Minggu, 07 Februari 2016

ZIKIR DAN KONTEMPLASI DALAM TASAWUF

Membersihkan Hati.

Dialog antara "Umar Khayyam dan "Akal" yang amat menarik.

Kemarin aku berbincang-bincang dengan Akal,
Sebagian kebenaran terungkap dalam kalbuku.

Kukatakan kepadanya,
"Wahai engkau gudang kebajikan!
 Apakah kehidupan dunia ini ?'

Katanya,
"Bukan mimpi atau khayalan belaka".

Kataku,
"Katakan padaku,
 apa yang diperoleh dengannya?".

Katanya, "Sakit kepala dan kemalangan".

Kataku, "Kapan diri ini tertundukkan ?"

Katanya, "Manakala telinganya didentam beberapa kali".

Kataku,  "Siapakah orang-orang kejam dan bengis ?"

Katanya, "Mereka itulah serigala dan anjing".

Kataku,  "Apakah pembicaran para penghuni dunia ?"

Katanya, "Semuanya omong kosong dan tak bermakna".

Kataku, "Apa yang dilakukan para penghuni dunia?"

Katanya, " Menumpuk-numpuk harta dan kekayaan".

Kataku, "Apa itu ikatan perkawinan ?"

Katanya, "Kemewahan sesaat dan kepedihan bertahun-tahun".

Kataku, "Dengan apa dunia bisa dibandingkan?"

Katanya, "Dengan seorang wanita tua yang berdandan".

Kataku,"Bagaimana pendapatmu  tentang ucapan Khayyam ?"

Katanya, "Nasihat yang cocok dalam keadaan tertentu 
               untuk sebagian orang".

Membersihkan hati.

Untuk membersihkan hati, 
adalah perlu untuk secara terus-menerus dan sadar 
merenungkan kebenaran-kebenaran di atas.
Yang demikian ini bisa membantu melahirkan perubahan 
dalam sikap mental seseorang .
Kalau tidak, ia akan tetap sama saja,
sebagaimana dikatakan Al-Qur'an :

"Mereka mengetahui yang lahir saja dari kehidupan dunia,
 Tetapi tentang akhirat mereka tiada peduli". 
  Q.S. 30;7.

Akan tetapi, 
penciptaan mempunyai tujuan .
Yang benar ialah bahwa Allah tidak menciptakan dunia ini 
tanpa tujuan dan makna.

"...Tuhan kami ! 
 Tidak sia-sia Engkau ciptakan ini semua..."
 Q.S. 3:91

Hasil karya cipta kolosal alam semesta ini 
tidaklah sia-sia, muspra, dan bukan tanpa tujuan.
Yang jelas, 
serangkaian pengaturan pengaturan yang hebat dan penuh hikmah ini
pastilah berpijak pada tujuan amat mulia dan sangat luhur,
dan tujuan itu adalah akhirat, 
yang sesungguhnya merupakan hasil akhir 
dari  kehidupan dunia sekarang ini.

Alam semesta yang luas ini , langit dan bumi,
diciptakan hanya untuk manusia, 
dan ditundukkan di bawah kendali nya,  
sebagaimana dinyatakan Al-Qur'an :

"Dan Dia telah menundukkan bagimu
 apa yang ada di langit dan apa yang ada di  bumi.
 Semuanya (sebagai karunia)dari-Nya".
 Q.S. 45:13

Maka, jelaslah bahwa 
jika manusia  tidak  memanfaatkan segala sesuatu di alam semesta ini
dan lari menjauhinya, mendiami hutan dan gunung, maka
tujuan penciptaan dunia bakal hancur dan luluh lantak berantakan.
Itulah sebabnya, 
Islam tidak menganjurkan kerahiban atau  kehidupan membujang.

Yang demikian ini dilarang oleh Al-Qur'an :

"...Tetapi hidup kerahiban yang mereka ada-adakan...
 Kami tidak mewajibkan atas mereka..."
Q.S. 57 :27

Juga jelaslah bahwa sekalipun dunia ini diciptakan untuk manusia,
manusia tidak diciptakan untuk  dunia , ditawan olehnya dan tersesat.
Sebaliknya,
ia diciptakan untuk tujuan yang lebih  mulia dan luhur.
Tujuan yang mulia ini terungkap dalam ayat Al-Qur'an :

"Aku menciptakan jin dan manusia 
 hanya agar mereka beribadah kepada-Ku semata".
 Q.S. 57:27.

Dr.Mir Valiuddin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar