Jumat, 19 Februari 2016

~☆Berlian Yang Tertutup Lumpur☆~

~☆Berlian Yang Tertutup Lumpur☆~

☆Oleh Buya MH☆

~Bukankah nilai manusia terletak pada kejernihan isi kalbu atau suara hati nuraninya ?

~Nurani merupakan kesadaran aku akan tanggung jawab dan kewajiban aku 
~Sebagai makhluk bernama manusia dalam situasi yg sungguh konkrit dan tepat. 

~Itulah alasan mengapa suara hati nurani idealnya selalu dipatuhi dan diikuti. 
~Hati nurani atau kehalusan daya cipta, yakni 
  kekuatan atau kemampuan perasaan hati nurani untuk :

☆Meraba
☆Merasakan
☆Membedakan
☆Menentukan 
☆Pilihan dan keputusan hidup
~Sehingga melahirkan sikap kemandirian pribadi. 
~Sumber kekuatan setiap orang berada di dalam hati nuraninya sendiri. 
~Sementara itu untuk mengidentifikasi 
  apakah suatu tindakan termasuk baik atau buruk 
  merupakan tanggungjawab setiap individu. 
~Namun hanya nalar yg telah memiliki cara befikir terbuka atau open minded, 
~Yakni pemikiran terbuka dan bebas 
  menentukan pilihan dan keputusan mana yg paling tepat. 

~Nalar pun faktanya sangat riskan terperangkap ke dalam oleh suatu tembok 
  yg bernama keyakinan membabi buta. 
~Dengan kata lain, 
  penghalang terbesar ketajaman nurani kita adalah doktrin yg membelenggu nalar. 
~Baik berupa doktrin militer, doktrin budaya, doktrin seni, doktrin ideologi, 
  hingga doktrin agama. 
~Sebab itu efek doktrinasi lebih bersifat pengungkungan kesadaran, 
  agar individu memiliki LOYALITAS tanpa perlu nalar. 
~Tanpa perlu menjawab PERTANYAAN yg timbul dari HATI NURANI. 
~Jika dianalogikan, doktrin merupakan alat yg serupa dengan KACAMATA KUDA, ~Sementara “kuda” adalah perumpamaan insan. 
~Supaya kuda tetap berjalan lurus ke depan maka diperlukan kacamata. 
Sebab doktrin (kacamata kuda) mempunyai prinsip keharusan/kewajiban bahwa 
jalan ”kebenaran” hanyalah jalan yg lurus yg hanya tampak di depannya saja. 
~Sementara itu, adalah realitas dan fakta bahwa hidup ini banyak ditemukan “persimpangan jalan”, banyak sekali “jalan raya”, “jalan protokol”,
 “jalan dan “jalan setapak”. 

Masing-masing “jalan” menuju ke satu tujuan yg sama yakni Sang Pencipta. 

~Dalam istilah disebut sebagai “rasa; atau sebagai rasa sejati. 
~Tak berada jauh di atas langit sana, 
  tetapi ada dalam setiap pribadi kita masing-masing. 

~Sementara itu, 
hati nurani selalu mampu menembus berbagai tembok penghalang, 
yg menghalangi obyektivitas sesungguhnya akan suatu realitas kehidupan. 

~Nurani adalah kekuatan yg TAK BISA dikelabuhi oleh imajinasi, ilusi, 
 dan polusi getaran nafsu. 
~Nurani yg terasah akan menjadi “mata hati”, “mata jiwa” 
 yg mampu menguak “kebenaran sejati”. 

~Hanya saja, untuk menggali dan menemukan hati nurani, 
~Kita harus menggalinya dari kubangan lumpur yg penuh bakteri, kuman dan penyakit. 

~Tulisan berikut bertujuan untuk berbagi pengetahuan 
bagaimana cara paling sederhana agar kita dapat menemukan nurani 
yg dapat diumpamakan sebagai “berlian” yg tertutup di dalam “lumpur kotor”. 

~Kita harus menutup panca indera 
 untuk membuka mata batin yg berada dalam jiwa kita. 
~Mata batin adalah mata yg dapat melihat sesuatu 
 secara lebih cerah, jelas, dan gamblang. 
~Kecermatan dan kemampuannya menjabarkan fakta gaib dan wadag jutaan kali 
  melebihi panca indera. 
~Paling tidak agar supaya kita betul-betul mampu merasakan dan membedakan 
  apakah sesuatu getaran merupakan getaran NURANI 
  ataukah hanya sekedar getaran nafsu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar