Kamis, 04 Februari 2016

FANA BAQA

FANA BAQA.

Fana adalah ketiadaan dan kehancuran. 
Dan lawan dari fana adalah baqa, abadi, dan tetap ada. 
Seperti ALLAH termasuk kategori abadi dan baqa, 
sementara selain-Nya atau 
seluruh makhluk digolongkan ke dalam ketiadaaan, kehancuran, dan fana.

Sedangkan fana dalam makna kehancuran dirinya adalah 
tidak memandang, memperhatikan, dan menyaksikan keberadaannya sendiri.

Yang pasti hal ini tidak berarti asing terhadap dirinya sendiri, 
namun lebih bermakna bahwa seseorang yang hadir di sisi Tuhan 
sama sekali tidak melihat eksistensi dirinya sendiri 
dan dia meniadakan segala sesuatu selain-Nya di dalam hatinya.

Maqâm Fana dalam Tasawuf

Dalam istilah tasawuf, fana’ berarti penghancuran diri yaitu
al-fana’‘an al-nafs. 

Yang dimaksud dengan al-fana’ ‘an al-nafs 
ialah hancurnya perasaan atau kesadaran seseorang 
terhadap wujud tubuh kasarnya dan alam sekitarnya.

Maqâm adalah suatu derajat dan tingkatan 
yang telah dicapai oleh seorang Arif 
setelah bertahun-tahun melewati 
segala penderitaan, tazkiyah, dan pensucian diri, serta segala kesulitan.

Oleh karena itu, 
pada umumnya suatu perubahan 
akan bersifat tetap, abadi, dan tidak mudah sirna 
apabila dilalui dan dicapai dengan susah payah dan kerja keras.

Pada maqâm fana, 
manusia di hadapan ALLAH 
tidak menyaksikan diri sendirinya, 
penghambaannya, 
keinginan-keinginannya, 
harapan-harapannya, dan 
dunia sekelilingnya. 

Manusia hanya memandang dan melihat jamaliyah dan jalaliyah ALLAH 
Apa saja yang disaksikan oleh para wali ALLAH adalah Yang Haq.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar