Senin, 01 Februari 2016

ZIKIR DAN KONTEMPLASI DALAM TASAWUF.

MEMBERSIHKAN HATI.

Seorang yang jahil ,  tidak menyadari realitas dirinya sendiri .
Ia memandang tubuh fisiknya sebagai esensi dirinya 
dan lupa pada simplisitas dan sifat abstrak dari hati spiritualnya.

Manusia sibuk memberi makan tubuhnya 
dan juga memenuhi berbagai hasrat sia-sia  nafsunya 
sesuai dengan sifat kebinatangannya.
Karena itu,ia menyia-nyiakan hidupnya 
dalam memenuhi  hasrat-hasrat inderawinya,
sesungguhnya di tempat inilah ia mesti meyiapkan bekal 
untuk Hari Akhirat kelak.

Hanya saja, manusia -
di saat mencari-cari dunia kasat mata  - 
justru melupakan "tempat kembalinya" .
Sebagai akibatnya ,
akhirnya ia dihancurkan dan diluluhlantakkan oleh nafsunya
yang semua tuntutannya ia patuhi.
Nafsu  yang mendominasi dirinya pun akhirnya membunuhnya.

Berkenan dengan orang-orang seperti ini , Alqur'an menyatakan :

"...Tetapi kamu biarkan dirimu tergoda.
 Kamu menunggu dan ragu-ragu.
 Kamu tertipu oleh angan-angan mu sampai tiba perintah Allah.
 Dan (setan) sang penipu , menipumu mengenai Allah".
 Q.S. 57 ;4.

(Sebagian ulama tafsir menjelaskan demikian....
Tetapi kamu biarkan dirimu tergoda 
bermakna hawa nafsu dan berbagai kesenangan jasmani.
Ragu-ragu di sini berarti ragu-ragu untuk bertobat.
Kamu tertipu oleh angan-angan mu sampai tiba perintah Allah 
ialah hingga datangnya kematian , 
dan (setan) sang penipu , menipumu mengenai Allah).

Nabi Muhammad merasa heran dengan orang yang beriman  
kepada Rumah Keabadian (yakni, keluhuran spiritual) 
namun berusaha demi Rumah Ketertipuan 
(yakni, dunia inderawi dan jasmani).

"Sungguh mengherankan kalau seseorang 
 mestinya menjamin untuk Rumah Keabadian 
 namun tetap berusaha dan bersusah payah mencari 
 untuk Rumah Kedustaan".

Membersihkan hati , mustahil dilakukan kecuali bila 
cinta dan keterikatan pada dunia dihilangkan darinya.
Dunia itu sendiri tidaklah tercela , 
sebab dunia adalah "tempat bercocok tanam atau ladang Akhirat"
(ad-dunya' mazra'ah al-akhirah) dan sarana untuk mencapainya.
Akan tetapi,
cinta pada dunia dan keterikatan kepadanya adalah sebuah rintangan.
Inilah makna ucapan Nabi ,
"Cinta dunia adalah pangkal segala kesalahan dan dosa."

(Al-Baihaqi. 
Di sini cinta lagi-lagi bermakna keterikatan 
dan tidak mesti dipertentangkan dengan kebencian.
(- sebab yang demikian itu juga adalah keterikatan -)
Dunia punya nilai dalam Tasawuf , 
sebab dunia itulah yang memungkinkan seseorang 
mencapai kedudukan mulia dan luhur).

Dr. Mir Valiuddin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar