Senin, 30 Mei 2016

Matematika dan Tauhid Islam, Sebuah Mata Rantai Terputus

Selamat Ber-Aha Eureka Kembali: 

Matematika dan Tauhid Islam, 

Sebuah Mata Rantai Terputus

Hampir setahun lebih sudah saya, Neo Revo, tidak aktif menulis. 
Pengunjung yang setia dan semua pembaca blogku yang budiman, 
 saya mohon maaf atas kevakuman tulisan saya. 
Dan menjelang Ramadhan 1431 H ini semoga saya terus kembali aktif menulis lagi.

Dalam awal tulisan saya kali ini, 
saya ingin menjelaskan mengapa saya tidak lagi berprofesi sebagai guru, 
dan kaitannya dengan masalah sekolah-sekolah Islam.
Perlu pembaca mengetahui tentang sedikit profesi saya. 
Saya berhenti menjadi guru persis setahun yang lalu. 
Banyak alasan yang dapat saya sampaikan kepada Anda, 
tetapi yang lebih penting saya sampaikan secara pribadi 
kepada Anda semua pembaca blogku setia adalah 
alasan utama yang mengganggu pikiran dan idealisme saya.

Saya adalah mantan guru bahasa Inggris untuk tingkat SMA di sebuah sekolah swasta 
di Bekasi. 
Sekolah tersebut 
(maaf saya tidak menyebutkan nama sekolah tersebut demi nama baik sekolah) 
bercirikan Islam meski tidak melabeli diri sebagai sekolah Islam. 
Dan saya adalah lulusan dari sebuah pondok pesantren 
selama 6 tahun dari tahun 1983-1989. 
Yang menjadi gangguan pikiran saya adalah 
mengapa sekolah Islam atau siswa-siswa Indonesia yang beragama Islam 
sangat kental dengan "virus jahat" ideologi 
atau alam filsafat Barat dalam mata banyak mata pelajaran wajib di kelas 
yang jauh dari nilai-nilai hakiki Islam? 

 Bagaimana lagi dengan sekolah yang tidak bercirikan Islam? 

Dapat Anda bayangkan bagaimana begitu banyak "virus jahat" ideologi 
yang menjangkiti siswa-siswa Indonesia yang mayoritas beragama Islam 
dalam pola pikir!

Pembaca yang budiman, 
saya selalu bertanya dan semoga Anda juga memiliki pertanyaan yang sama: 
Apa yang didapatkan dari sebuah sekolah berlabel Islam 
sedangkan dalam pelajaran di bangku sekolah masih ada "virus flisafat jahat" 
yang merusak aqidah dan pola pikir mereka terhadap keislaman itu sendiri?

Tiada guna secara maksimal untuk mencetak siswa 
yang mendapatkan nilai-nilai Islam meski mendapatkan pelajaran agama 
seperti pelajaran tentang Al Quran dan sebagainya 
jika pelajaran-pelajaran lain seperti biologi, fisika dan matematika 
masih saja berlandaskan alam filsafat Barat.

Untuk pelajaran terakhir yang saya sebutkan di atas, 
kali ini menjadi topik tulisan saya. 

Sebelum membahas hal ini kembali saya bertanya kepada Anda: 
Apa arti sekolah berlabelkan Islam 
jika mata pelajaran wajib lainnya yang berlandaskan alam filsafat Barat 
masih diajarkan untuk mereka? 
Lalu apa solusi terbaik dari hal ini?

Saya pernah berdiskusi tentang hal ini setahun yang lalu 
di masjid Al Akbar Surabaya dengan seorang professor 
dari salah satu sebuah universitas negeri di Surabaya. 
Lalu saya sampaikan solusi yang menurut saya cukup baik. 

Solusi tersebut adalah: 
Mengapa kita tidak mengumpulkan para penulis Islam 
yang memiliki potensi besar untuk menyusun buku pelajaran 
beserta kurikulumnya dengan pola pikir Quran-Hadits? 

Adalah tidak mungkin menjadi siswa yang Islam secara kaffah 
jika masih menggunakan kurikulum dan buku 
yang bertentangan dengan Islam 
meski ia sekolah dengan label Islam 
bahkan di sebuah pondok pesantren sekalipun!

Saya kebetulan masih memiliki anak berusia 4 tahun 
dan semenjak dini sudah saya wasiatkan kepada istri saya 
untuk tidak pernah menyekolahkan anak kami 
jika selama itu pula sekolah masih menggunakan 
kurikulum dan buku alam filsafat Barat. 

Kami hanya ingin ia belajar secara dalam Al Quran dan Hadits saja 
tanpa dicemari oleh "virus filsafat jahat" 
melalui pelajaran-pelajaran umum di sekolah.

Tampak sebuah hal yang aneh dan "ngaco" bagi orang tua yang lain 
tentang sikap kami ini, 
tetapi jika Anda membaca artikel saya ini 
boleh jadi Anda setuju dengan saya.  
Toh kalaupun tidak,
 minimal saya telah "meracuni" pola pikiran Anda 
untuk berpikir sejenak tentang idealis saya.

Kini mari saya hantarkan Anda ke topik utama tulisan saya. 

Jika Anda membaca rumus E=MC2  
tentu Anda mengenal rumus tersebut ketika belajar fisika di bangku SMA. 
Atau rumus s=v.t atau rumus fisika dan kimia yang lain. 
Tentu rumus-rumus tersebut sering dikaitkan dengan nama penemunya 
sebagai penghargaan atas jerih payah mereka menemukan rumus tersebut.

Tetapi pernahkah terbesit di pikiran Anda 
siapa yang menemukan sebuah kemutlakan dalam matematika: 1+1 = 2? 
Atau mengapa semua manusia di jagat bumi ini tanpa sadar sepakat bahwa 1+1 =2? 
Mengapa tidak ada yang memiliki aturan lain jika 1+1= 5 misalnya? 
Dan mengapa semua manusia di jagat ini sepakat bahwa 
angka 1 adalah angka benar-benar tunggal? 
Dan mengapa seluruh manusia di muka bumi ini sepakat 
dengan bilangan yang sama? 
Siapa yang mengajarkan hal ini kepada semua manusia di muka bumi ini? 
Mengapa tidak ada yang mengklaim jika 1+1=2 adalah rumus seseorang? 
Jika Archimedes yang kotasi Aha Eureka! 
miliknya saya jadikan label untuk blog ini dianggap sebagai jenius 
dengan rumusnya FA=ρ.g.V bukanlah penemu 1+1=2, 
atau Newton atau bahkan Einstein sekalipun, lalu siapa? 

Dan mengapa kita setuju saja waktu diajarkan oleh guru kita di kelas 
dan tidak memprotes 
jika kita punya "rumus" sendiri untuk hasil penjumlahan 1+1? 

Jika Anda masih duduk di bangku sekolah 
dan mengajukan pertanyaan kepada guru matematika Anda 
mengapa 1+1=2 dan tidak 1+1=3 
 tentu guru Anda menjawab sederhana: ya begitulah perhitungannya. 
Dan jika Anda bertanya lagi kepada guru Anda 
siapa yang menemukan 1+1=2 
 tentu guru Anda tidak mampu menjawabnya.

Pembaca yang budiman semoga pertanyaan awal tersebut 
mengganggu pikiran Anda. 
Boleh jadi ini tidak pernah terpikirkan oleh Anda sebelumya. 
Tentu Anda sepakat dengan saya bahwa 
TIDAK ADA PENEMU untuk 1+1=2 atau perhitungan lainya!

Jika tidak ada, 
lalu siapa yang mengajarkan hal ini 
dan mengapa semua manusia di jagat ini sepakat dalam hal yang sama?

Jawabannya, 
dan mungkin Anda terkejut adalah 
hal ini diajarkan oleh Allah secara langsung kepada Nabi Adam as 
sewaktu beliau belum diturunkan di muka bumi ini. 

Satu pertanyaan dalam diri Anda adalah: 
darimana fakta ini saya dapatkan?
Jawaban dari pertanyaan Anda adalah 
karena sistem bilangan matematika adalah 
jalan menuju tauhid murni Allah SWT. 

Ingatlah dalam ayat pertama 
dari surat Al Ikhlas Allah berfirman: قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ.
Konsep tunggal dan angka 1 adalah 
ilmu mutlak yang diajarkan oleh Allah kepada Nabi Adam 
sebagai manusia pertama dan 
wajib untuk diteruskan kepada anak cucu beliau nantinya. 

Sebagai ilmu dasar untuk mengenal konsep SATU Allah SWT 
maka adalah sangat logis jika Allah mengajarkan matematika dasar 
kepada Nabi Adam agar beliau meyakini secara logis dan ainul yaqin 
akan SATU tuhan atau tauhid Allah.

Tidak mungkin Nabi Adam mengetahui tentang tauhid Allah 
jika beliau tidak diajarkan secara langsung oleh Allah sendiri 
akan matematika dasar 
sedangkan manusia memilki potensi dahsyat dalam rasionya 
untuk memahami konsep matematika yang rumit.

Bilangan, perhitungan dan kemutlakan matematika seperti 1+1=2 
tentu sudah lebih dulu Allah ajarkan agar manusia tidak tersesat 
dalam memahami keesaan Allah. 
Oleh karenanya, 
jika ada yang ngotot mengatakan 1+1+1=1 dan membantah 1+1+1=3, 
maka dalam pergaulan kita sehari-hari tentu orang tersebut dianggap bodoh 
dan bahkan dianggap gila. 
Mengapa? 
Karena hasil perhitungan berbeda dengan manusia yang lain 
di seluruh muka bumi ini.

Konsep tauhid sejatinya adalah 
konsep matematika dasar yang sudah dibekali oleh Allah 
untuk seluruh manusia melalui nabi Adam. 
Dan ketika nabi Adam diturunkan ke muka bumi 
maka yang diajarkan oleh beliau untuk anak dan cucunya adalah 
konsep dasar matematika ini 
agar tidak rancu memahami tauhid Allah. 
Dan ini terus diajarkan sebagai pelajaran wajib 
agar meyakini secara logis dan haqqul yakin 
(khusus nabi Adam saya sebutkan ainul yaqin dan begitu pula para nabi) 
akan ketauhidan Allah. 

Salah satu yang diajarkan 
 oleh nabi Adam kepada anak dan cucu-cucunya adalah 1+1=2 
dan tidak ada jawaban lain! 

Hal ini penting bahwa tidak ada tuhan lain selain Allah. 
Jika ada tuhan lain 
maka dua tuhan tidak mungkin mampu mengolah alam raya ini 
secara harmonis 
sedangkan dalam diri tuhan masing-masing memiliki kekuasaan mutlak. 
Mengapa? 
Karena 1 tidak sama dengan 2! 

Kembali ke persoalan awal pertanyaan saya. 
Adalah hal yang memiriskan hati kita pada hari ini 
dimana mata pelajaran matematika kita jauh dikaitkan dengan ketauhidan Allah. 
Tidak ada buku-buku pelajaran matematika yang beredar di Indonesia 
secara khusus untuk sekolah-sekolah Islam atau pondok pesantren 
mengkaitkan matematika dengan tauhid. 
Padahal Islam memiliki pakar matematika yang sangat disegani di Barat 
dalam bidang matematika. 
Beliau tersebut adalah Al Khawarizmi. 

Islam, dengan konsep قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ mengajarkan kita semenjak dini 
akan matematika dasar ke setiap anak kita 
agar mereka tidak mengalami kerancuan 
akan konsep satu dan bilangan yang lain. 

Konsep ini merupakan pelajaran wajib bagi setiap anak muslim. 
Logikanya adalah pelajaran matematika dasar juga wajib diajarkan 
oleh orang tua kepada anaknya agar ia tidak tersesat 
dalam memahami keesaan Allah.

Uniknya hari ini adalah di Barat 
yang mayoritas beragama Nasrani dan di Barat pula hari ini 
terkenal dengan jago matematika 
masih ada yang ngotot mempertahankan konsep trinitasnya 
dengan mengatakan 1+1+1=1. 

Padahal dari kesepakatan seluruh manusia di muka bumi ini 
entah ia beragama apa saja 
pasti ketika di bangku sekolah diajarkan 1+1+1=3 
dan tidak pernah 1+1+1=1.

Pembaca yang budiman, 
ironisnya pada hari ini 
matematika menjadi mata rantai yang terputus dengan tauhid Allah 
padahal matematika diajarkan dan juga menjadi mata pelajaran wajib 
di sekolah-sekolah yang berlabelkan Islam. 
 Ini baru matematika yang menjadi dasar perhitungan 
untuk mata pelajaran eksata lainnya seperti fisika dan kimia. 

Jika matematika saja sudah terputus dengan tauhid Allah 
tentu pelajaran fisika dan kimia terputus juga. 
Sebuah ironi yang fatal 
mengingat Islam identik dengan logika matematika mutlak.

Oleh karena hal ini saya keluar dari profesi saya 
dan mencari konsep kurikulum dan buku mata pelajaran 
yang benar-benar tidak terputus dengan tauhid Allah. 
Fisika, kimia dan bahkan biologi 
semuanya tidak pernah terputus dengan tauhid Allah 
karena Allah meliputi segala hal di alam raya ini. 

Ironisnya, 
hari ini sekolah-sekolah bercirikan islami jauh dari ketauhidan Allah 
dengan suka rela mengunyah lalu menelan dengan nikmat 
kue pahit filsafat Barat 
dalam banyak mata pelajaran 
tanpa sadar kue tersebut juga mengandung racun berbahaya.

Sudah saatnya para pakar ilmu beraqidah Islam duduk bersama 
lalu membuat kurikulum dan buku mata pelajaran 
dengan konsep Al Quran dan Hadits. 

Sangat banyak yang harus disampaikan
 dalam buku mata pelajaran tersebut 
dengan mata rantai tauhid. 

Dan sudah saatnya pula kita membuang jauh-jauh "virus jahat" filsafat 
dalam mata pelajaran di sekolah-sekolah Islam. 
Dan sudah saatnya pula setelah Anda membaca artikel saya ini 
untuk merubah pola pikir Anda 
terhadap banyak mata pelajaran hari ini. 

Bagaimana pendapat Anda?

 

1 komentar:


  1. KAMI SEKELUARGA TAK LUPA MENGUCAPKAN PUJI SYUKUR KEPADA ALLAH S,W,T
    dan terima kasih banyak kepada AKI atas nomor togel.nya yang AKI
    berikan 4D/ angka [] alhamdulillah ternyata itu benar2 tembus AKI.
    dan alhamdulillah sekarang saya bisa melunasi semua utan2 saya yang
    ada sama tetangga.dan juga BANK BRI dan bukan hanya itu AKI insya
    allah saya akan coba untuk membuka usaha sendiri demi mencukupi
    kebutuhan keluarga saya sehari-hari itu semua berkat bantuan AKI..
    sekali lagi makasih banyak ya AKI… bagi saudara yang suka main togel
    yang ingin merubah nasib seperti saya silahkan hubungi AKI ALIH,,di no (((_082 313 669 888_)))insya allah anda bisa seperti saya…menang togel 275 JUTA , wassalam.


    dijamin 100% jebol saya sudah buktikan...sendiri....


    Apakah anda termasuk dalam kategori di bawah ini !!!!


    1"Dikejar-kejar hutang

    2"Selaluh kalah dalam bermain togel

    3"Barang berharga anda udah habis terjual Buat judi togel


    4"Anda udah kemana-mana tapi tidak menghasilkan solusi yg tepat


    5"Udah banyak Dukun togel yang kamu tempati minta angka jitunya

    tapi tidak ada satupun yang berhasil..



    KLIK DISINI 4d 5d 6d




    Solusi yang tepat jangan anda putus asah... AKI ALIH akan membantu

    anda semua dengan Angka ritual/GHOIB:

    butuh angka togel 2D/ ,3D/, 4D/ 5D/ 6D/ SGP / HKG / MALAYSIA / TOTO

    MAGNUM / dijamin

    100% jebol

    Apabila ada waktu

    silahkan Hub: AKI ALIH DI NO: (((_082 313 669 888_)))


    ANGKA RITUAL: TOTO/MAGNUM 4D/5D/6D/


    ANGKA RITUAL: HONGKONG 2D/3D/4D/6D/



    ANGKA RITUAL; KUDA LARI 2D/3D/4D/6D/



    ANGKA RITUAL; SINGAPUR 2D/3D/4D/ 6D/



    ANGKA RITUAL; TAIWAN,THAILAND



    ANGKA RITUAL: SIDNEY 2D/3D/4D 6D/






    ..(`’•.¸(` ‘•. ¸* ¸.•’´)¸.•’´)..
    «´
    _ ¨`»082 313 669 888
    ..(¸. •’´(¸.•’´ * `’•.¸)`’•.¸ )..


    الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل








































    BalasHapus