Rabu, 02 Maret 2016

Untaian Syair dari Matsnawi Karya Maulana Jalaluddin Rumi

Untaian Syair dari Matsnawi Karya Maulana Jalaluddin Rumi.

“Jangan tanya apa agamaku. 
Aku bukan Yahudi. 
Bukan Zoroaster. 
Bukan pula Islam. 
Karena aku tahu, 
begitu suatu nama kusebut, 
kau akan memberikan arti yang lain 
daripada makna yang hidup di hatiku”

“Persahabatan suci, 
menjadikanmu seorang dari mereka. 
Sekalipun engkau batu atau pualam, 
kau akan menjadi permata 
bila kau menjadi tingkat manusia perasa”

“Dulu dia mengusirku, 
sebelum belas kasih pun turun ke hatinya dan memanggil. 
Cinta telah memandangku dengan ramah pula”

“Cinta bagai perantara yang menaruh kasihan, 
datang memberi perlindungan 
pada kedua jiwa yang sesat ini”

“Menangislah seperti kincir angin, 
rumput-rumput hijau mungkin memancar 
dari taman istana jiwamu. 
Jika engkau ingin menangis, 
kasihanilah orang yang bercucuran air mata, 
jika engkau mengharapkan kasih, 
perlihatkanlah kasihmu pada si lemah”

“Ketika aku jatuh cinta, 
aku merasa malu terhadap semua. 
Itulah yang dapat aku katakan tentang cinta”

“Dalam cinta segalanya berubah rupa. 
Orang Amerika berubah menjadi orang Turki”

“Berbicara dalam bahasa yang sama 
adalah kekeluargaan dan persamaan 
bila kita bersama mereka 
bila kita percayai, 
kita seperti orang tawanan dalam rantai. 
Banyak orang India dan Turki berbicara dalam bahasa yang sama, 
namun banyak pasangan orang Turki ternyata orang–orang asing. 
Bahasa yang sama–sama dipahami memang khusus, 
kebersamaan hati lebih baik 
dari pada kebersamaan bahasa”

“Sejak kudengar tentang dunia Cinta, 
kumanfaatkan hidupku, 
hatiku dan mataku di jalan ini. 
Aku pernah berpikir bahwa 
cinta dan yang dicintai itu berbeda. 
Kini aku mengerti bahwa keduanya sama”

“Kami bersyukur atas cinta ini, ya Tuhan, 
cinta yang melaksanakan kemurahan tak terbatas. 
Terhadap kekurangan-kekurangan apapun 
dalam syukur kami 
yang mungkin membuat kami berdosa, 
cinta mencukupkan hingga pulih kembali”

“Jika kita menggali lubang 
untuk menjerumuskan orang ke dalamnya, 
kita sendiri yang akan terjerumus ke dalamnya. 
Jangan menganyam sendiri kepompong ulat sutera 
dan jangan menggali lubang itu terlalu dalam. 
Janganlah mengira si lemah tak punya pelindung 
dan ucapkan kata-kata dari Quran,
 “kapankah pertolongan dari Allah akan datang”

“Orang yang menghormati akan dihormati, 
orang yang membawa gula 
akan makan kue badam. 
Buat siapa perempuan yang baik-baik. 
Laki-laki baik-baik. 
Hormatilah temanmu
atau lihat apa yang terjadi jika tidak kauhormati”

“Barangsiapa melihat sesuatu pada sebab-sebab, 
maka dia akan menjadi pemuja bentuk. 
Namun 
orang yang mampu menatap pada “Sebab Pertama”, 
maka dia akan menemukan cahaya 
yang memancarkan makna”

“Dunia manusia adalah batin yang memiliki kemegahan. 
Karena itu duhai sahabat, 
mungkinkah engkau menjadi bijak, 
sementara yang relatif terus saja kau jadikan pujaan?”

“Jadilah kekasih bagi dirimu sendiri! 
Lampaui dua dunia. 
Dan tinggalah di kediaman sendiri! 
Pergi, 
jangan mabuk dengan anggur 
dan kecongkakan – kecongkakan itu! 
Lihatlah kilauan wajah itu 
dan sadarlah akan dirimu sendiri”

“Perhatikanlah setiap binatang, 
dari serangga kecil sampai gajah, 
semua mereka keluarga Tuhan 
dan rezeki mereka tergantung kepada-Nya. 
Sungguh Tuhan Maha Pemberi rezeki! 
Semua kesedihan dalam hati kita 
lahir dari asap dan debu keberadaan kita 
dan segala nafsu yang sia-sia”

“Orang yang bijaksana 
melihat ucapan bagaikan orang tua. 
Ia turun dari langit, 
karena itu ia bukanlah sesuatu yang tak berharga. 
Ketika kau bicara dengan kata-kata kotor 
maka sekian banyak kata hanya bernilai satu. 
Namun bila kau bicara dengan baik 
maka satu kata akan memiliki nilai berlipat. 
Ucapan akan terkuak 
bagi engkau yang mampu 
membuka dinding pembatas (hijab). 
Sehingga kau tahu bahwa 
sesungguhnya ia adalah sifat – sifat Tuhan 
Yang Maha Pencipta”

“Kembalilah kepada sejatimu, wahai hati! 
Karena jauh di dalam dirimu wahai hati, 
engkau akan menemukan jalan 
menuju Tuhan Yang Tercinta”

“Mencintai perempuan dibuat menarik bagi laki-laki. 
Tuhan sudah mengaturnya, 
betapa mereka dapat menghindari apa yang sudah diatur oleh Tuhan? 
Karena Tuhan menciptakan perempuan 
supaya Adam mendapat kesenangan dengan dia. 
Bagaimana Adam dapat dipisahkan dari Hawa?”

“Dunia hanyalah seperti cermin 
yang memantulkan kesempurnaan Cinta Tuhan. 
Wahai kawan! 
Mungkinkah ada sesuatu yang lebih besar dari keseluruhan?”

“Perempuan adalah cahaya Tuhan, 
Dia bukan dicintai secara duniawi, 
dia berdaya kreatif, bukan hasil kreasi”

“Cinta adalah lukisan orang yang getir menjadi manis, 
sebab dasar semua cinta adalah kebajikan moral”

“Seperti Adam dan Hawa 
yang melahirkan sekian banyak jenis, 
Cinta lahir dalam sekian banyak bentuk. 
Lihat, 
dunia penuh dengan lukisan, 
namun ia tidak memiliki bentuk”

“Tataplah wajah cinta 
supaya kau mampu meraih sifat kemanusiaan. 
Karena itu jangan hanya duduk menggigil. 
Sebab jika demikian, 
mereka kan membuatmu menggigil”

“Datang dengan tangan kosong ke rumah teman-teman, 
bagai pergi ke kilang tepung tanpa membawa gandum”

“Kalau hati pulih menjadi sehat, 
dan bersihkan dari segala hawa nafsu, 
kemudian 
Tuhan Yang Maha Pengasih 
bersemayam di Singgasana. 
Di samping itu, 
Dia langsung membimbing hati, 
selama hati bersama Dia”

“Pilihlah Cinta. 
Ya, Cinta! 
Tanpa manisnya Cinta, 
hidup ini adalah beban. 
Tentu engkau telah merasakannya”

“Kecaman yang datang dari sahabat-sahabat dekat 
memang diperlukan sehingga, 
tanpa bantuan pemantul apapun, 
kau menjadi pengucur air dari laut. 
Ketahuilah bahwa 
pada mulanya kecaman adalah peniruan, 
tapi bila ia terus menerus terulang, 
akan langsung berubah 
menjadi wujud kebenaran. 
Supaya itu terwujud, 
janganlah berpisah dari kerang 
jika tetesan air hujan 
belum lagi menjadi mutiara”

“Yang menjadi sasaran cinta bukanlah bentuk-
apakah itu cinta untuk kepentingan dunia ini atau untuk akhirat”

“Ada orang asing tergesa-gesa mencari tempat tinggal, 
seorang teman membawanya ke sebuah rumah rusak,, 
“Jika rumah ini beratap” katanya,
 “kau dapat tinggal di sebelah tempatku. 
Keluargamu juga akan kerasan di sini, 
jika di situ ada sebuah kamar lagi” .
”Ya”, katanya, 
“enak sekali tinggal di sebelah teman-teman, 
tapi kawanku sayang, 
orang tak dapat tinggal di dalam ‘jika’

”Iri hati membuat aku berkata,
”Aku masih rendah untuk menghadapi si polan dan si polan, 
dan nasibnya yang baik menambah diriku yang serba kurang” 
Memang iri hati adalah suatu cacat, lebih dari apapun”

“Jika hati tidak ada, bagaimana badan dapat bicara ? 
Jika hati tidak mencari, bagaimana dapat mencari ?"

“Tidak perlu membakar selimut baru hanya karena seekor kutu, 
juga aku tidak membuang muka dari kau 
hanya karena kesalahan yang tak berarti”

“Siapapun yang melihat kesalahannya sendiri 
sebelum melihat kesalahan orang lain, 
mengapa mereka tidak mengoreksi diri sendiri? 
Manusia di dunia 
tidak melihat diri mereka sendiri 
dan yang demikian 
mereka akan saling menyalahkan”

“Kemurahan hati datang dari mata -bukan dari tangan- 
dialah yang melihat benda-benda itu, 
hanya seorang yang melihat terpelihara”

“Persis seperti hati yang menjadi bahagia di tempat yang hijau 
dengan tanaman yang sedang tumbuh, 
keakraban dan keramahan lahir bila jiwa kita jadi gembira”

“Adakalanya 
lebih baik bersama dengan orang yang kurang terhormat 
daripada tinggal seorang diri. 
Kendati gagangnya sudah rusak, 
setidaknya ia masih melekat di pintu”

“Dengan cinta, yang pahit menjadi manis, 
dengan cinta, tembaga menjadi emas, 
dengan cinta sampah menjadi jernih, 
dengan cinta yang mati menjadi hidup, 
dengan cinta yang raja menjadi budak. 
Dari ilmu cinta dapat tumbuh. 
Pernahkah kebodohan menempatkan ruang di atas tahta begini?”

“Sejauh yang dapat kaulakukan 
janganlah menjejakkan kaki pada perceraian. 
Allah berkata, 
“Dari segala yang dihalalkan, 
dan yang sangat Ku-benci adalah perceraian” 
(hadis Abu Dawud)

“Ya Allah, 
jadikanlah hati kami yang membatu ini seperti lilin, 
jadikanlah ratapan kami begitu sedap 
dan menjadi sasaran kasih-Mu”

“Jika dua orang sampai bersentuhan satu sama lain, 
tak dapat diragukan, 
mereka mempunyai persamaan. 
Bagaimana burung akan terbang kalau tidak dengan sempurna?”

“Lewat jendela 
antara hati dengan hati 
pancaran sinar yang mencerminkan kebenaran dan kebohongan”

“Bila sakit karena cinta menambah keinginanmu, 
bunga-bunga mawar dan lili mengisi taman jiwamu”

“Persaudaraan adalah seperti seonggok buah anggur, 
kalau kuperas akan menjadi satu sari buah. 
Yang mentah dan yang matang adanya berlawanan, 
tapi bila yang mentah juga menjadi matang, 
menjadi sahabat yang baik”

“Kekasih adalah segalanya, pecinta hanya sebuah tabir. 
Kekasih hidup abadi, pecinta hanyalah benda mati. 
Jika cinta meninggalkan perlindungan yang kuat, 
pecinta akan ditinggalkan seperti burung yang tanpa sayap. 
Bagaimana aku akan terjaga dan sadar 
jika tak disertai cahaya Kekasih. 
Cinta menghendaki firman ini disampaikan. 
Jika kita menemukan cermin hati yang kusam karat ini 
tidak terhapus dari wajahnya”

“Penyakit pecinta tidak seperti yang lain, 
Cinta adalah Astrolab segala misteri Tuhan. 
Baik cinta dari langit atau dari bumi 
sama-sama menunjuk kepada Tuhan. 
(ket: astrolab adalah alat astronomi primitif)

“Jika hatimu menjadi kuburan rahasia, 
hasrat hatimu akan diperoleh lebih cepat. 
Nabi berkata, bahwa 
barang siapa dapat menjaga rahasia dalam lubuk hatinya 
dia akan segera mencapai hasrat yang ditujunya. 
Jika benih-benih ditanam di dalam tanah, 
segala rahasia batin akan menjadi taman yang subur”

“Cinta orang yang sudah mati tidak selamanya, 
sebab yang sudah mati tak akan kembali. 
Tapi cinta orang yang masih hidup 
lebih segar daripada kuncup yang baru bersemi, 
baik bagi mata batin atau mata lahir. 
Pilihlah cinta Yang Hidup Abadi yang tak akan pernah berakhir, 
yang memberikan kita anggur yang menambah kehidupan. 
Jangan berkata,
 “Kami punya jalan masuk kepada Raja itu” 
Berhubungan dengan dermawan tidaklah sulit”

“Jalan kehidupan rohani membuat badan remuk 
dan kemudian memulihkannya menjadi sehat. 
Dia menghancurkan harta berharga 
dan dengan harta itu 
dapat membangun lebih baik dari sebelumnya”

“Orang makin memperhatikan dunia materi, 
dia akan makin terlena terhadap dunia rohani. 
Apabila jiwa kita sudah terlena di depan Tuhan, 
yang lain, 
yang tak terlena mendekati pintu rahmat Ilahi”

“Dalam perjalanan itu 
tak ada lorong sempit yang lebih sulit dari ini, 
beruntunglah orang yang tak membawa kedengkian 
sebagai teman”

“Jika sepuluh lampu 
ada di satu tempat berbeda bentuk satu sama lain, 
namun kita tak dapat membedakan itu d
ari sinar yang mana bila memusatkan pada satu cahaya. 
Dalam dunia rohani tak ada perbedaan, 
tak ada pribadi-pribadi yang muncul. 
Yang terindah adalah keserasian Sahabat dengan sahabat-Nya. 
Berpeganglah kuat-kuat pada rohani. 
Tolonglah si keras kepala ini yang terpecah-belah sendiri, 
yang mungkin terdapat persatuan di bawahnya, 
seperti harta terpendam”

“Janganlah gunakan pedang kayu dalam perang. 
Pergilah, 
cari yang dari baja, 
kemudian majulah dengan gembira. 

Pedang hakikat adalah pelindung seorang wali Tuhan, 
saatmu bersama dia sungguh berguna 
seperti piala kehidupan itu sendiri. 
Semua orang arif berkata sama, 
orang yang mengenal Tuhan adalah 
rahmat Tuhan kepada hamba-hambaNya”

“Tanamkanlah kecintaan para kekasih Tuhan 
dalam semangatmu, 
jangan serahkan hatimu kepada apa pun 
tapi cinta mereka yang berhati gembira. 
Janganlah mengunjungi tetangga yang berputus asa, 
harapan masih ada. 
Jangan pergi ke arah yang gelap, 
karena matahari masih ada”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar