Senin, 30 Mei 2016

MASA DIGITAL DI INDONESIA


Sering kita mendengar istilah era digital di berbagai kesempatan, 
seperti iklan gadget
acara perbincangan di TV bahkan di saat kita bercakap-cakap 
dengan rekan atau keluarga kita. 
Oleh sebab itu, 
sangat relevan apabila dalam kesempatan ini kita membahas 
apakah yang dimaksud era digital itu 
dan bagaimana kita melihat era digital di Indonesia 
dari cara pandang atau perspektif Payung Grant. 

Hal pertama yang harus kita ketahui adalah apakah arti kata era digital itu? 

Era digital merupakan suatu masa 
di mana sebagian besar masyarakat pada era tersebut 
menggunakan sistem digital dalam kehidupan sehari-harinya. 
Sistem digital mengacu pada bentuk bahasa binari, 
di mana ‘kata’ dalam sistem tersebut disebut bits
yang terdiri dari urutan angka 0 dan 1. 

Sistem digital ini terbukti lebih mutakhir 
dari sistem yang dikembangkan sebelumnya, yaitu sistem analog. 

Kerja sistem analog berbeda dengan sistem digital. 
Sistem analog menghasilkan sinyal tiruan dari suara/ sinyal asli 
yang didapat secara utuh dari alam, 
sehingga kualitas sinyal tiruan yang didapat terkadang kurang jelas 
dikarenakan adanya faktor degradasi sinyal dan noise (suara latar yang mengganggu) 
(Carlin, 2010: 229).

Sebaliknya, 
sistem digital dapat menghilangkan faktor pengganggu saat mentransmisi sinyal asli 
dengan cara encoding (mengubah sinyal asli menjadi bits) 
dan sampling dan quantizing 
(membuat sampel gelombang suara 
dan mengaturnya dalam interval 
yang disesuaikan berdasarkan kecepatan tertentu)
sehingga hasilnya lebih jernih, akurat 
dan tidak mengalami delayed sinyal (sinyal tunda) (Carlin, 2010:230)

Menurut Communication Technology Timeline yang dikutip Dan Brown, 
berbagai jenis media elektronik di dunia 
mulai merebak pada awal tahun 1880an 
dimulai dengan alat komunikasi telepon, tape-recorder, radio. 
Barang elektronik lainnya seperti televisi, TV kabel, telepon selular 
baru mulai digunakan oleh banyak masyarakat sekitar tahun 1940 – 1970an  
(Grant, 2010: 10). 

Teknologi komunikasi dari media elektronik 
pada awalnya masih menggunakan sistem analog, 
dan baru beralih ke sistem digital 
dengan ditandai hadirnya transformasi produk media 
seperti e-book, internet, koran digital, e-library, e-shop dsb. 

Masa ini juga sering disebut sebagai revolusi digital. 

Menurut wartawan Suara Merdeka, 
Muhamad Irsyam dalam artikelnya “Revolusi Digital dan Perilaku Konsumen” 
pada bulan 11 November 2013, 
revolusi digital ini telah dimulai pada awal tahun 1990an di dunia. 

Dengan mengingat prinsip-prinsip sistem digital tadi, 
maka era digital merupakan era di mana 
aliran informasi melalui media-media komunikasi bersifat jelas, akurat dan cepat.  

Menjadi sesuatu yang tidak terelakkan bagi masyarakat Indonesia 
sebagai bagian dari masyarakat dunia, 
untuk ikut mengalami dampak dari revolusi digital ini. 

Yang menjadi pertanyaan kemudian, 
bagaimana kesadaran masyarakat Indonesia sebagai pengguna media digital 
dilihat dari Perspektif Payung Grant. 

August E. Grant dan Jennifer H. Meadows dalam buku mereka  
Communication Technology Update 
memberikan satu perspektif dalam memandang Teknologi Komunikasi, 
yang terkenal dengan nama Perspektif 
Payung Grant/ Umbrella Perspective on Communication Technology.  

Cara pandang tersebut merupakan sintesa dari dua pendapat ahli komunikasi, 
Everett M. Roger dan Ball-Rokeach. 

Dalam definisi teknologi komunikasinya, 
Roger memasukkan faktor kontekstual perangkat keras (hardware equipment), 
pengelolaan infrastruktur, dan nilai-nilai sosial dari interaksi antar individu 
saat mengumpulkan, memproses dan saling bertukar informasi. 

Sedangkan Ball-Rokeach memberikan faktor-faktor lain yang lebih luas 
 melalui teorinya mengenai ketergantungan sistem media. 

Menurutnya, 
media komunikasi dapat dipahami dengan cara menganalisa 
hubungan ketergantungan antar faktor individu, 
antar  faktor pengelolaan (struktur) 
dan antar faktor sistem 
di mana di dalamnya terbagi menjadi 
sistem media, sistem politik dan sistem ekonomi.

Dari kedua pendapat ahli komunikasi tadi, 
secara visual berbentuk payung, 
Grant menyimpulkan bahwa 
Teknologi Komunikasi terdiri dari lapisan yang paling bawah yaitu 
faktor teknologi perangkat keras dan lunak, 
di atasnya faktor pengelolaan infrastruktur 
yang berkaitan dengan pengelolaan produksi dan distribusi teknologi, 
kemudian di tingkat paling atas adalah 
faktor sistem politik, ekonomi dan media. 

Karena payung selalu mempunyai pegangan, 
maka pada bagian pegangan payungnya adalah 
pengguna media itu sendiri, 
dalam konteks 
bagaimana ia menguasai penggunaan teknologi tersebut. 

Untuk mengetahui gambaran era digital di masyarakat Indonesia, 
maka faktor sistem (politik, ekonomi, dan media), 
pengelolaan infrastruktur, 
teknologi perangkat tadi akan dianalisa 
dan dikategorikan perannya dalam penyebaran teknologi. 

Manakah dari faktor-faktor di atas 
yang menjadi faktor pendukung (enabling factor), 
 faktor pembatas (limiting factor), 
 faktor motivasi (motivating factor), atau 
faktor penghalang (inhibiting factor).
 
Faktor pendukung 
merupakan elemen-elemen yang membuat perubahan teknologi terlaksana. 
Di Indonesia, 
faktor pendukung masyarakat Indonesia 
sebagai pengguna sistem digital yang handal adalah 
faktor teknologi hardware dan software.  

Seperti yang kita lihat berbagai merek gadget  
ditawarkan dengan versi yang lebih baru hanya dalam hitungan beberapa bulan, 
 dengan fitur atau aplikasi tambahan yang lebih mudah dan interaktif 
bagi penggunanya untuk berkomunikasi. 

Wira Respati dalam jurnal ilmiah mengutip pendapat Strubbar dan LaRose (2006:19) 
bahwa ciri khas media di masyarakat informasi adalah unsur interaktifitas. 
Maka tidaklah mengagetkan bila banyak  aplikasi media sosial interaktif 
yang ditawarkan sebagai faktor pendukung, 
seperti misalnya, Line, Whatsapp, Facebook, Path, dsb. 

Faktor ekonomi pun ikut berperan mendukung penggunaan teknologi digital 
di masyarakat Indonesia. 
Contohnya, 
saat ini masyarakat Indonesia dihadapkan pada banyak pilihan smartphones 
dengan harga terjangkau, 
dengan aplikasi interaktif gratis 
yang dapat diunduh dari market smartphone tersebut 
sehingga memudahkan mereka untuk  mengakses informasi dan bersosialisasi. 

Faktor pendukung lainnya adalah sistem media di Indonesia 
yang sangat beragam mulai dari media TV maupun media tulis, 
yang kemudian menjadi jalur yang seakan menghipnotis masyarakat 
dengan informasi beragenda memasarkan inovasi media. 

Faktor –faktor inilah yang mendorong banyaknya pemilik smartphones 
 dari berbagai kalangan di Indonesia. 
Bahkan kalangan kelas bawah pun sudah mampu membeli smartphones. 

Sebaliknya, 
faktor pembatas 
merupakan faktor yang menghalangi penyebaran teknologi inovasi tersebut.  

Meski pengguna smart technology di Indonesia telah mencapai 41 juta orang, 
seperti yang dilansir oleh Yahoo and Mindshare dalam hasil riset mereka 
per pertengahan tahun 2013, 
faktor pengelolaan dan 
bahkan pengembangan infrastruktur pendukung teknologi digital 
masih menjadi elemen pembatas di Indonesia. 

Kurangnya jumlah BTS (Base Transceiver Station) 
dari berbagai service provider baik swasta maupun BUMN 
yang jauh dari kata memadai serta ketidak jelasan rencana kerja pemerintah, 
menjadi penghambat.  

Terbukti dengan sangat akrabnya kita dengan pernyataan,
 “Wah… nggak ada sinyal nich,” atau 
“Lho?, di sini (layar smartphone) 3G, 
kok nggak bisa browsing sich?” 

Fakta tersebut membuktikan bahwa 
 kesiapan perangkat keras dan lunak 
belum diimbangi dengan kesiapan infrastruktur teknologi komunikasi di Indonesia.

Faktor motivasi tentu saja berarti faktor pendorong. 
Kebutuhan masyarakat Indonesia zaman sekarang 
akan eksistensi diri (narsisme) 
menjadi faktor pendorongnya. 

Mereka ingin mendapat pengakuan dari social network/ teman-teman mereka 
akan keberadaan dan peran mereka di lingkungan sosial mereka. 
Sistem demokrasi Indonesia pun ikut menjadi faktor motivasi. 

Di era demokrasi ini, 
teknologi digital merupakan salah satu media yang cocok 
untuk menjawab kebutuhan kebebasan berpendapat 
terhadap isu-isu pemerintahan atau isu-isu sosial lainnya. 

Misalnya di saat pemerintah Indonesia ingin mensosialisasikan BPJS, 
maka pemerintah membuat website interaktif atau membuka akun Facebook, 
untuk  menginformasikan kebijakan BPJS yang baru kepada masyarakat 
sekaligus membuka ruang diskusi interaktif dengan forum tanya jawab virtual.

Faktor inhibiting/ faktor penghalangnya adalah kurang cepatnya pemerintah 
dalam menanggapi fenomena dari era digital, 
di mana prinsip-prinsip era digital yang mendorong kebebasan laju informasi. 

UU ITE yang disahkan pada tahun 2008 oleh pemerintah 
belum mampu mengatur sosial media 
di mana memberikan ruang laju pendapat yang begitu liberal 
dari pelaku yang tidak dibatasi teritorial negara. 

Pasal 28 ayat 2 UU ITE misalnya, menyebutkan

 “Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, ras, agama, dan antargolongan


Dengan hukuman pidana maksimum 6 tahun atau denda sebesar Rp. 1 miliar, 
seakan bertentangan dengan asas demokratis yang sedang dijalankan negeri ini. 

1 komentar:


  1. KAMI SEKELUARGA TAK LUPA MENGUCAPKAN PUJI SYUKUR KEPADA ALLAH S,W,T
    dan terima kasih banyak kepada AKI atas nomor togel.nya yang AKI
    berikan 4D/ angka [] alhamdulillah ternyata itu benar2 tembus AKI.
    dan alhamdulillah sekarang saya bisa melunasi semua utan2 saya yang
    ada sama tetangga.dan juga BANK BRI dan bukan hanya itu AKI insya
    allah saya akan coba untuk membuka usaha sendiri demi mencukupi
    kebutuhan keluarga saya sehari-hari itu semua berkat bantuan AKI..
    sekali lagi makasih banyak ya AKI… bagi saudara yang suka main togel
    yang ingin merubah nasib seperti saya silahkan hubungi AKI ALIH,,di no (((_082 313 669 888_)))insya allah anda bisa seperti saya…menang togel 275 JUTA , wassalam.


    dijamin 100% jebol saya sudah buktikan...sendiri....


    Apakah anda termasuk dalam kategori di bawah ini !!!!


    1"Dikejar-kejar hutang

    2"Selaluh kalah dalam bermain togel

    3"Barang berharga anda udah habis terjual Buat judi togel


    4"Anda udah kemana-mana tapi tidak menghasilkan solusi yg tepat


    5"Udah banyak Dukun togel yang kamu tempati minta angka jitunya

    tapi tidak ada satupun yang berhasil..



    KLIK DISINI 4d 5d 6d




    Solusi yang tepat jangan anda putus asah... AKI ALIH akan membantu

    anda semua dengan Angka ritual/GHOIB:

    butuh angka togel 2D/ ,3D/, 4D/ 5D/ 6D/ SGP / HKG / MALAYSIA / TOTO

    MAGNUM / dijamin

    100% jebol

    Apabila ada waktu

    silahkan Hub: AKI ALIH DI NO: (((_082 313 669 888_)))


    ANGKA RITUAL: TOTO/MAGNUM 4D/5D/6D/


    ANGKA RITUAL: HONGKONG 2D/3D/4D/6D/



    ANGKA RITUAL; KUDA LARI 2D/3D/4D/6D/



    ANGKA RITUAL; SINGAPUR 2D/3D/4D/ 6D/



    ANGKA RITUAL; TAIWAN,THAILAND



    ANGKA RITUAL: SIDNEY 2D/3D/4D 6D/






    ..(`’•.¸(` ‘•. ¸* ¸.•’´)¸.•’´)..
    «´
    _ ¨`»082 313 669 888
    ..(¸. •’´(¸.•’´ * `’•.¸)`’•.¸ )..


    الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل








































    BalasHapus