Selasa, 09 Februari 2016

KAJI KITAB MENUJU KAJI DIRI.

Orang itu lebih menyukai mengkaji kitab daripada mengkaji diri, 
mereka tdk tahu mengkaji kitab tanpa mengkaji diri, 
mereka tdk akan pernah mengenal diri, 
bila tdk mengenal dirinya maka akan sulit untuk mengenal Tuhan. 
krn salah satu syarat untuk mengenal Tuhan adalah mengenal diri. 

Bukan berarti mengkaji kitab tidak baik, 
baik saja asalkan membawa manfaat diri menuju perenungan, 
sehingga mampu menyelam dlm dirinya dn menemukan mutiara di dalamnya.

Mengkaji kitab dgn cara mendengar dan melihat, 
baik itu dr membaca atau mendengar dr seorang guru, 
sedangkan mengkaji diri adalah dgn perenungan-perenungan.

Orang begitu takut untuk mengkaji diri, 
mengkaji diri berarti diajarkan untuk selalu intropeksi diri, 
menyalahkan diri sendiri, 
diajarkan melawan nafsu dn egonya, dan 
itu sangat ditakutkan oleh kebanyakan orang. 

Maka dari itu, 
mereka cenderung suka mengkaji kitab 
dgn harapan supaya memperbaiki diri, 
tanpa hrs bermusahabah diri, itukan mimpi. 

Mursyid yg sebenarnya bukan hny mengajarkan kitab", 
akan tetapi mengajarkan pengenal diri. 

Bagimana menghidupkan hati, mensucikanya, 
bagaimana menghidupkan sirr dn menjaganya, 
bagaimana mengenali ruh dn istiqamah dlm pengenalanya...dn lain". 

Seorang Mursyid akan menghidupkan hati murid-nya dari mati dan lalai,
dgn hatinya yg sdh hidup. 

Mursyid yg sejati ia akan mengajarkan untuk membaca hati dn rasamu, 
bukan membaca kitab" saja, 
sehingga kau tahu apa" yg membuat hati dn rasamu mati, 
kau akan mengenalinya dn menjaganya agar tetap hidup. 

Krn Allah tdk bisa di kenali dgn ilmu, dgn pemahaman tentang kitab", 
akan tetapi Allah hny mampu dikenali dgn hati dan rasamu, 
yakni hati dan rasa yg bening dan hidup.

Masa trus berjalan, 
jgn terlalu asyik dgn ilmu dan pemahaman kitab",
 bacalah hati dan rasa-mu, 
siapa yg ada dlm hati dan rasa-mu, 
Allah atau selain dari pada-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar