Senin, 08 Februari 2016

ZIKIR DAN KONTEMPLASI DALAM TASAWUF

MEMBERSIHKAN HATI.

Menurut hadis :
"Dunia diciptakan untukmu 
 dan engkau diciptakan untuk akhirat".

Dengan demikian, menurut Al-Qur'an , 
menjauhi dunia, melarikan darinya, dan memilih hidup kerahiban
sama sekali tidak dianjurkan.

Di satu sisi , 
Dunia dipersembahkan kepada manusia, pria dan wanita,
dan mereka pun diperuntukkan bagi Allah dan akhirat.
Karenanya,
manusia harus memanfaatkan dunia 
sesuai dengan perintah-perintah Allah
agar beroleh keselamatan di akhirat.
Kewajiban seorang Muslim 
bukanlah menjadi seorang pertapa atau pecinta dunia.
Ia adalah penghuni dunia tapi bukan hamba dunia !

Di bawah sorotan perbincangan diatas ,
kini makna "membersihkan hati" bisa diterapkan .
Manusia mesti menundukkan 
segenap hasrat , keinginan, hawa nafsu, kekuatannya
serta mengendalikan sesuatu di dunia ini 
di bawah perintah , keridhaan, dan cinta Allah.

Manusia - pria dan wanita -
tidak diperbolehkan menjauhi dunia ini 
serta memutuskan sama sekali segenap ikatan dengannya.
Pada prinsipnya,
seseorang dilarang menjauhkan diri dari perkawinan 
dan tidak mau berkeluarga .
Begitu pula,
seseorang dilarang menghancurkan 
segenap kemampuan fisik dan mentalnya.
Sebaliknya,
metode membersihkan hati ialah bahwa  
seseorang mestilah menundukkan 
segenap kemampuan fisik dan mentalnya 
di bawah bimbingan Allah.
Artinya,
ia mesti memanfaatkan segala sesuatu 
sesuai dengan perintah Allah.

Dalam ungkapan lain, 
bahkan menyangkut ikatan dengan keluarga dan anak-anak,
sekalipun demi  mencari nafkah,  
dengan pekerjaan, perdagangan dan industri ,
orang seharusnya tidak melampaui batas-batas 
yang telah ditetapkan oleh Allah 
berkenaan dengan semuanya itu.

Menunaikan kewajiban ini mestilah dilakukan 
demi memperoleh keridhaan Allah SWT semata.,
dan tak ada sesuatupun yang mesti dicari dan dicintai
selain Allah.

Sesungguhnya, 
perintah-perintah agama itu mudah .
Barangsiapa bersikap secara berlebih-lebihan dalam agama,
maka ia telah dikalahkan oleh sikapnya itu.
Berpegang-teguhlah pada jalan yang benar,
pilihlah jalan tengah, 
berbahagialah dengan kabar gembira yang kubawa
dan mohonlah pertolongan dengan salat 
di pagi hari, di sore hari, dan ditengah malam.

Jalan tengah ini dijelaskan juga oleh hadis Nabi lainnya :

"Tuhanmu punya hak atas dirimu.
 Engkau punya hak atas dirimu dan
 Istrimu punya hak  atas diri mu juga.
 Berikan hak setiap orang 
 yang ada pada diri mu".
 (Bukhari).

Yang dimaksud "hak atas diri sendiri" ialah 
sarana bantuan dan pertolongan 
guna menunaikan ibadah kepada Allah.
Pastilah ada perbedaan 
antara "hak atas diri sendiri" dan "kesenangan diri sendiri".
Tampaknya,
keduanya saling bertentangan satu sama lain 
hingga munculnya kesadaran atau "kebangkitan".

Memberikan hak kepada diri yang memang berhak
berarti melaksanakan perintah Allah.
Akan tetapi,
memberikan kesenangan kepada diri 
sama artinya menuruti hawa nafsu
dan menuruti hawa nafsu dilarang.

Penting kiranya mengingat perbedaan ini 
dalam  kaitannya dengan membersihkan hati.
Jika tidak demikian, 
manusia akan menjadi mangsa empuk hawa nafsu
dan hanya memberikan hak pada diri sendiri 
serta bakal tersesat.

Tujuan memerangi hawa nafsu dan diri sendiri ialah
menyelaraskan diri dengan kehendak Allah,
sebagaimana dikatakan oleh Nabi ,
"Seseorang baru bisa disebut Mukmin sejati 
 jika hasrat dan keinginannya patuh dan tunduk 
 pada apa yang kubawa".

Jika diri sendiri sesuai dengan Kehendak Allah 
tanpa keberatan dan keinginan pun tunduk pada Syari'ah,
maka yang demikian itu bakal sempurna.

Khalifah 'Umar 'Abdul "Aziz mengatakan :

"JIka hawa nafsu sesuai dengan Kehendak Allah,
 maka keadaan ini mirip madu dan mentega
 yang bercampur bersama-sama".

Dr.Mir.Valiuddin.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar