MEMPERTAJAMKAN MATA HATI TERHADAP KETAUHIDAN'
Makrifatullah,
adalah capaian yang sentiasa diimpikan oleh hamba.
Keberhasilan dalam
menapaki derajat tersebut
menjadi simbol akan ketajaman tauhidnya.
Sebagai makhluk terpilih,
untuk berjumpa dan menjalani hubungan paling
dekat
dengan Khaliq (Pencipta) terbuka sangat lebar.
Bahkan Dia telah
menunjukkan jalannya
melalui Al-Quran dan Sunnah Rasulullah saw.
Setiap hembusan nafas seorang hamba adalah nikmat Allah jua,
dan nikmat
itu selalu “segar” mengiringi desahnya.
Untuk itu, seorang hamba wajib
mensyukurinya.
Syukur yang paling rendah tingkatannya adalah
menyedari bahawa nikmat itu berasal dari Allah,
rela menerimanya serta
tidak mengingkarinya.
Adapun bentuk sempurnanya syukur adalah
pengakuan dengan bahasa rahsia bahawa
seluruh makhluk-Nya tidak akan
mampu
mengucapkan rasa syukur atas nikmat itu
meskipun yang terkecil
yang diberikan kepadanya,
meskipun melalui upaya yang besar.
Mengingati tumbuhnya taufik untuk mensyukuri nikmat itu sendiri
merupakan nikmat yang wajib di syukuri,
maka setiap syukur wajib di
syukuri,
begitu seterusnya, hingga tidak ada batas akhirnya.
Apabila Allah mengasihi seseorang,
Dia akan memberikan kepadanya
kemampuan mensyukuri nikmat-Nya,
merasa rela walau berapapun kecilnya,
sebab dia yakin bahawa,
sekecil apapun nikmat pemberian-Nya,
pada
hakikatnya tidak dapat diimbangi rasa syukur hamba.
(QS Al-Isra’:20) ertinya:
“Dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat dihalangi”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar