MEMBERSIHKAN HATI.
Alqur'an melukiskan kehidupan dunia dalam sebuah perumpaaan ;
"Perumpamaan kehidupan di dunia seperti air
yang kami turunkan dari langit ,
lalu tumbuhlah dengan suburnya tanaman-tanaman bumi ,
yang menjadi makanan manusia dan binatang.
Kemudian,
ketika bumi menyandang keindahan dan menghias diri
dan penduduknya mengira bahwa mereka berkuasa atasnya ,
datanglah kepadanya hukuman Kami,
malam hari atau siang hari ,
dan Kami jadikan bumi itu laksana tanaman yang sudah disabit,
seolah tiada pernah ia tumbuh hari kemarin .
Demikianlah ,
Kami menjelaskan tanda-tanda (kekuasaan Kami)
bagi orang-orang yang berpikir".
Q.S. 10:24.
Ini menunjukkan sifat sementara dari kehidupan di dunia ini.
Dan sangatlah disayangkan jika, setelah mengetahui ini ,
kita demikian merasa senang dengan kehidupan dunia
dan tertipu olehnya sehingga kita melupakan Zat Mahamutlak .
Seperti dikatakan seorang penyair :
"Apakah dunia ini ?
Bagi kami,
dunia bagai gelembung buih,
atau seperti loteng asap ,
atau bagaikan khayalan ?
Hati orang yang tidak memperhatikannya ,
Senantiasa bergelora dengan kecemasan
seperti sebuah kebab".
Alqur'an menyatakan :
"...Mereka bergembira dengan kehidupan duniawi .
Tetapi kehidupan duniawi ,
dibandingkan kehidupan kahirat ,
hanyalah kesenangan sejenak".
Q.S. 15: 26.
Bahkan Nabi Muhammad saw sendiri pun dilarang
untuk menginginkan dan mendambakan harta benda
atau kekuasaan duniawi , meski hanya sesaat.
Apalagi orang lain, harus lebih berhati-hati
dalam menghadapi kehidupan duniawi !
Dunia ini adalah musim semi
yang berlangsung cuma sebentar saja.
Ia adalah palagan dan kancah tempat kita diuji.
Alqur'an menyatakan "
"Dan janganlah layangkan pandanganmu kepada kenikmatan
yang kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka.
Yang demikian itu (hanyalah) kembang kehidupan dunia ,
supaya dengan demikian , Kami dapat menguji mereka.
Tetapi rezeki Tuhanmu lebih baik dan lebih hebat".
Q.S. 20:13.
Apa pun yang kita miliki saat ini adalah
rezeki dalam kehidupan dunia ini.
Akan tetapi, lantaran jahil dan tidak tahu ,
kita pun terpikat
oleh bentuk dan coraknya yang warna-warni.
Lantaran kelalaian kita,
kita tidak sanggup mengapresiasi bahwa
apa yang ada di sisi Allah itu ,
lebih baik dan lebih kekal.
Semestinya kita menangis
lantaran kita salah memahami.
"Wahai hati,
berapa lama lagi engkau tertipu ini dan itu
dalam penjara ini ?
Keluarlah dari jalan gelap ini
agar engkau bisa melihat dunia.
Alqur'an mengatakan :
"Dan segala sesuatu yang diberikan kepadamu
hanyalah kenikmatan hidup di dunia dan perhiasannya
Tetapi apa-apa yang ada pada Allah ,
lebih baik dan lebih abadi.
Tidakkah engkau memahami".
Q.S 20:131.
(Tentang kelalaian
sangatlah penting artinya bukan hanya dalam Tasawuf,
melainkan juga dalam Islam.
Persis seperti "dosa warisan" dalam Kristen ,
bertanggung jawab
atas keadaan manusia yang tak malakuti,
maka begitu pulalah
kelalaian dan sikap mengabaikan (ghaflah) ihwal jati diri kita ,
sesungguhnya menyebabkan kejatuhan manusia dalam Islam).
Dr. Mir Valiuddin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar