Kita telah mengalami berjuta kelahiran.
Dari materi yang tak bernyawa.
Kita dengan tanpa sadar
berkembang menjadi kesadaran tetumbuhan,
lalu berubah ke dalam kehidupan binatang.
Dan,
di tiap perubahan
selalu diiringi dengan berbagai kesulitan,
lalu bergerak menjadi
makhluk yang memiliki daya fikir dan moral.
Kemudian berubah menjadi makhluk
yang dikaruniai kesadaran intuisi
yang bisa mengetahui segala yang ada
di balik bukti-bukti indrawi.
Jejak-jejak kaki terus membentang hingga ke pantai.
Lalu melampaui jejak itu sirna dalam samudera.
***
Samudera kesadaran itu luas.
Bentuk-bentuk kita
mengapung-apung di atas permukaannya.
Seperti sebuah cawan-cawan kosong.
Hingga kita menjadi penuh dengan air.
Lalu,
kita tenggelam ke dalam dasar samudera.
***
Apakah kamu ingin tenggelam dalam Tuhan?
Maka selamilah dirimu!
Jangan pernah menyembul ke atas dan ke dalam lagi.
Seperti sesuatu yang mengapung di lautan.
Dengan ketakjuban,
“Mana yang lebih menyenangkan—di dasar atau di permukaan?”
***
Para kekasih yang dekat dengan Kekasihnya adalah
laron-laron yang tidak dapat menghentikan
hasrat ketertarikan pada cahaya lilin.
***
Tak ada yang meyakinkan hingga kamu terbakar.
Apakah kamu ingin mengetahuinya dengan yakin?
Jika mau, duduklah di dekat api!”
Jalaluddin Rumi
Diterjemahkan oleh
Tasirun Sulaiman dalam buku Kalender Kearifan Sufi:
Renungan Sepanjang Tahun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar