Selasa, 09 Februari 2016

MUTASYABIH

PENJELASAN TENTANG 
MUTASYABIH

Firman Allah:
وَيُحَذّرُكُمُ اللهُ نَفْسَه (ءال عمران: 28) ، تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلا أعْلَمُ مَا فِي نَفْسِكَ (المائدة: 116)
Ayat-ayat ini tidak boleh dipahami 
dalam makna zahirnya yang seakan mengatakan bahwa 
Allah memiliki jiwa, raga, tubuh, atau fisik

Makna “nafs”, “نفس” pada ayat-ayat di atas 
bukan dalam pengertian bahwa Allah memiliki jiwa, raga atau tubuh (fisik). 

Para ahli tafsir berkata: “ويحذركم الله نفسه” artinya:
 “Wa Yuhadz-dzirukumullâh Iyyah” “ويحذركم الله إياه”; maksudnya: 
“Allah mengingatkan kalian supaya kalian takut terhadap-Nya” 
(bukan maknanya supaya kalian takut kepada jiwa dan raga Allah)

Adapun makna perkataan Nabi Isa kepada Allah (QS. Al-Ma’idah: 
116): “تعلم ما في نفسي ولا أعلم ما في نفسك” ; artinya 
“Ta’lamu Ma ‘Indi Wa La A’lamu Ma ‘Indak”, “تعلم ما عندي ولا أعلم ما عندك” ; 
maksudnya:
Engkau (Wahai Allah) mengetahui segala apa yang ada pada diriku, 
sementara aku tidak mengetahui apa yang ada pada-Mu”
(bukan artinya; “Aku tidak mengetahui yang ada pada jiwa dan raga-Mu)

Jadi penyebutan kata “nafs” dalam ayat di atas 
dengan disandarkan kepada Allah yang dimaksud adalah Dzat Allah
bukan dalam pengertian bahwa Allah sebagai benda 
yang memiliki bentuk dan raga

(CATATAN KAKI)
kaki :
Pengertian “Dzat” pada hak Allah adalah “Hakekat”. 
Dzat Allah artinya Hakekat Allah; bukan dalam makna raga atau benda

Adapun makna “dzat” pada makhluk adalah 
bermakna “tubuh, benda, atau fisik”, 
seperti bila kita katakan “dzat manusia” maka 
yang dimaksud adalah tubuhnya, raganya, atau fisiknya.
Dengan demikian berbeda makna antara penyebutan “Dzat Allah” 
dengan penyebutan “dzat manusia
Wassalam
Smoga mengert

Tidak ada komentar:

Posting Komentar