Senin, 15 Februari 2016

FAIDAH ZIKIR BAGI MANUSIA

FAIDAH ZIKIR BAGI MANUSIA

• Zikir akan mendatangkan sesuatu yang paling mulia dan paling agung 
yang dengan itu kalbu manusia menjadi hidup 
seperti hidupnya tanaman karena hujan. 
Zikir adalah makanan rohani 
sebagaimana nutrisi adalah makanan tubuh.
 Ia juga merupakan perangkat yang membuat kalbu bersih 
dari karat berupa lalai mengikuti hawa nafsu.

• Menjadi lampu penerang bagi pikiran 
yang memberi petunjuk dalam kegelapan.

• Bumi akan menjadi saksi atas orang yang berzikir 
sebagaimana ia menjadi saksi 
atas orang-orang yang bermaksiat dan orang-orang yang taat.

• Zikir bisa mengangkat derajat hamba pada kedudukan yang paling tinggi.

• Orang yang berzikir akan tetap hidup walaupun sudah mati. 
Sebaliknya, 
orang yang lalai walaupun masih hidup sebetulnya ia tergolong mati.

• Zikir menghilangkan rasa dahaga di saat kematian tiba 
sekaligus memberikan rasa aman dari segala kecemasan.

• Pezikir yang berada di tengah-tengah orang lalai 
seperti rumah gelap yang di dalamnya ada lampu. 
Orang lalai seperti malam gelap gulita yang tak pernah sampai ke pagi.

• Pezikir yang terlalaikan oleh sesesuatu bisa mendapatkan hukuman. 
Hal ini sama seperti orang yang duduk bersama raja tanpa adab.

• Sesaat saja menghadirkan kalbu dalam zikir, akan melindungi diri dari maksiat. 

Walaupun perlindungan tersebut sedikit, namun mempunyai manfaat yang sangat besar.

----------Ibnu Atha’illah As-Sakandari dalam Miftahu Al-Falah wa Mishbahu Al-Arwah. 

Semua faidah berdzikir dalam kitab ini mencapai 68 macam. 
Ini hanya beberapa dari faidahnya saja. 
Mari kita manfaatkan waktu kita untuk berdzikir, 
kapan pun dan dimana pun.
Dialah Yang Maha Hidup dan terus mengurus makhluk
Keagungan dan kebesaran adalah pakaian-Nya
Dia memberi kekayaan, kecukupan, dan penerangan 
lewat cahaya-Nya

Seluruh alam, angkasa, langit dan bumi-Nya
Semua bersinar dengan cahaya keindahan-Nya
Karunia terwujud dengan jalan petunjuk-Nya
Allah….Allah…Allah…
Yang Maha Agung menganugerahkan kepada kita
Kekuatan yang dengannya Allah mengantar kita kepada pengetahuan.

Ibnu Atha’illah dalam Al-Qashd Al-Mujarrad fi Ma’arifat Al-Ism Al-Mufrad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar