
 maka ia akan digolongkan ke  dalam orang-orang  
 yang senantiasa mengingat Allah.
 Dan mereka yang bertindak bertentangan dengan Syari'ah
 akan dipandang sebagai orang-orang yang melampaui batas
 dan pemberontak, sekalipun siang-malam 
 mereka mungkin mengamalkan praktik-praktik Sufi atau berzikir.

Melupakan Allah sama artinya dengan melupakan diri sendiri.
Al-Qur'an menyatakan ,

"Dan janganlah kamu seperti orang yang melupakan  Allah,
 lalu Allah pun membuat mereka melupakan diri mereka  sendiri.
 Mereka  itu orang-orang yang fasik". Q.S. 59;19.

Dalam  pengertian spiritual , 
orang yang melupakan diri sendiri sesungguhnya telah tersesat.

Dr.Mir Valiuddin.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar