Kamis, 04 Februari 2016

ZIKIR DAN KONTEMPLASI DALAM TASAWUF.

MEMBERSIHKAN HATI.

Orang bijak tidak  akan terikat oleh dunia,
tidak pula ia meratapi dunia , hilang dari dirinya,
sebab yang dipandangnya hanyalah Allah SWT.

Al-Qur'an mengatakan :

"Maka keluarlah (Qarun) di tengah-tengah kaumnya 
 dengan (segala) perhiasannya .
 Berkatalah mereka 
 yang tujuannya ialah kehidupan di dunia ini ,
 "Wahai !
  Sekiranya kita mendapat apa yang didapat oleh Qarun !
  Ia sungguh beruntung sekali !"

 Tetapi, 
  orang-orang yang dianugerahi ilmu berkata :
 "Celakalah kamu!"
  Balasan Allah lebih baik 
  bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh.
  Tetapi, 
  itu hanyalah tercapai oleh orang-orang yang sabar".

Al-Qur'an berbicara tentang kehidupan dunia ini 
sebagai permainan dan senda gurau di banyak tempat
Ia juga menegaskan bahwa 
kehidupan dunia bersifat sementara dan tak  hakiki.

Begitu pula  
hadis Nabi mengisyaratkan hal yang sama .
'Aisyah menuturkan bahwa Nabi saw bersabda :

"Dunia adalah kediaman 
 bagi orang-orang yang tidak punya rumah dan 
 milik orang -orang yang tidak memiliki apa-apa .
 Hanya orang yang tak punya akal saja 
 yang menimbun-nimbun (harta kekayaan)".
 (Ahmad dan Baihaqi)

Dalam hadis lain diriwayatkan , 
Nabi mengingatkan para pengikutnya di  Madinah bahwa
beliau tidak menghawatirkan kemiskinan menimpa  mereka,
melainkan justru menghawatirkan bahwa mereka jadi terlalu  kaya
dan dengan demikian terikat oleh dunia serta melupakan Allah.

Dalam sebuah hadist panjang yang diriwayatkan oleh 'Umar ibn 'Auf 
Nabi bersabda ;

"Aku bersumpah demi Allah 
 bahwa aku tidak khawatir atas kemiskinan mu,
 Akan tetapi, 
 aku khawatir bahwa dunia terbentang luas dan terbuka bagi mu,
 sebagaimana ia juga terbentang bagi orang-orang sebelum mu .
 Engkau akan saling berlomba - lomba mengejarnya ,
 sebagaimana  dilakukan oleh orang-orang sebelum mu.
 Dunia akan menghancurkan mu,
 sebagaimana ia juga telah menghancurkan orang-orang sebelum mu".
 (Bukhari dan Muslim).

Ada sebuah hadis lain yang mengandung makna serupa dan diriwayatkan
oleh Abu Sa'id al-Khudari :

"Yang paling aku khawatirkan atas dirimu sesudahku ialah 
  kelapangan , pesona, daya tarik, kekayaan, dan hiasan dunia".
  (Bukhari dan Muslim)

Nabi aw juga bersabda :

"Dunia berikut segala sesuatu yang ada di dalamnya adalah terkutuk
 kecuali zikir kepada Allah berikut berbagai akibatnya."

(Untuk memahami hadis ini,  
 penting kiranya mencamkan bahwa 
 di dalam mengingat Allah sudah tercakup segala sesuatu 
 yang membantu untuk terus menerus 
 bisa mengingat-Nya dan segenap amal kebaikan.
 Hanya keterikatan pada dunia saja yang dicela dan dikecam .
 Kesemuanya ini  
 membuat manusia semakin bertambah kecintaannya pada Allah 
 (yang jauh lebih manis) dan 
 mencegahnya  dari berbagai perbuatan yang dilarang.)

Sungguh tepat apa yang dikatakan Baha'uddin Amuli:

"Jika engkau melihat 
 setiap bunga mawar segar
 yang menjadi mutiara taman ini,
 maka itulah sekuntum  kembang.
 Jika engkau  memetiknya , 
 maka itulah duri.

 Pandanglah lilin dari kejauhan,
 jangan mendekat,
 Sebab, meski kelihatan seperti cahaya ,
 sesungguhnya ia adalah api".

Maksud dan tujuan Allah 
mengutus para rasul kepada umat manusia ialah
menjauhkan manusia dari dunia yang fana 
dan mengantarkannya menuju Realitas Hakiki.
Pesan ini sangat ditandaskan dan begitu kuat ditegaskan 
dalam konsep tauhid dalam Islam  yang terkandung dalam 
kalimat syahadah "Tidak ada tuhan selain Allah".

Para Syaikh Sufi dalam berbagai tarekat Sufi , 
menitikberatkan pentingnya berpaling dari dunia 
dan menuju Allah serta Realitas Hakiki.
Mereka mengibaratkan dunia sebagai bayang-bayang.
Umpamanya saja, Hasan al-Bashri mengatakan  :

"Dunia ini laksana mimpi atau bayang-bayang fana,
 Seorang bijak tak bakal tertipu oleh hal semacam ini".

Dr. Mir Valiuddin.











   


Tidak ada komentar:

Posting Komentar