Rabu, 02 Maret 2016

Hingga Kau Terbakar RUMI

Kita telah mengalami berjuta kelahiran.
Dari materi yang tak bernyawa.
Kita dengan tanpa sadar 
berkembang menjadi kesadaran tetumbuhan,
lalu berubah ke dalam kehidupan binatang.
Dan, 
di tiap perubahan 
selalu diiringi dengan berbagai kesulitan, 
lalu bergerak menjadi 
makhluk yang memiliki daya fikir dan moral. 
Kemudian berubah menjadi makhluk 
yang dikaruniai kesadaran intuisi 
yang bisa mengetahui segala yang ada 
di balik bukti-bukti indrawi. 
Jejak-jejak kaki terus membentang hingga ke pantai. 
Lalu melampaui jejak itu sirna dalam samudera.

***

Samudera kesadaran itu luas. 
Bentuk-bentuk kita 
mengapung-apung di atas permukaannya. 
Seperti sebuah cawan-cawan kosong. 
Hingga kita menjadi penuh dengan air. 
Lalu, 
kita tenggelam ke dalam dasar samudera.

***

Apakah kamu ingin tenggelam dalam Tuhan?
Maka selamilah dirimu!
Jangan pernah menyembul ke atas dan ke dalam lagi. 
Seperti sesuatu yang mengapung di lautan. 
Dengan ketakjuban, 
“Mana yang lebih menyenangkan—di dasar atau di permukaan?”

***

Para kekasih yang dekat dengan Kekasihnya adalah 
laron-laron yang tidak dapat menghentikan 
hasrat ketertarikan pada cahaya lilin.

***

Tak ada yang meyakinkan hingga kamu terbakar. 
Apakah kamu ingin mengetahuinya dengan yakin? 
Jika mau, duduklah di dekat api!”


Jalaluddin Rumi
Diterjemahkan oleh 
Tasirun Sulaiman dalam buku Kalender Kearifan Sufi: 
Renungan Sepanjang Tahun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar