FANA BAQA.
Fana adalah ketiadaan dan kehancuran.
Dan lawan dari fana adalah baqa, abadi, dan tetap ada.
Seperti ALLAH termasuk kategori abadi dan baqa,
sementara selain-Nya atau
seluruh makhluk digolongkan ke dalam ketiadaaan, kehancuran, dan fana.
Sedangkan fana dalam makna kehancuran dirinya adalah
tidak memandang, memperhatikan, dan menyaksikan keberadaannya sendiri.
Yang pasti hal ini tidak berarti asing terhadap dirinya sendiri,
namun lebih bermakna bahwa seseorang yang hadir di sisi Tuhan
sama sekali tidak melihat eksistensi dirinya sendiri
dan dia meniadakan segala sesuatu selain-Nya di dalam hatinya.
Maqâm Fana dalam Tasawuf
Dalam istilah tasawuf, fana’ berarti penghancuran diri yaitu
al-fana’‘an al-nafs.
Yang dimaksud dengan al-fana’ ‘an al-nafs
ialah hancurnya perasaan atau kesadaran seseorang
terhadap wujud tubuh kasarnya dan alam sekitarnya.
Maqâm adalah suatu derajat dan tingkatan
yang telah dicapai oleh seorang Arif
setelah bertahun-tahun melewati
segala penderitaan, tazkiyah, dan pensucian diri, serta segala kesulitan.
Oleh karena itu,
pada umumnya suatu perubahan
akan bersifat tetap, abadi, dan tidak mudah sirna
apabila dilalui dan dicapai dengan susah payah dan kerja keras.
Pada maqâm fana,
manusia di hadapan ALLAH
tidak menyaksikan diri sendirinya,
penghambaannya,
keinginan-keinginannya,
harapan-harapannya, dan
dunia sekelilingnya.
Manusia hanya memandang dan melihat jamaliyah dan jalaliyah ALLAH
Apa saja yang disaksikan oleh para wali ALLAH adalah Yang Haq.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar