Rabu, 03 Februari 2016

PROPORSIONAL-QANA'AH-ZUHUD

DI antara langkah-langkah setan adalah 
menyibukkan manusia dengan hal-hal yang mubah 
–perbuatan yang boleh dilakukan tetapi tidak mendapat pahala disisi-Nya—
secara berlebihan sehingga dapat menyebabkan kelalaian 
dalam melakukan ketaatan kepada Allah dan menyita waktu.

Termasuk dalam berlebih-lebihan ialah, 
berlebihan dalam bergaul, makan, minum, tidur, bebicara, mendengar, melihat, 
dan lain sebagainya. 
Nah, kegiatan itu merupakan halal –boleh-dikerjakan. 
Ada yang perlu dicatat, 
bahwa itu boleh dikerjakan akan tetapi tidak berlebihan, 
kerjakan sesuai porsinya saja, biar mantap!

Ketika seseorang melakukan segala sesuatu secara berlebihan 
hingga apa yang ia lakukan itu menjadi sebuah kebiasaan, 
maka akan mempengaruhi hati, 
dan jika manusia bersikap melampaui batas 
dalam melakukan perbuatan-perbuatan halal –makan, minum, tidur, dan lain-lain—
maka apa yang akan terjadi, 
ia akan angkuh dan lupa untuk mengingat Allah SWT.

Dan apabila manusia hidup 
dalam buaian kenikmatan dan kemewahan yang mubah, 
maka akan terjerumus ke dalam lembah-lembah keragu-raguan (Syubhat), 
dan pada akhirnya akan terjerumus pada jurang syahwat, 
lalu pada gilirannya akan tumbuh pemikiran dan kemampuan mujahadahnya.

Padahal,
 kalau kita lihat sejarah kehidupan Rasulullah SAW 
dan generasi pertama dari umat Islam ini, 
mereka akan dapatkan bahwa 
kehidupan mereka akan lebih banyak unsur kezuhudan dan kefakirannya.

Itu karena Allah mengetahui bahwa 
tidak ada yang dapat memperbaiki keadaan mereka 
kecuali kefakiran, 
maka dari itu Allah SWT memilih kefakiran bagi mereka.

Padahal sekiranya Nabi SAW menginginkan kekayaan dunia, 
pasti Allah memberikan kepadanya, 
akan tetapi Nabi lebih memilih dan lebih menyukai kehidupan akhirat 
atas kehidupan dunia. 
Bahkan beliau wafat 
tanpa meninggalkan dirham, dinar, hamba sahaya, dan harta lainnya, 
beliau hanya meninggalkan baju besinya 
yang ia gadaikan kepada seorang Yahudi dengan tiga puluh sha’ (sukat) makanan.

SELENGKAPNYA:https://www.islampos.com/aku-lebih-memilih-kehidupan-akhir…/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar