Rabu, 03 Februari 2016

Kalamul Qolbu -La ila ha illallah

Kalamul Qolbu -La ila ha illallah.

"(Setelah menerangkan akibat orang-orang yang tidak menghiraukan akhirat, Tuhan menyatakan bahawa orang-orang yang beriman dan beramal soleh akan disambut dengan kata-kata): "Wahai orang yang mempunyai jiwa yang sentiasa tenang tetap dengan kepercayaan dan bawaan baiknya! - "Kembalilah kepada Tuhanmu dengan keadaan engkau berpuas hati (dengan segala nikmat yang diberikan) lagi diredhai (di sisi Tuhanmu) ! -"
(Surah Al-Fajr: 27-28)
Beruntunglah orang2 yg menemui Jalan pulang kepada Rahmat Allah Yang Maha Luas. Kalimah لا اله الا الله محمد رسول الله (La ilaha illallah Muhammad Rasulullah), "Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah dan Nabi Muhammad itu pesuruh Allah" karena tiang arasy dan segala ciptaan Allah subhanahu wa ta'ala terdiri atas kalimah tauhid ini.
Dari Aisyah r.a, dia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda; "Barangsiapa yg dihisab pada hari kiamat, maka ia akan disiksa." Aku bertanya, Bukankah Allah berfirman, "Maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yg mudah." Baginda menjawab, "Yang demikian bukanlah dihisab, tapi itu hanyalah sekedar berdiri di hadapan Allah Subhanahu wa ta'ala karena barangsiapa yg diperiksa perhitungan amalnya di hari kiamat, maka dia akan disiksa."
(HR. Muslim, 5122)
فَإِنَّ اللهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ يَبْتَغِي بِذَلِكَ وَجْهَ اللهِ
“Sesungguhnya Allah telah mengharamkan neraka bagi siapa saja yang mengucapkan “la ilaha illallah”, dan dia berharap wajah Allah dari ucapannya tersebut.”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Di dalam hadits yang shahih, dikisahkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan kepada pamannya, yaitu Abu Thalib, ketika hendak meninggal dunia. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
يَا عَمِّ قُلْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ كَلِمَةً أُحَاجُّ لَكَ بِهَا عِنْدَ اللهِ
“Wahai pamanku, katakanlah “la ilaha illallah” kalimat yang nantinya bisa aku jadikan sebagai hujjah untuk membelamu kelak di hadapan Allah.”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Ibnu Qoyyim berpendapat: “Tauhid bukan sekedar pernyataan seseorang hamba bahwa tiada pencipta selain Allah, Allah adalah Rabb dan penguasa segala sesuatu, sebagaimana orang-orang yang menyembah berhala juga menyatakan seperti itu, tetapi tetap dalam kemusyrikan. Tauhid mengandung kecintaan kepada Allah, tunduk dan merendahkan diri kepada-Nya, patuh sebenar-benarnya untuk taat kepada-Nya, memurnikan ibadah kepada-Nya, menghendaki pertemuan dengan wajah-Nya Yang Maha Tinggi dengan segenap perkataan dan perbuatan, memberi dan menahan, mencinta dan marah karena-Nya, serta menghindarkan diri dari segala sesuatu yang menyeret kepada kedurhakaan kepada-Nya. Barangsiapa mengetahui hal itu tentua mengetahui sabda Nabi: “Sesungguhya Allah mengharamkan api neraka atas orang yang mengucapkan laa ilaaha illallah karena dengan ucapannya itu ia mengharap pertemuan dengan wajah-Nya.” Dan juga sabdanya: “Tidak masuk neraka orang yang mengatakan laa ilaaha illallah.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar