MEMBERSIHKAN HATI.
Menurut hadis :
"Dunia diciptakan untukmu
dan engkau diciptakan untuk akhirat".
Dengan demikian, menurut Al-Qur'an ,
menjauhi dunia, melarikan darinya, dan memilih hidup kerahiban
sama sekali tidak dianjurkan.
Di satu sisi ,
Dunia dipersembahkan kepada manusia, pria dan wanita,
dan mereka pun diperuntukkan bagi Allah dan akhirat.
Karenanya,
manusia harus memanfaatkan dunia
sesuai dengan perintah-perintah Allah
agar beroleh keselamatan di akhirat.
Kewajiban seorang Muslim
bukanlah menjadi seorang pertapa atau pecinta dunia.
Ia adalah penghuni dunia tapi bukan hamba dunia !
Di bawah sorotan perbincangan diatas ,
kini makna "membersihkan hati" bisa diterapkan .
Manusia mesti menundukkan
segenap hasrat , keinginan, hawa nafsu, kekuatannya
serta mengendalikan sesuatu di dunia ini
di bawah perintah , keridhaan, dan cinta Allah.
Manusia - pria dan wanita -
tidak diperbolehkan menjauhi dunia ini
serta memutuskan sama sekali segenap ikatan dengannya.
Pada prinsipnya,
seseorang dilarang menjauhkan diri dari perkawinan
dan tidak mau berkeluarga .
Begitu pula,
seseorang dilarang menghancurkan
segenap kemampuan fisik dan mentalnya.
Sebaliknya,
metode membersihkan hati ialah bahwa
seseorang mestilah menundukkan
segenap kemampuan fisik dan mentalnya
di bawah bimbingan Allah.
Artinya,
ia mesti memanfaatkan segala sesuatu
sesuai dengan perintah Allah.
Dalam ungkapan lain,
bahkan menyangkut ikatan dengan keluarga dan anak-anak,
sekalipun demi mencari nafkah,
dengan pekerjaan, perdagangan dan industri ,
orang seharusnya tidak melampaui batas-batas
yang telah ditetapkan oleh Allah
berkenaan dengan semuanya itu.
Menunaikan kewajiban ini mestilah dilakukan
demi memperoleh keridhaan Allah SWT semata.,
dan tak ada sesuatupun yang mesti dicari dan dicintai
selain Allah.
Sesungguhnya,
perintah-perintah agama itu mudah .
Barangsiapa bersikap secara berlebih-lebihan dalam agama,
maka ia telah dikalahkan oleh sikapnya itu.
Berpegang-teguhlah pada jalan yang benar,
pilihlah jalan tengah,
berbahagialah dengan kabar gembira yang kubawa
dan mohonlah pertolongan dengan salat
di pagi hari, di sore hari, dan ditengah malam.
Jalan tengah ini dijelaskan juga oleh hadis Nabi lainnya :
"Tuhanmu punya hak atas dirimu.
Engkau punya hak atas dirimu dan
Istrimu punya hak atas diri mu juga.
Berikan hak setiap orang
yang ada pada diri mu".
(Bukhari).
Yang dimaksud "hak atas diri sendiri" ialah
sarana bantuan dan pertolongan
guna menunaikan ibadah kepada Allah.
Pastilah ada perbedaan
antara "hak atas diri sendiri" dan "kesenangan diri sendiri".
Tampaknya,
keduanya saling bertentangan satu sama lain
hingga munculnya kesadaran atau "kebangkitan".
Memberikan hak kepada diri yang memang berhak
berarti melaksanakan perintah Allah.
Akan tetapi,
memberikan kesenangan kepada diri
sama artinya menuruti hawa nafsu
dan menuruti hawa nafsu dilarang.
Penting kiranya mengingat perbedaan ini
dalam kaitannya dengan membersihkan hati.
Jika tidak demikian,
manusia akan menjadi mangsa empuk hawa nafsu
dan hanya memberikan hak pada diri sendiri
serta bakal tersesat.
Tujuan memerangi hawa nafsu dan diri sendiri ialah
menyelaraskan diri dengan kehendak Allah,
sebagaimana dikatakan oleh Nabi ,
"Seseorang baru bisa disebut Mukmin sejati
jika hasrat dan keinginannya patuh dan tunduk
pada apa yang kubawa".
Jika diri sendiri sesuai dengan Kehendak Allah
tanpa keberatan dan keinginan pun tunduk pada Syari'ah,
maka yang demikian itu bakal sempurna.
Khalifah 'Umar 'Abdul "Aziz mengatakan :
"JIka hawa nafsu sesuai dengan Kehendak Allah,
maka keadaan ini mirip madu dan mentega
yang bercampur bersama-sama".
Dr.Mir.Valiuddin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar