Metode- Metode Membersihkan Hati .
Kini, kita kembali ke topik utama , yakni
metode-metode membersihkan hati
yang ditempuh oleh kaum Sufi .
Nabi Islam mengemukakan kabar gembira sebagai berikut :
"Ketika seorang hamba, seorang Mukmin sejati ,
melakukan wudhu dan membasuh wajahnya ,
maka semua dosa yang dilakukan
oleh pandangan matanya pun terbasuh air.
Tatkala ia membasuh tangannya ,
maka semua dosa yang dilakukan
oleh tangannya pun terbasuh air.
Dan ketika ia membasuh kakinya ,
maka semua dosa yang dilakukan
oleh langkah kakinya pun terhapus air.
Dengan demikian,
ia dibersihkan dari semua dosanya".
Selama melakukan wudhu ,
hendaknya dibaca kalimat syahadat,
atau seperti dianjurkan oleh Khwaja 'Ubaidullah Ahrar (w.988 H)
dalam risalahnya , Anfas Nafsiyyah ,
hendaknya dibaca do'a Al-Qadir tiga kali.
Sesudah usai melakukan wudhu , hendaknya dibaca do'a ini sekali ;
"Aku bersaksi bahwa
tidak ada zat yang berhak disembah selain Allah,
dan aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya.
Ya Allah,
jadikan aku termasuk dalam orang-orang
yang senantiasa bertobat kepada-Mu, dan
jadikan aku termasuk ke dalam orang-orang
yang menyucikan dan membersihkan diri,
jadikan aku termasuk dalam golongan hamba yang saleh
dan tidak punya kekhawatiran serta bersedih hati".
Sesudah membaca do'a diatas ,
ia mesti berdiri dan sesudah minum sedikit air wudhu,
mengucapkan,
"Ya Allah,
obati aku dengan obat-Mu,
sembuhkan aku dengan penyembuhan-Mu,
dan lindungi aku
dari kelemahan, penyakit derita dan kesengsaraan".
Sesudah mengucapkan do'a diatas ,
ia mesti melakukan salat dua rakaat.
Sambil melakukan yang demikian itu ,
ia haruslah menafikan segenap perasaan dalam hatinya,
serta memusatkan perhatiannya pada kedekatan dengan Allah,
sebagaimana disabdakan oleh Nabi;
"Ketika seorang Mukmin
melakukan wudhu dengan sempurna
dan kemudian menunaikan shalat dua rakaat
dengan segenap pikiran dan jiwanya,
maka ganjaran dan balasannya adalah surga".
(H.R.Muslim).
Khwaja Baha'uddin Naqsyaband mengatakan ;
"Dalam doa ini ,
kita mesti mengamalkan dengan cermat
rukun- rukun dalam salat".
Dan ini ditekankan bagi para pemula .
Ada pahala besar dalam doa sesudah wudhu .
Syaikh Syihabuddin Suhrarwadi mengatakan,
"Doa ini bisa diucapkan kapan saja."
Akan tetapi,
Syaikh Muhyidin Ibn 'Arabi mengatakan bahwa
doa seharusnya tidak dibaca dalam waktu-waktu terlarang.
Yang demikian ini sama dengan temuan para ulama
dalam Tarekat Naqsyabandiyyah.
Sesudah doa ini usai ,
ia mestilah mengucapkan doa berikut ini tiga kali
dengan maksud dan tujuan memohon ampunan Allah ,
"Aku memohon ampunan kepada Allah atas dosa-dosaku .
Tidak ada zat yang berhak disembah selain Allah -
Yang Mahahidup, Maha Berdiri Sendiri , Mahaabadi,
Aku bertobat kepada-Nya."
Sebelum berangkat tidur ,
ia mesti duduk menghadap kiblat,
dan membaca Ayat al-Kursi dan Amana ar-Rasul
(Q.S.al-Baqarah . 2:285-86) dan meniup kedua telapak tangan nya
serta mengusapkannya ke seluruh anggota tubuh
dan membaca doa ini tiga kali.
"Aku memohon ampunan kepada Allah atas dosa-dosaku.
Tidak ada zat yang berhak disembah selain Allah -
Yang Mahahidup, Maha Berdiri Sendiri, Mahaabadi.
Aku bertobat kepada-Nya".
Nabi Muhammad biasa membaca doa ini.
Dituturkan dalam riwayat Abu Sa'id bahwa
seluruh doa seseorang yang memohon ampunan kepada Allah
diwaktu akan berangkat tidur pastilah diampuni.
Sesudah memohon ampunan ,
ia mesti menyibukkan dirinya dengan mengingat Allah.
Ketika sudah merasa mengantuk , hendaknya ia tidur.
Wajahnya hendaklah dihadapkan ke arah Makkah
dan telapak tangan kanannya diletakkan di bawah pipinya.
Hendaknya juga ,
ia membaca doa berikut ini tiga kali,
"Ya Allah,
aku titipkan hidupku kepada-Mu ,
aku hadapkan wajahku kepada-Mu,
aku pasrahkan segala urusanku kepada-Mu,
dan aku bertawakkal kepada-Mu.
Tidak ada tempat berlindung dari hukuman-Mu
selain diri-Mu semata.
Aku beriman kepada wahyu yang diturunkan
dalam kitab-Mu
dan kepada Nabi-Mu yang telah Engkau utus.
Ya Allah,
bangunkan aku di waktu dan saat yang paling Engkau cintai,
dan bimbinglah aku dalam mengerjakan amalan-amalan
yang lebih baik,
agar aku bisa dekat dengan-Mu
dan jauh dari kemurkaan-Mu.
Ya Allah,
janganlah Engkau buat aku merasa aman dari makar-Mu,
janganlah Engkau titipkan aku pada yang selain-Mu,
janganlah Engkau membuatku tidak berdzikir kepada-Mu,
dan janganlah Engkau membuatku lupa kepada-Mu".
Q.S. 2:285-286.
Sesudah doa-doa ini,
Maulana Ya'kub Charki menganjurkan agar sang hamba
menunaikan shalat malam.
Dalam hubungan ini, ia mengatakan,
"Khwaja Baha'uddin Naqsyaband berkata kepadaku,
"Sebelum pagi menyingsing ,
sibukkan dirimu dengan merenung"
Yang dimaksudkan olehnya ialah tahjjaud atau salat malam.
Di awal keadaan mistisnya ,
Nabi Muhammad selalu bangun pagi-pagi
dan melakukan shalat.
Pada tahap awal ini,
salat ini diwajibkan atas diri beliau .
Sebagian orang berpandangan bahwa,
dalam tahap terkemudian kehidupannya,
salat ini tidak diwajibkan atas diri beliau.
Hanya saja,
belau menjalankannya sebagai suatu amalan
yang sangat dianjurkan.
Sebagian lagi berpendapat bahwa
salat ini diwajibkan juga atas diri beliau
dalam tahap terkemudian kehidupannya.
Orang-orang yang senantiasa menunaikan salat malam
sangat dipuji dalam Al-Qur'an ;
"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa
berada di dalam taman-taman (surga) dan di mata air-mata air,
sambil mengambil apa yang diberikan kepada mereka
oleh Tuhan mereka .
Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah
orang-orang yang berbuat kebaikan.
Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam,
dan di akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah)."
Q.S. 51.15, 18
Itulah sebabnya dituturkan dalam hadis bahwa
kalimat-kalimat berikut ini diulang-ulang sesering mungkin,
"Ya Allah ,
Ampunilah kami, rahmatilah kami, dan masukkanlah kami
(ke dalam rahmat-Mu), sebab
Engkau Maha Penerima Taubat dan Maha Penyayang.
Dr.Mir Valiuddin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar