Jalaluddin Rumi atau nama lengkapnya
Maulana / Mevlana Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi
al-Bakri adalah sang pujangga sufi dari tanah Persia. Selain penyair dia
juga tokoh sufi yang berpengaruh di zamannya.
Mevlana Rumi atau Jalaluddin
Rumi, mengekspresikannya tulisannya dalam bahasa cinta yang syarat
makna. Melalui puisi-puisinya Rumi menyampaikan bahwa pemahaman atas
dunia hanya mungkin didapat lewat cinta, bukan semata-mata lewat kerja
fisik. Dalam puisinya Rumi juga menyampaikan bahwa Tuhan, sebagai
satu-satunya tujuan, tidak ada yang menyamai.
Rumi yang memiliki kumpulan
puisi Rumi yang terkenal bernama al-Matsnawi al-Maknawi ini memiliki
ciri khas yang membedakannya dengan karya sufi penyair lain, yaitu
seringnya ia memulai puisinya dengan menggunakan kisah-kisah. Kisah ini
digunakan sebagai alat pernyataan pikiran dan ide untuk menyampaikan
pesan tersirat.
Beliau mendirikan mendirikan
sekolah dan tempat perguruan para Rumi yang kemudian ketika beliau wafat
dimakamkan ditempat ini. Di tempat inilah kemudian didirikan museum
Mevlana yang di penuhi oleh pohon mawar aneka warna yang indah di kota
Konya, Turki.
Museum Mevlana
Museum
ini juga disebut Istana Kebun Mawar atau Rose Garden karena banyaknya
bunga mawar aneka warna yang ditanam disana. Di musim semi, akan tampak
ribuan bunga mawar yang mekar dan semerbak mewangi diseluruh area
museum.
Ditempat itu pula dulu pernah menjadi pondok atau sekolah untuk para darwis, yang lebih dikenal sebagai whirling dervishes.
Zikir adalah salah satu tuntunan
Nabi Muhammad SAW untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Jalaluddin
Rumi, kemudian mengembangkan metode zikir dengan gerakan berputar yang
dikenal sebagai Dervish Dance.
Teknik menarikan ”Tari Darwis”
sangat mudah. Inti gerakan tari ini adalah berputar yang dilakukan
searah jarum jam dan dilakukan terus-menerus. Gerakan ini simbol alam
semesta yang selalu berputar mengelilingi garis edar masing-masing.
Tangan kanan menghadap ke atas
sebagai simbol menerima karunia Allah dan tangan kiri menghadap ke bawah
yang bermakna hendaknya manusia memberikan cinta kasih kepada sesama.
Terkadang masyarakat awam
mengira orang yang menari Darwis kesurupan karena bisa berputar-putar
begitu lama. Tidak, mereka bukan kesurupan namun justru tengah berada
dalam kesadaran yang tinggi dan mampu mengidentifikasi keadaan di
sekitarnya dengan lebih baik. Bahkan membuat mereka semakin merasa
menyadari siapa mereka sebagai makhluk ciptaanNya.
Memasuki
area museum melalui gerbang utama ke halaman marmer-beraspal. Air
mancur terletak di tengah-tengah halaman itu dibangun oleh Yavuz Sultan
Selim. Adapun sebelum masuk kedalam museum ini kita diwajibkan untuk
melapisi sepatu atau alas kaki kita dengan plastik yang disediakan.
Di dalam museum, terdapat dapur
para darwis (Matbah) dan Hurrem Pasha. Makam terletak di sisi kanan. Di
sisi kiri adalah 17 bilik darwis yang berjejer dan ilustrasi Rumi yang
sedang berdiskusi dengan sahabatnya. Konon, Rumi bisa menghabiskan waktu
berhari-hari lamanya untuk berdiskusi dan dari diskusi itu menghasilkan
ide-ide karyanya.
Disebelah kiri, terdapat koleksi
Masnavis (buku puisi yang ditulis oleh Mevlana), Al-Quran dan sajadah
bergambar, juga sebuah kotak tertutup kaca berisi jenggot nabi Muhammad,
SAW.
Satu philosophy dari Mevlana
Rumi yang akan terus teringat adalah; bahwa manusia terlahir untuk mati,
maka tidak ada alasan untuk kita untuk tidak selalu berbuat kebaikan
terhadap sesama agar hidup dengan keberkatan dan meninggal dalam keadaan
penuh amalan kebajikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar