Membersihkan Hati.
Dialog antara "Umar Khayyam dan "Akal" yang amat menarik.
Kemarin aku berbincang-bincang dengan Akal,
Sebagian kebenaran terungkap dalam kalbuku.
Kukatakan kepadanya,
"Wahai engkau gudang kebajikan!
Apakah kehidupan dunia ini ?'
Katanya,
"Bukan mimpi atau khayalan belaka".
Kataku,
"Katakan padaku,
apa yang diperoleh dengannya?".
Katanya, "Sakit kepala dan kemalangan".
Kataku, "Kapan diri ini tertundukkan ?"
Katanya, "Manakala telinganya didentam beberapa kali".
Kataku, "Siapakah orang-orang kejam dan bengis ?"
Katanya, "Mereka itulah serigala dan anjing".
Kataku, "Apakah pembicaran para penghuni dunia ?"
Katanya, "Semuanya omong kosong dan tak bermakna".
Kataku, "Apa yang dilakukan para penghuni dunia?"
Katanya, " Menumpuk-numpuk harta dan kekayaan".
Kataku, "Apa itu ikatan perkawinan ?"
Katanya, "Kemewahan sesaat dan kepedihan bertahun-tahun".
Kataku, "Dengan apa dunia bisa dibandingkan?"
Katanya, "Dengan seorang wanita tua yang berdandan".
Kataku,"Bagaimana pendapatmu tentang ucapan Khayyam ?"
Katanya, "Nasihat yang cocok dalam keadaan tertentu
untuk sebagian orang".
Membersihkan hati.
Untuk membersihkan hati,
adalah perlu untuk secara terus-menerus dan sadar
merenungkan kebenaran-kebenaran di atas.
Yang demikian ini bisa membantu melahirkan perubahan
dalam sikap mental seseorang .
Kalau tidak, ia akan tetap sama saja,
sebagaimana dikatakan Al-Qur'an :
"Mereka mengetahui yang lahir saja dari kehidupan dunia,
Tetapi tentang akhirat mereka tiada peduli".
Q.S. 30;7.
Akan tetapi,
penciptaan mempunyai tujuan .
Yang benar ialah bahwa Allah tidak menciptakan dunia ini
tanpa tujuan dan makna.
"...Tuhan kami !
Tidak sia-sia Engkau ciptakan ini semua..."
Q.S. 3:91
Hasil karya cipta kolosal alam semesta ini
tidaklah sia-sia, muspra, dan bukan tanpa tujuan.
Yang jelas,
serangkaian pengaturan pengaturan yang hebat dan penuh hikmah ini
pastilah berpijak pada tujuan amat mulia dan sangat luhur,
dan tujuan itu adalah akhirat,
yang sesungguhnya merupakan hasil akhir
dari kehidupan dunia sekarang ini.
Alam semesta yang luas ini , langit dan bumi,
diciptakan hanya untuk manusia,
dan ditundukkan di bawah kendali nya,
sebagaimana dinyatakan Al-Qur'an :
"Dan Dia telah menundukkan bagimu
apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.
Semuanya (sebagai karunia)dari-Nya".
Q.S. 45:13
Maka, jelaslah bahwa
jika manusia tidak memanfaatkan segala sesuatu di alam semesta ini
dan lari menjauhinya, mendiami hutan dan gunung, maka
tujuan penciptaan dunia bakal hancur dan luluh lantak berantakan.
Itulah sebabnya,
Islam tidak menganjurkan kerahiban atau kehidupan membujang.
Yang demikian ini dilarang oleh Al-Qur'an :
"...Tetapi hidup kerahiban yang mereka ada-adakan...
Kami tidak mewajibkan atas mereka..."
Q.S. 57 :27
Juga jelaslah bahwa sekalipun dunia ini diciptakan untuk manusia,
manusia tidak diciptakan untuk dunia , ditawan olehnya dan tersesat.
Sebaliknya,
ia diciptakan untuk tujuan yang lebih mulia dan luhur.
Tujuan yang mulia ini terungkap dalam ayat Al-Qur'an :
"Aku menciptakan jin dan manusia
hanya agar mereka beribadah kepada-Ku semata".
Q.S. 57:27.
Dr.Mir Valiuddin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar