Senin, 30 Mei 2016

[QS. ADZ DZARIYAT:52]

"Demikianlah tidak seorang rasulpun 
yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, 
melainkan mereka mengatakan: 
"Ia adalah seorang tukang sihir atau orang gila".
[QS. ADZ DZARIYAT:52]
===========================================
Seseorang mendesak bertanya tentang kekuatan magis, 

cara mengobati penyakit dan kebahagiaan 
menurut Jalan Sufi kepada Guru Nourettin, sehingga Guru merasa jengkel.
Nourettin menjawab,
 "Sobat, engkau masih saja berjalan mengitari api unggun kami. 
Buanglah sifat srigala dan makanlah bersama-sama kami, 
 namun jangan makan lebih banyak dari kami! 
Engkau tidak mengerti tata cara memahami. 
Memahami sesuatu harus memakai aturan."

Pengunjung itu berkata, 
"Kalau begitu, 
berilah aku pengertian (tentang aturan berpikir itu) 
menurut Anda dan sahabat-sahabat Anda, 
agar aku dapat mengikuti cara berpikir Anda!"

Guru menjawab, 
'Apabila engkau masih menilai kami menurut dugaan-dugaanmu saat ini, 
maka engkau seperti melihat matahari dari sebuah kaca yang buram. 
Hal ini akan menimbulkan kesan mengenai kami 
menurut dugaan-dugaanmu dan sahabat-sahabatmu atau para musuhmu. 

Apabila engkau menghimpun fakta-fakta yang keliru mengenai kami, 
maka pengumpulan fakta itu pasti ditentukan oleh sebuah metode seleksi yang sesat 
dalam membuat serangkaian fakta mengenai kami. 
Sayangnya, 
meskipun mungkin tampak benar, 
namun rangkaian fakta itu tidak menunjukkan kebenaran yang engkau cari."

Apabila para sarjana yang diibaratkan seperti srigala mengitari api unggun Sufi itu 
 tidak mau berpikir secara jujur, 
maka rasa takjub yang tak terpisahkan 

dari upaya untuk mempelajari keajaiban itu 
tidak akan hilang. 
Hal ini seringkali disinggung: 
"Siapakah para pakar yang telah menerima penjelasan darinya (al-Ghazali) 
tentang rahasia-rahasia yang menggetarkan hati? ... 
Apakah benar-benar ada penjelasan yang dapat diterima mereka? 
Jika ada, penjelasan macam apa?"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar