Selasa, 09 Februari 2016

INDAHNYA MENJADI ORANG 'ARIF

DUHAI INDAHNYA MENJADI ORANG 'ARIF.

"Jangan kau pandang sebelah mata seorang hamba 
yang telah ditetapkan, dilanggengkan, dan ditolong Allah 
dalam melaksanakan wirid, 
hanya karena kau tidak melihat dalam dirinya 
tanda orang-orang 'arif atau kegenitan kaum pecinta Tuhan. 
Sebab, 
kalau tidak ada limpahan karunia dari Allah, 
tentu wirid dari orang itu tidak akan pernah ada."

--Syekh Ibnu Atha 'illah dalam Al-Hikam
Sahabatku, yang dimaksud "Ditolong" 
adalah dipalingkan dari kesibukan-kesibukan 
yang membuat hamba tersebut lupa melakukan wirid. 

Adapula makna "dilanggengkan" disini adalah 
dibuat terus melaksanakan wirid itu sepanjang masa. 
Ini adalah sifat para zahid dan 'abid.

"Tanda orang-orang 'arif" adalah 
karakter orang-orang 'arif yang meninggalkan ikhtiar 
dan tidak memedulikan nasib dan keinginan diri mereka, 
serta selalu hadir di hadapan Allah. 

Adapun maksud "kegenitan para pencinta Tuhan" ialah 
bukti-bukti dan pengaruh cinta 
yang tampak pada diri orang-orang yang mencintai Allah (muhibbin). 

Jika sudah tertanam dalam hati, 
pengaruh cinta kepada Allah akan tampak pada seluruh anggota tubuh. 
Misalnya adalah dengan sering berzikir mengingat-Nya, 
segera melaksanakan perintah-Nya, dan 
mengabaikan selain-Nya. 
Ia selalu berusaha untuk melayani-Nya , 
menikmati munajat kepada-Nya, dan 
lebih mengutamakan-Nya daripada selain-Nya.

Syekh Ibnu Atha'illah melarang untuk meremehkan orang semacam itu 
(yakni yang istiqomah melakukan wirid, 
namun tidak terlihat pada dirinya tanda-tanda kaum 'arif dan pecinta Tuhan). 
Alasannya,
kalau tidak ada limpahan karunia dari Allah, 
tentu orang itu tidak akan melakukan wirid dan istiqomah dalam berwirid.

"Wirid" bermakna segala amal ibadah yang dihasilkan 
dari upaya mujahadah seorang hamba,
 baik itu berupa shalat, puasa, zikir, maupun ibadah lainnya. 

Dengan demikian, 
jika kaumeremehkan orang seperti itu,
 itu artinya, kau sudah berlaku tidak sopan terhadapnya.

Kesimpulannya, 
hamba-hamba Allah yang khusus (khawwash) 
terbagi menjadi dua golongan: 
muqarrabun dan abrar. 

Muqarrabun adalah 
orang-orang yang tidak memedulikan nasib dan keinginan diri mereka, 
serta lebih mengedepankan pelaksanaan hak-hak Allah 
sebagai bentuk penghambaan ('ubudiyah) kepada-Nya 
dalam rangka mencari ridha-Nya. 
Mereka adalah kaum 'arif sekaligus muhibbin (pecinta Allah). 
Sementara itu, 
abrar ialah orang-orang yang dalam melaksanakan ibadah 
memedulikan nasib dan keinginan diri. 
Mereka melaksanakan ibadah kepada Allah 
karena ingin mendapat surga dan selamat dari neraka. 
Sekalipun demikian, 
Allah tetap memberikan pertolongan-Nya 
kedua golongan ini sesuai maqam mereka masing-masing.

Semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar