Senin, 08 Februari 2016

Tuhan

Agama hadir untuk mereka yang berakal. 
Sebenarnya juga bisa dikatakan bahwa beragama bagi mereka yang logis. 
Banyak yang masih keberatan dg adanya agama 
dan segala tampilannya di muka bumi ini. 
Namun juga tidak sedikit mereka yang bahkan menolak sang "pemilik agama" atau katakanlah "Tuhan".

Untuk membuktikan keberadaan "Tuhan" bisa dengan banyak cara. 
Bisa dengan logika, filsafat, teologi, dan gnostica atau mistisisme 
atau tasawuf atau irfan atau sufistik atau spiritualis dst.

Untuk membuktikan keberadaan "Tuhan" filsafat membahasnya 
dari banyak jalan antara lain:

1. Bukti adanya gerak dan prinsip gerak
2. Bukti adanya prinsip dan hukum kausalitas
3. Bukti adanya hukum keniscayaan
4. Bukti ontologi itu sendiri

Kalau dari sisi teologi juga bisa dibuktikan dg logika nash atau dalil al kitab, 
kebenaran si pembawa agama atau prophetic atau nubuah, adanya kemukjizatan, 
adanya kitab atau pewahyuan itu sendiri, dan seterusnya.

Kalau dari sisi tasawuf atau irfan bisa dibuktikan dengan keberadaan "dirinya sendiri" 
yang tidak bisa dinafikan oleh apa dan siapa, 
bahkan oleh dirinya sendiri 
sebagai basis dan subyek yang menyadarinya.

Terakahir dari sisi logika yang membuktikan dengan definisi, 
"Tuhan adalah suatu keberadaan yang tidak terbatas". 
Logika juga berani bersikukuh bahwa alam tidak bisa muncul dengan sendirinya. 
Alam bukan suatu kebetulan, mak mejendul (kata bahasa jawa), 
tiba-tiba sebagai keberadaan.
 Atau alam tersusun karena adanya "kengawuran" yang begitu rapi dan sempurna, 
dan ini mustahil. 
Logika juga segera menghabisi mereka yang ngotot bahwa 
alam muncul dari "ketiadaan dalam makna negatif" atau 
alam ini muncul dari "kekosongan sempurna dalam makna negatif" dan seterusnya.

Ada maka punya, punya maka bisa memberi. 
Tidak ada maka tidak punya, dan tidak punya maka tidak bisa memberi. 

Bagaimana mungkin bisa memberi, orang dirinya sendiri tidak punya? 
Dan pasti bahwa ia tidak mempunyai karena ia sendiri "tidak ada" (dalam makna negatif).

Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala ali sayyidina Muhammad.

Salam ukhuwah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar