Jumat, 19 Februari 2016

MAKRIFAT

AIR ZAMZAM

Kitab Ilmu
Lautan makritullah itu sangat luas dan dalamnya tak terukur. 
Kedalaman makrifat yg diselami oleh manusia yg menempuhnya beragam. 

Tergantung pada tekad, semangat dan keberanian. 

Semakin dalam ia menyelami lautan makrifat 
maka semakin banyak yg ia dapati.
Jadi, makrifatullah modal utama pengabdian kita kepada Allah. 
Sehingga diri kita tdk akan pernah terlepas dariNya.

Kata makrifat berasal dari, arofa, ya'rifu, ta'rifan wa ma'rifatan, 
artinya pengertian atau pengertian yg dalam. 
Mengerti yg sedalam-dalamnya itu makrifat. 

Mengerti Alquran sedalam-dalamnya disebut makrifatulquran. 
Mengerti rasul sedalam-dalamnya disebut makrifatulrasul. 
Dan mengerti Allah sedalam-dalamnya disebut makrifatullah. 

Itu ilmu yg paling mulia, 
ilmu yg paling tinggi, 
ilmu yg paling diandalkan oleh seluruh nabi 
yg pernah diturunkan Allah di dunia ini.

Makrifat jg disebut ilmu tauhid. 
Ilmu ini sering disebut dgn ilmu tentang mengesakan Allah. 
Kalau kita renungkan kata MENGESAKAN mengandung makna 
menyatukan sesuatu yg banyak. 
Dari yg banyak kemudian disatukan. 
Itu pengertian mengesakan yg sering kita dengar.

Secara hakikat, 
ilmu mengesakan Allah itu artinya adalah 
ILMU MENGESAKAN DIRI KITA DENGAN ALLAH. 
Ilmu tentang mengesa dgn Allah. menyatu dgn Allah.
Maka tauhid itu artinya MENGESA, bukan mengesakan. 
Melainkan menyatu. 
Karena Allah telah ada bersama kita sejak awal keberadaan kita.

Makrifat juga dikenal dengan ilmu kalam. 
Kalam itu perkataan. 
Tetapi perkataan bukan sembarang perkataan, 
melainkan perkataan Allah. Kalamullah. 
Sedang pengertian kalamullah itu kalam dan Allah. 

Kalam itu sifat, Allah itu Zat. 
Zat dan sifat itu tdk dapat dipisahkan. 
Berarti ilmu kalam itu ilmu tentang Allah.
Tetapi, 
ilmu kalam yg dipahami oleh para mutakalimin, 
atau para ahli ilmu kalam itu berbeda dgn ilmu kalam 
yg dipahami oleh Rasul dan para ahli kebenaran. 

Ilmu kalam yg dipahami oleh mutakalimin adalah 
ilmu tentang cabang-cabang atau sempalan-sempalan agama. 
Yahudi terpecah menjadi 72 golongan. Nasrani 73 golongan. 
Nabi Muhammad juga mengatakan, 
umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, 
semuanya masuk neraka, kecuali satu golongan saja. 

Nah, 
membicarakan tentang golongan-golongan dan pendapat-pendapat 
tentang keimanan yg berdasarkan firman Allah, 
itulah yg disebut ilmu kalam menurut para mutakalimin. 
Jadilah ilmu itu menjadi ilmu perpecahan umat.

Berbeda halnya dengan ilmu kalam yg dipahami oleh para Rasul dan ahli kebenaran, 
yg menyatakan bhw ilmu kalam adalah ilmu tentang Allah. 
Ada perbedaan yg sangat mencolok antara keduanya. 
Ibaratnya, 
ilmu kalam yg dipahami oleh para mutakalimin itu, jauh panggang dari api. 
Maka para mutakalimin kemudian lebih banyak BERDEBAT tentang keyakinan.

Para ulama salaf. 
Para ulama yg hidup di jaman nabi sangat anti dengan ilmu kalam. 
Karena ilmu kalam melahirkan perdebatan 
dan Rasulullah saw sangat melarang umatnya berdebat.

Banyak sekali aliran-aliran ilmu kalam. 
Ada golongan muktazilah, jabariah, qodariyah, ahlu sunnah wal jamaah, dll. 

Banyak orang bangga MENYEBUT diri sebagai golongan ahli sunnah wal jamaah, 
tetapi tdk mengerti seperti apa ahlu sunnah wal jamaah itu.

Contoh aliran muktazilah yg disebut 
sebagai aliran yg sangat mendewakan akal. 
Atau aliran rasionalitas Islam. 
Segala sesuatu diukur dengan akal. 
Sehingga Alquran pun diakal-akali. 
Alquran yg tdk sesuai dengan akal, harus disesuaikan.

Aliran ahlu sunnah wal jamaah agak sedikit sopan.
 Mereka menyatakan, 
jika membaca dan menemukan hadis yg ternyata tdk sesuai dengan Alquran, 
maka hadisnya yg diperiksa. 
Jika membaca Alquran, lalu Alqurannya tdk cocok dengan akal, 
maka akalnya yg diperiksa bukan Alqurannya.

Dan begitulah awal mulanya perbedaan pendapat 
yg terus terbawa sampai saat ini. 
Aliran-aliran besar itu pun terpecah-pecah. 
Muktazilah terpecah, jabariah terpecah, qodariyah terpecah belah 
dan seterusnya sampai 72 golongan.

Para ahli makrifat dilarang oleh Allah dengan firmanNya 
"Jangan kamu memecah belah agama 
seperti orang-orang yg memecah belah agama 
dan tiap-tiap golongan menyenangi atau bangga dengan golongannya sendiri." 

Sehingga masing-masing golongan mengkafirkan golongan lainnya.
Maka para ahli makrifat diajak utk kembali kepada asal kejadiannya, 
utk mengenal siapa diri kita, 
dari mana asal diri kita, 
utk apa kita hidup dan ke mana kita setelah mati.

Makrifat juga disebut ilmu ushuluddin. 
Kata ushul, jamak dari asal, yg berarti pokok, 
sehingga ushuluddin adalah pokok agama. 

Rasulullah saw menyatakan "Awaludini makrifatullah". 
Awalnya agama adalah makrifatullah. 
Sebelum kita mempelajari agama, 
pelajari dulu makrifatullah. 
Ketahui dulu makrifatullah baru belajar agama. 
Dengan begitu sense of belonging terhadap Islam 
akan menjadi lebih kental.

Mengenal Allah itu meliputi zat, sifat, asma dan af'al. 
Umumnya memakrifati Allah 
hanya dibatasi pada sifat, asma dan af'al belaka. 
Sementara tentang zat, hanya cukup diyakini saja . 
Bahwa Allah itu ada. 
Tdk dimakrifati dengan benar.

Karena hanya diyakini saja dengan seyakin-yakinnya, 
maka dia tdk memiliki pengetahuan yg paripurna tentang Allah, 
kecuali hanya sifatNya, asmaNya dan af'alNya saja.

Husein bin Manshur al Halaj, 
seorang sufi yg kontroversial itu, mengatakan,
 "Barang siapa mengaku telah mengenal Allah 
hanya dari nama-namaNya saja, 
dia belum mengenal Allah. 

Barang siapa yg mengaku mengenal Allah 
hanya dari sifat-sifatNya saja, 
dia belum mengenal Allah. 

Dan barang siapa yg mengaku mengenal Allah 
hanya dari af'alNya saja, 
dia belum mengenal Allah. 

Tetapi, siapa yg mengenal Allah dari Allah sendiri,
 maka dia telah mengenal Allah yg sebenarnya."

Ketika seorang sufi ditanya, dengan apa kamu mengenal Tuhanmu? 

Dia menjawab, 
aku mengenal Tuhanku dgn Tuhanku, 
kalau tdk dengan Tuhanku aku tdk akan mengenal Tuhanku.

Dengan mengenal Allah seperti ini, 
maka seseorang dapat mengembangkan pengenalannya 
pada asma, sifat dan af'alNya, 
sehingga dia dapat berakhlak dengan akhlak Allah. 
Manusia yg seperti ini 
gambarannya ada pada diri Rasulullah Muhammad saw.

Kalau kita sebagai umat Rasulullah 
tdk dapat mencontoh atau meneladani seluruh akhlak Rasulullah, 
ya jangan dibuang semuanya. 
Paling tdk kita dapat mengambil salah satu. 
Dan yg harus kita ambil adalah tentang ushuluddin, 
atau tentang pokok agama, yaitu makrifatullah.

Ketika Sayyidina Ali bin Abi Thalib ditanya, 
"Ya amiral mukminin, 
apakah anda melihat Tuhan ketika menyembah Tuhan?" 

Beliau menjawab, 
"Saya tdk akan menyembah apapun yg tdk jelas. 
Aku melihat Tuhanku dengan mata qolbuku, 
dan aku tdk ragu lagi bahwa Engkau adalah Engkau, 
dalam kefanaanku maka leburlah aku, 
tetapi dalam leburku aku justru menemukan Engkau."

Kondisi seperti itulah yg disebut, 
“Muutu qabla an tamuutu” yang artinya 
“matilah sebelum mati” atau 
rasailah mati sebelum mati.

Makrifatullah disebut juga ilmu aqaid. 
Kata aqaid berasal dari kata dasar aqada, yuaqidu, aqiidatan wa aqaidan. P

engertian aqidah adalah ikatan, 
yg mengikat batin kita dengan Allah. 
Itulah yg namanya aqad, menjadi aqaid. 
Jadi, 
ketika kita mengenal Allah, 
kita tambatkan hati kepada Allah, 
itulah pengertian aqidah yg benar.

Dalam kehidupan manusia, 
antara lelaki dan perempuan yg saling mencintai, 
kemudian mengikatkan diri dalam perkawinan, 
itu yg disebut aqad nikah. 
Suatu ikatan batin yg mesra utk membina rumah tangga 
sampai punya anak cucu dan seterusnya. 
Bahagia rasanya karena aqadnya benar.
Jika aqadnya tdk benar, 
maka tdk terbangun rumah tangga bahagia. 

Begitu pula jika ikatan batin kita dengan Allah, 
atau aqidah kita benar dan kuat, 
maka kita pun akan menemukan kebahagiaan bersama Allah.

Tetapi jika ikatan batin itu tdk benar, 
maka manusia tdk akan dpt menemukan 
ketenangan dan ketentraman hidup. 

Jika kita mengikatkan batin kita kepada Allah, 
dalam arti aqidah kita benar, 
dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang, 
maka Allah akan mengikatkan diriNya juga dengan kita. 
Sehingga hidup kita pun menjadi tentram.

Kondisi seperti itu dicapai melalui makrifat, 
melalui ilmu aqaid, 
yakni mengikatkan batin kita dengan Allah. 

Jika kepada manusia saja aqadnya harus benar, apalagi kepada Allah. 
Maka dikatakan, 
"An nikahu sunnati fa man roghiba an sunnati fa laisa minni." 

Nikah itu sunnahku, nikah itu jalan hidupku. 

Dalam pengertian syariat nikah antara lelaki dan perempuan. 
Tetapi dalam pengertian hakikat adalah 
mengikatkan diri dengan Allah 
yg disebut sebagai jalan hidup oleh Rasulullah. 
Maka siapa yg tdk suka dengan jalan hidupku, dia bukan golonganku.

Walaupun dia orang Islam, 
tetapi tdk sampai pada makrifatullah, 
maka dia bukan dari golongan Rasul. 
Mengaku boleh saja, tetapi diakui, itu lain lagi. 
Pengakuan dari Rasulullah itu akan terlihat pada saat yaumul hisab, 
ketika semua orang mengaku sebagai umat Muhammad tetapi tdk diakui, 
karena umat Muhammad dapat dikenali melalui wajahnya 
yg dihiasi nur makrifatullah. 

Siapapun yg tdk memiliki nur makrifatullah, 
maka dia tdk akan diakui sebagai umat Muhammad.

Allah mengatakan: 
"Pada hari yg di waktu itu ada muka yg putih berseri, 
dan ada pula muka yg hitam muram. 
Adapun orang-orang yg hitam muram mukanya, 
kepada mereka dikatakan, 
kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? 
Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu." 
(surah Ali Imran 106)

Muka yg putih bersih adalah umat Muhammad, 
umat yg menjadikan makrifatullah sebagai modal hidupnya. 
Sedangkan muka yg hitam kelam, adalah 
muka orang yg tdk memiliki makrifatullah.

Makrifat juga diistilahkan dengan ilmu hikmah. 
Sejatinya ilmu hikmah itu ilmu tentang Allah. 
Tetapi dalam perkembangannya kemudian, 
ilmu hikmah dikenal sebagai ilmu kanuragan atau ilmu bela diri. 

Firman Allah: 
"Allah menganugerahkan al hikmah 
(kefahaman yg dalam tentang Alquran dan As Sunnah) 
kepada siapa yg dikehendakiNya. 
Dan barang siapa yg dianugerahi hikmah, 
ia benar-benar telah dianugerahi karunia yg banyak. 
Dan hanya orang-orang yg berakallah 
yg dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)."
(surah Al Baqarah 269)

Kata ilmu hikmah di jaman Nabi adalah ungkapan yg sangat mulia. 
Tetapi di jaman sekarang pengertian ilmu ini 
mengalami bias pengertian.

Ilmu tentang Allah makin lama makin kurang diminati. 
Kalau toh ada peminatnya, 
maka jumlahnya sedikit dan yg mengajarkannya juga sedikit. 

Bagi orang yg tdk tahu ilmu tentang Allah, 
menyebut ilmu ini sebagai ilmu rahasia. 
Padahal tdk ada yg dirahasiakan sama sekali, 
karena Rasulullah saw selalu menyampaikan ilmu ini dalam tabliqnya. 
Namun memang benar,
 ilmu ini harus disampaikan dengan cara yg bijaksana 
kepada orang-orang yg membutuhkan.

Makrifatullah dalam istilah di kalangan syi'ah disebut dengan irfan. 
Ilmu irfan adalah ilmu tentang Allah 
dan merupakan ilmu tertinggi di kalangan syi'ah.

Dalam bahasa modern, 
makrifat disebut inisiasi (inisiation). 
Dalam bahasa yg lain disebut sebagai PENCERAHAN SEKETIKA. 
Di kalangan pesantren, 
makrifatullah disebut dengan istilah ilmu laduni, 
yaitu ilmu yg langsung didapatkan dari Allah.

Dalam istilah orang Hindu disebut dengan istilah Mahabarata. 
Jika kita jeli, 
film sinetron Mahabarata 
banyak sekali simbol dan cerita tentang makrifatullah.

Semua memiliki istilah masing-masing. 
Di kalangan ahli kebatinan disebut dengan Karya Agung. 
Karya Agung manusia yg dapat menciptakan apapun 
yg ada di dunia dengan kekuatan akalnya. 

Dalam bahasa Belanda disebut inwijding. 
Itu menunjukan bahwa kalangan di luar Islam pun 
telah banyak yg menemukan kebenaran yg sejati.

Jika mau jujur, 
siapapun yg telah menemukan kebenaran yg sejati, 
maka dia berhak disebut telah Islam. 
Dengan kata lain, 
banyak orang Islam yg belum mengalami Islam, 
tetapi banyak orang yg bukan Islam sudah mengamalkan laku hidup Islam, 
walaupun bajunya lain.

Setiap manusia wajib memberdayakan akal pikirannya. 
Tentu saja yg dimaksudkan adalah 
akal pikiran yg sudah mendapat pencerahan makrifatullah. 

Akal yg sudah mendapatkan pencerahan makrifatullah itu adalah 
suatu tingkah laku cerdas yg diambil oleh manusia 
utk mengangkat dirinya ke derajat yg mulia. 

Sehingga kedudukan akal dalam diri manusia seperti matahari bagi alam semesta. 

Ketika kedinginan dia yg memberi kehangatan. 
Ketika celaka dia yg menolong. 
Ketika tersesat dia yg memberi petunjuk. 
Ketika terpuruk dia yg membangkitkan. 
Maka, 
akal itu adalah satu tingkah laku cerdas yg ada dalam setiap manusia.
Salam bahagia
‪#‎setyatuhu‬

Tidak ada komentar:

Posting Komentar